Mohon tunggu...
YoushianElmy
YoushianElmy Mohon Tunggu... -

professional nurse soon to be :D.. "I'd rather be hated for who I am than be loved for who I am not"

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

[KC] Ijinkan Aku Mencintaimu

1 Oktober 2015   07:43 Diperbarui: 2 Oktober 2015   22:05 409
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Youshian, No. 116

 

Masih di tempat yang sama, aku mencoba merangkai kebekuan yang kau titipkan sore tadi. Tak perlu kau tanya dan ragukan usahaku karena kau telah mengenalku lebih dalam dari diriku sendiri. Itulah mengapa aku tak pernah bisa dan rela walau hanya sekedar melepas bayangmu. Ta, kau adalah satu – satunya wanita yang mampu menahan mataku untuk berkedip dan juga memenjarakan jiwaku dalam hatimu. Tak pernah kubayangkan perkenalan ketika kau menabrakku dengan sepedamu 4 tahun yang lalu telah berhasil mengobrak – abrik benteng baja dalam diriku. Kau tahu persis bukan, semuanya sudah pernah aku tumpahkan padamu-tetang kehidupanku.

Semenjak wanita yang paling kucintai merusak kebahagian keluarga kami, aku tak pernah mau bersahabat dengan makhluk yang berjenis kelamin wanita. Aku sering menyebutnya “ibu” dahulu, tapi sekarang aku lebih suka memanggilnya wanita saja. Ya...wanita itu meninggalkan aku dan ayahku dengan alasan telah menemukan cinta sejatinya. Cinta sejati??? Benda sialan apakah itu?? Tanyaku dalam hati. Memang waktu itu aku masih berusia 7 tahun cukup muda untuk berkenalan dengan cinta sejati. Dan semenjak itu aku tak mau lagi berurusan dengan wanita ditambah lagi dengan cinta sejatinya, karena mereka berdua telah merenggut senyuman di keluargaku. Ayahku sangat kacau namun dia tetap menjadi lelaki yang bertanggungjawab dengan membesarkanku penuh kasih sayang.

Waktu memakan usiaku begitu rakus, hingga kini aku duduk di kursi kerjaku. Kulalui hari – hariku bersama ayahku dan Tuhan yang menghakimi takdirku. Aku tumbuh menjadi pria dewasa dengan julukan sang penakluk wanita. Tak diragukan memang, menurut sebagian besar orang aku adalah lelaki yang cuek tetapi romantis ditambah balutan wajah tampan, rahang kuat-yang mirip dengan Indra Bruggman-lengkap dengan tubuh atletisku. Aku lebih suka menamai perjalanan ini dengan sebutan usaha mencari makna tentang makhluk berjenis kelamin wanita dan cinta sejati, daripada pelampiasan pada wanita dan cinta sejati. Karena memang aku bukanlah orang yang bersahabat dengan permainan sejenis balas dendam. Biarlah mereka di sana menyebutku lelaki playboy, tidak setia, penjahat hati, tidak bermoral dan sejenisnya. Bukankah mereka tak pernah tahu perasaanku yang sesungguhnya? Biarlah Ta, jangan kau terpengaruh hasutan indah dari luar sana. Bukankah kau telah mengenalku dengan sempurna? Seharusnya kau tak meragukan dirimu sendiri. Begitupun aku masih sangat ingat kalimat yang kau katakan setelah aku merusak makan malam kita, ya tentunya kau takkan melupakan perbuatanku itu.

“Aku mengenalmu lebih dari dirimu sendiri. Seburuk apapun dirimu bagiku kau adalah lelaki yang baik dan sedalam apapun usahamu merendahkan dirimu, takkan pernah merubah sudut pandangku padamu” tegas Dita wanita anggun yang sedang duduk tepat di depanku.

“Apa yang membuatmu bertahan padaku Ta? Bukankah kau tahu aku lelaki hina, lelaki penuh dosa yang tak pantas bersamamu?” Selalu perlawanan bodoh agar aku bisa menghindarimu.

“Andre....mungkin kau bisa membohongi dirimu sendiri dan wanita–wanita di luar sana. Tapi aku melihat bukan dengan mataku saja. Semua inderaku telah melihatmu dan itu nyata. Aku benar – benar mencintaimu” jawab Dita yang sekarang telah berlalu dan meninggalkanku bersama makanan yang belum sempat disentuhnya.

Belum pernah kutemui wanita seperti dirimu Ta, aku percaya padamu Ta..sangat percaya. Dan yang paling aku takutkan selama ini benar – benar terjadi. Kau jatuh cinta padaku begitupun aku-bahkan terlalu mencintaimu. Mungkin ini yang dimaksud wanita itu-ibuku-saat meninggalkan aku dan ayahku demi cinta sejatinya. Tapi kenapa cinta itu justru membuat pihak yang lain merasa tersakiti? Itulah yang aku takutkan Ta, kau terlalu baik untukku hingga aku takut menyakitimu bahkan aku takut untuk mencintaimu. Kau terlalu mengenaliku, kau terlalu mencintaiku bahkan sekeras apapun usahaku untuk membuatmu benci padaku telah gagal dan yang kudapatkan kau semakin mencintaiku. Bayangkan saja Ta, jika kau kusakiti seperti itu membuatmu semakin mencintaiku bagaimana jika kau benar–benar kucintai Ta? Mungkinkah kau akan berbalik membenciku? Aku selalu takut dengan kenyataan, bukankah aku ini lelaki pengecut? Lalu apa yang kau harapkan dari lelaki sepertiku ini? Bahkan aku terlalu pengecut untuk mengakui perasaanku padamu. Aku terlalu pengecut untuk bersahabat dengan cinta yang jelas–jelas pernah melukai hidupku dan aku tak mau jika harus melukaimu juga. Ijinkan aku mencintaimu dengan caraku sendiri Ta.

 

 

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun