Senin, 16 Oktober 2023 -- LPP Agro Nusantara bersama Dewan Kerajinan Nasional Daerah Kabupaten Sleman menyelenggarakan Plantation Leadership Development Program (PLDP) yang digelar di Gedung Diklat Galeri Dekranasda Sleman. Kegiatan ini dikemas dalam konsep pelatihan dengan mengangkat fokus tentang Pembukaan Experiental Learning PLDP III Pendukung Bisnis Angkatan 10 yang diisi oleh 3 narasumber dan diikuti oleh para anggota LPP Agro dari Seluruh Indonesia.
Pelatihan PLDP dimulai dengan sambutan dari Bapak Drs. H. Sri Purnomo, M.Si selaku Ketua Dekranasda Sleman, yang menyampaikan pengenalan tentang Dewan Kerajinan Nasional Daerah Kabupaten Sleman. Dimana setelah itu, pelatihan dilanjutkan dengan penyampaian materi dari ketiga narasumber.
Narasumber pertama yakni Bapak Herry, ST selaku Sekretaris IV Dekranasda Kabupaten Sleman, yang menyampaikan materi terkait pengelolaan Galeri Dekranasda Sleman. Dimana latar belakang dari Pembangunan Gedung Dekranasda Sleman yakni karena diperlukannya sebuah fasilitas mandiri yaitu berupa tempat khusus untuk mewujudkan peran dan program Dekranasda Kabupaten Sleman.
Adapun maksud dan tujuan pembangun Gedung Dekranasda Sleman yakni untuk membantu pemerintah kabupaten Sleman dalam bidang pengembangan hasil produksi kerajinan Sleman, sebagai media pusat informasi hasil produksi kerajinan di lingkungan wilayah Sleman, sebagai fasilitas Masyarakat dalam memasarkan hasil produksi kerajinan wilayah Sleman, mengembangkan hasil produksi kerajinan Sleman khususnya di lingkungan wilayah Kabupaten Sleman dan kerajinan nasional umumnya, memudahkan Masyarakat domestic maupun internasional dalam mengakses informasi mengenai hasil produksi kerajinan Sleman, mempromosikan produk kerajinan Sleman kepada Masyarakat domestik maupun internasional melalui fasilitas ruang pameran, serta meningkatkan pendapatan Masyarakat Sleman. Pembangunan Gedung Dekranasda Kabupaten Sleman sendiri diharapkan dapat meningkatkan pengembangan produk kerajinan Sleman, meningkatkan kesejahteraan pelaku usaha industri kerajinan Sleman, serta meningkatkan kesejahteraan Masyarakat Sleman.
Pembahasan dilanjutkan oleh narasumber kedua Bapak Sumijo A.Md selaku owner Kopi Merapi yang menyampaikan materi terkait Perjalanan Kopi Merapi. Narasumber mengawali pembahasannya dengan menyampaikan Sejarah Kopi Merapi dari tahun ke tahun mulai dari tahun 1983 hingga saat ini. Tak hanya Sejarah, Kopi Merapi juga telah meraih berbagai penghargaan yang diperoleh dengan proses panjang dan tak mudah. Adapun sistem yang diterapkan dalam berbisnis Kopi Merapi ini menggunakan sistem Hulu -- Hilir. Hulu yang dimaksud yaitu budidaya kopi yang digunakan Kopi Merapi dilakukan oleh para petani kopi di Kabupaten Sleman. Sedangkan Hilir sendiri dimaksud dengan penyediaan berbagai pilihan fasilitas mulai dari pengolahan kopi, warung kopi, wisata edukasi kopi, serta desa wisata kopi. Dalam menjalankan bisnisnya pun kopi Merapi lebih mengedepankan konsep berbagai dengan menjalankan berbagai program CSR yang bermanfaat bagi warga sekitar. Tak lupa Kopi Merapi juga secara konsisten melakukan pengenalan kopi ke anak dan keluarga agar usahanya dapat berkelanjutan secara turun temurun.
Pembahasan yang terakhir disampaikan oleh narasumber ketiga Mbak Endang Wilujeng selaku Ketua Asosiasi Batik Sleman Mukti Manunggal yang menyampaikan materi terkait Pengenalan Asosiasi Batik Mukti Manunggal. Narasumber menyampaikan bahwa Asosiasi Batik Manunggal adalah perkumpulan pengrajin dan kelompok-kelompok batik dari berbagai wilayah di Kabupaten Sleman yang berdiri pada 27 Januari 2015. Disampaikan pula Visi dan Misi dari Asosiasi Batik Mukti Manunggal, dimana visinya yaitu bersama memberikan wujud nyata dalam melindungi dan melestarikan tradisi batik sebagai jati diri bangsa Indonesia dengan menciptakan pengrajin batik yang berkualitas juga mandiri dan professional. Sedangkan misinya yaitu melestarikan batik khas Kabupaten Sleman yaitu Batik Parijotho Salak, meningkatkan kualitas produk agar memiliki daya saing pasar baik di dalam negeri maupun di luar negeri, mengembangkan desain batik yang berkelanjutan dan beragam sesuai dengan perkembangan zaman, menjadikan batik sebagai produk budaya ekonomi yang memiliki daya jual untuk mensejahterakan kelompok baik lahir maupun batin, menggunakan zat pewarna yang ramah lingkungan, serta melaksanakan jejaring dengan berbagai pihak.
Program Kerja dalam Asosiasi Batik Manunggal sendiri terdiri dari program kerja jangka pendek dan jangka panjang. Program kerja jangan pendeknya terdiri dari pertemuan rutin setiap akhir bulan, mengikuti program pelatihan produksi baik dari pemerintah maupun swasta, mengikuti program pemasaran dalam setiap even pameran baik di dalam maupun di luar negeri, mengevaluasi hasil produk dan pemasaran dari masing-masing kelompok setiap pertemuan, menjual produk batik dari masing-masing kelompok di showroom Perindag Kabupaten Sleman, memproduksi batik yang ramah lingkungan, serta menjalin kemitraan dengan BUMN. Program kerja jangka pangjangnya sendiri terdiri dari mengembangkan hasil produk batik menjadi produk yang lebih beragam dan berkualitas, menambah mitra kerja dalam pemasaran dan produksi, memberikan edukasi batik dilingkungan Masyarakat dan pemerintah se Kabupaten Sleman, studi banding ke sentra batik diberbagai wilayah, pameran luar negeri, memiliki workshop dan galeri terpadu, menciptakan desain batik, serta mengadakan lomba desain batik.
Setelah penyampaian dari ketiga narasumber selesai dilaksanakan, pelatihan pun dilanjutkan dengan diskusi bersama narasumber. Dalam sesi ini peserta dibagi menjadi 4 kelompok untuk diskusi eksklusif bersama narasumber masing-masing. Setelah itu, setiap kelompok pun mempresentasikan hasil diskusi dan wawancaranya dengan narasumber, yang kemudian diakhiri dengan penutupan. Pelatihan ini dilaksanakan dari pagi hingga sore hari, meskipun begitu para peserta tetap mengikuti kegiatan dengan khidmat dan antusias hingga berakhirnya acara.