Giessen - Universitas di Jerman sejak lama terkenal dengan sistem pendidikan yang baik. Banyak ilmuwan besar dan peraih Noble lahir dari baiknya kualitas sistem dan metode pendidikannya. Namun pada era Nazi, mutunya mengalami penurunan yang tajam. Di era tersebut universitas dipaksa menuruti ideologi dan propaganda Nazi.
Tepat pada hari ini, 24 Februari 1920 adalah hari kelahiran Partai Nazi. Untuk mengingat kembali kejamnya hidup di era Nazi, marilah kita menengok ke belakang tentang suasana universitas di Era Nazi.
Nazi mewarisi 25 universitas dari Republik Weimar. Termasuk universitas tertua Hiedelberg, dan terbesar Berlin (Histclo).
Pemecatan dan pembersihan profesor dan mahasiswa non-Arya.
Ilmuwan terkenal, Albert Einstein, termasuk yang mengalami hal ini. Di JLU, 12 persen profesor diberhentikan, terutama di fakultas filsafat.
Jumlah mahasiswa juga menurun tajam sejak tahun 1933 saat Hitler mulai berkuasa. Jumlah mahasiswa saat itu 127.820 orang, turun drastis menjadi 58.325 di tahun 1939. Spekulasi yang berkembang, hal ini juga karena banyaknya mahasiswa yang menjalani dinas militer dan mahasiswi yang menjadi buruh pabrik senjata. Selain menjalani tugas ilmiah, mahasiswa (dan profesor) juga menjalani dinas militer dan kerja buruh (History Learning Site).
Pembakaran buku-buku yang berseberangan dengan ideologi Nazi.
University of Berlin kehilangan sekitar 50 persen gedung perpustakaan beserta koleksi buku di dalamnya (Daily Republican). Pembakaran ini tidak hanya dilakukan oleh Nazi, tapi juga oleh mahasiswa pendukung dengan alasan untuk melindungi orang Jerman dari budaya dan semangat non-Jerman (Library Arizona). Pada malam hari tanggal 10 Mei 1933, 70 ribu orang berkumpul di Opernplatz, Berlin. Mahasiswa membawa lebih dari 20 ribu buku untuk dibakar di taman kota tersebut (DW)
Kurikulum
Kurikulum dikontrol sangat ketat dan harus sejalan dengan propaganda Nazi. Misalnya, kedokteran di Justus-Liebig University Giessen (JLU) yang fokus untuk mendukung teori supremasi ras arya. Perubahan yang mencolok adalah perubahan kurikulum bidang filsafat. Di JLU sendiri, mahasiswa juga terkonsentrasi pada bidang tertentu. Tahun 1939, 60 persen mahasiswa JLU berada di fakultas kedokteran (JLU).
Fakultas ilmu politik didirikan untuk mendidik calon-calon pemimpin militer, pemimpin partai, pekerja administrasi, dan pekerja militer. Sementara fakultas science diarahkan untuk riset senjata (Histclo).
Tidak dapat dipungkiri bahwa selama regime Nazi, pendidikan di Jerman mengalami kemunduran. NAZI-fikasi di dunia pendidikan Jerman semakin membuat Jerman terpuruk.
-----------------------
Tulisan ini juga diterbitkan di yousufkurniawan.wordpress.com.