Mohon tunggu...
Nina
Nina Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu Satu Anak

Ibu satu anak yang senang berpetualang keliling kota dan menulis cerita di andrewandme.blogspot.com. Join our dates at IG @DateWithDudu / #DateWithDudu. Sherlockian. ELF. My heart draws a dream.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Miss Marple's Final Cases

4 Agustus 2015   22:48 Diperbarui: 4 Agustus 2015   22:48 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sulit itu memilih apakah saya lebih menyukai Miss Marple ketimbang Hercule Poirot. Kedua detektif karangan Ratu Misteri, Agatha Christie, ini memiliki keunikan tersendiri. Namun pada akhirnya pilihan saya untuk detektif favorit jatuh pada pasangan Tommy and Tuppence Beresford. But, we're talking about Miss Jane Marple here!

Koleksi kasus Miss Marple ini mengambil sudut pandang berbeda-beda. Kasus pertama yang berjudul "Perlindungan" adalah kasus Favorit saya di buku ini. Bercerita tentang Bunch Harmon, istri pendeta yang mendengar pesan terakhir seorang korban penembakan. Curiga dengan keluarga si korban yang menganggap kasus ini adalah kasus bunuh diri karena korban mengalami gangguan jiwa, Bunch kemudian menemui Jane Marple.

Kasus-kasus Miss Marple selalu berputar di sekitar kehidupannya karena sebagai seorang "perawan tua", kenalan dan teman-temannya ada banyak sekali. Dan biasanya, Miss Marple juga menggunakan pengalamannya untuk membereskan kasus. Berbeda dengan Poirot, yang memang seorang detektif terkenal, Miss Marple sering kali dipandang sebelah mata oleh aparat yang belum mengenalnya. 

Pada cerita "Pembunuhan dengan Pita Pengukur", Inspektur Polisi setempat menghindari usulan atasannya untuk menemui Miss Marple, walaupun akhirnya dilakukan juga dengan segala rasa skeptis bagaimana seorang nenek bisa memecahkan kasus pembunuhan. Lalu ada " Miss Marple Bercerita" yang menawarkan kasus dari sudut pandang Miss Marple. Membacanya membawa kita duduk minum teh bersama detektif ini mendengarkannya menuturkan kasus pembunuhan yang terjadi di sebuah hotel. 

Di dua kasus terakhir, "Boneka Sang Penjahit" dan "Teka-Teki Pantulan Cermin", Miss Marple tidak ditemukan. Tapi kedua kasus ini tetap menarik. Kasus boneka sedikit membingungkan dan lebih terasa mistis daripada misteri. Sementara kasus pantulan cermin memberikan sedikit sentuhan romance. 

Buku ini enak dibaca karena kisahnya pendek-pendek. Jadi tidak perlu takut lupa siapa tadi korban dan tersangkanya. Bukunya juga tipis jadi bisa masuk tas tanpa memberatkan. Pas buat menunggu. Tapi biasanya kita juga buru-buru mau melanjutkan ke kasus berikutnya.

So, I finished this book in one sitting.

Judul: Kasus-kasus Terakhir Miss Marple
Pengarang: Agatha Christie
Halaman 172
Penerbit: Gramedia Pustaka Utama

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun