Mohon tunggu...
Irfan Taufik
Irfan Taufik Mohon Tunggu... Freelancer - Freelancer

Saya mempunyai ketertarikan untuk mengeksplore hal baru, hobi menulis, dan ingin menjadi orang yang punya banyak harta.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Mengadu Nasib dari Judi Online

7 November 2024   16:06 Diperbarui: 7 November 2024   16:06 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber gambar : (Bank Mega) https://blog.bankmega.com/mengungkap-dunia-judi-online-sejarah-tren-dan-dampak-sosialnya/

Judi online sedang marak ya?

oke, disini saya tidak akan membagikan berita tentang judi online!!!

jadi, kalau mau tau berita terbaru tentang judi online. kalian bisa lihat disini

saya berharap cerpen saya ini, dibaca oleh banyak orang yang masih suka main judi online dan dishare oleh teman-teman yang memiliki kerabat yang masih bermain judi slot. okeeeee, cukup basa basinya. ayo simak, cerpen ini!

CERITA NYATA DARI SESEORANG!

tahun 2020, 

semasa pandemi corona sedang berlangsung, 3 orang anak bersedih menangisi ibunya karena pergi untuk selamanya. kematian sang ibu disebabkan karena suatu penyakit. ibu mereka adalah satu-satunya orang tua yang mereka miliki karena sang ayah telah meninggal pada tahun 2017. namun, sang ibu meninggalkan harta warisan yang sangat banyak berupa : 1 usaha sayuran yang produktif dengan banyak pelanggan, 2 rumah, 2 mobil, 3 motor, serta uang hampir 100 juta.

setahun pertama,

hidup ketiga anak ini sejahtera karena bisnis orang tuanya dikelola oleh sang anak pertama yang sudah mengetahui mekanisme bisnis seperti supplier, harga jual, dan sebagainya.

masuk pada akhir tahun 2021,

anak pertama mulai mencoba permainan judi online. dia menuturkan bahwa permainan yang ia coba adalah "mahyong" dengan alasan iseng. tanpa disadari, sedikit demi sedikit ia rutin memakai uang penghasilan bisnis. hal ini diketahui oleh anak kedua, karena penurunan pemasukan yang signifikan. akhirnya anak pertama ini jujur mengenai lantaran untuk apa uang tersebut digunakan. anak kedua yang dewasa menyarankan abangnya untuk menikah agar tidak kecanduan judi online lebih dalam lagi.

namun, setelah menikah dengan kekasihnya. ia masih tetap memakai uang usaha hingga sudah tak ada modal lagi untuk membeli sayuran yang akan dijual. ia dimarahi habis-habisan oleh sang istri dan adik-adiknya. sejak saat itu, ia berjanji tak akan bermain judi. akhirnya, mereka semua sepakat menjual 1 mobil pribadi untuk melanjutkan bisnis keluarga yang sempat terhenti dan untuk biaya keperluan adik-adiknya. hal ini karena anak kedua dan anak ketiga masih sekolah dan berkuliah.

lagi dan lagi, tepatnya pertengahan tahun 2022,

anak pertama kembali dalam mode "kumat", sudah tak ada uang lagi untuk menjalankan bisnis keluarga tersebut. bedanya, saat dinasehati oleh anak kedua dan istrinya, anak pertama ini marah dengan bergumam "duit mamah kan masih banyak, pake aja dulu yang 100 juta".

anak kedua mengingatkan, kalo uang itu buat biaya pendidikan adik mereka hingga kuliah dan sarjana nanti. namun, secara diam-diam anak pertama memakai uang tersebut karena ia tahu pin atm milik adiknya.

singkat cerita..

diakhir, 2022. 

anak pertama dan istrinya bercerai.

dan tiga adik berkaka tersebut berunding tentang pembagian warisan.. akhirnya mereka sepakat, kalau 1 mobil, 3 motor, dan 1 rumah untuk anak kedua dan anak ketiga. sang anak pertama, dapat 1 rumah lainnya. namun, anak kedua memberikan ultimatum "kalau warisan milik anak pertama abis, jangan memohon kepada mereka".

tanpa butuh waktu lama, anak pertama meminta kepada kakanya almarhum ayahnya untuk menjual rumah warisan milik dia. awalnya, ditolak namun karena anak pertama bermulut manis dan memohon untuk diberikan kesempatan kedua. akhirnya rumah itu terjual diharga, 320 juta. dan semua uangnya, menjadi milik anak pertama tersebut. awalnya, ia memberikan 20 juta kepada kakanya almarhum ayahnya karena telah menolong menjual rumah warisannya. namun, uang tersebut ditolak dan berharap digunakan dengan sebaiknya-baiknya.

kalian tau? 320 juta itu bertahan berapa lama?

hanya sekitar 4 bulan saja bertahan. tidak usah bertanya uang tersebut untuk apa karena anak pertama tersebut menyampaikan bahwa dia sudah "kecanduan akut" dengan judi online. ia mencoba kerumah adiknya dengan muka sedih, murung, dan sebagainya. meskipun awalnya ditolak untuk tinggal sementara. namun adiknya mencoba kembali membuka pintu maaf, dan mengizinkan tinggal sementara dengan alasan "kalau abang udah kerja dan punya uang. abang harus cari kontrakan" karena usut punya usut adik kedua tersebut telah menikah dan suaminya tinggal dirumah itu.

bukannya menjadi pembelajaran, anak pertama malah menjadi-jadi. 2 bulan dia nganggur, dan diterima kerja sebagai tukang laundry pakaian tapi ia memakai uang milik bosnya dan akhirnya dipecat. 

tepat diakhir tahun 2023, ia diusir oleh adiknya karena tak ada perubahan. ia memutuskan untuk tinggal sementara dirumah teman baiknya dan bekerja menjadi pelayan gerobak teh solo.

dan kembali lagi, tepat pada bulan juni tahun 2024. ia kembali di phk oleh pemilik usaha teh solo karena terbukti curang dan menyelewengkan uang dagangan .

kini!

kini!

ia bekerja sebagai kuli angkut belanjaan disalah satu pasar.

yap, itulah cerpen mengenai "mengadu nasib dari judi online"

.....

bagi kalian yang masih bermain judi online, silahkan! silahkan!

tapi ingat, setiap pilihan hidup memiliki konsekuensi dan kalau udah memilih harus siap menerima konsekuensi atas pilihan kalian...

ada sebab ada akibat, oke oke.

semoga cerpen ini bermanfaat. saya akan kembali dengan tulisan - tulisan lainnya.

see you all!!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun