Di zaman begini rasanya sudah mustahil tidak berbekal kamera ponsel, apalagi jika memang kita gunakan untuk reportase dan dokumentasi. Tapi saya sendiri masih menggunakan kamera pocket untuk kebutuhan sehari-hari. Soalnya kamera ponsel saya tidak memadai untuk menghasilkan gambar spektakuler, terutama dengan pencahayaan minim. Ponsel, buat saya, ya untuk telepon dan bersosial media. Menangkap gambar itu urusan kamera. Namun seiring kemajuan jaman, sekarang bukan lagi ponsel berkamera yang ada tapi kamera berponsel. Jadi, sesekali kita bisa meninggalkan si kamera pocket di rumah.
Once upon a time, saya pernah menuliskan bagaimana menggunakan kamera pocket untuk menghasilkan gambar yang minimal dilirik juri. Secara fitur, yang namanya kamera pocket kan sudah kalah ya dengan DSLR yang keren itu, plus sekarang kita juga punya mirrorless yang juga bisa langsung upload. Tips-tips yang saya gunakan waktu itu, bisa juga diaplikasikan untuk menggambil gambar yang bagus dengan kamera ponsel. Soalnya terkadang, bukan salah kameranya kalau gambar kita buram.
Satu. Kenalan dulu sama ponselnya. Jangan habis beli, charge langsung dibawa jeprat-jepret. Coba lihat ada fitur apa saja, bagaimana menggunakannya, dan pelajari mana yang paling efektif. Jangan malas membandingkan hasil. Kalau mata kita tidak cukup, coba tanya ke teman sebelah, bagusan yang mana. Kenalan juga dengan shutter speed dan kekuatan flash yang dihasilkannya. Jadi ketika momen datang, kita sudah tahu mau foto bagaimana dan ikhlas kalau memang kamera ponselnya ngga mampu haha.
Dua. Keluar rumah. Seriusan ini saya selalu berusaha foto dengan cahaya alami kalau menggunakan kamera non-DSLR. Soalnya hasilnya jauh lebih bagus daripada foto indoor. Meskipun hanya foto buku atau mainan, saya bela-belain bawa barangnya ke taman depan rumah untuk foto-foto. Eh tapi jangan asal outdoor ya. Cerah sudah jelas lebih baik daripada mendung. Tapi terlalu cerah juga bikin gagal. Hindari foto saat matahari sudah ada di atas kepala.
Tiga. Kalau terpaksa indoor gimana? Cari jendela yang mataharinya menyinari langsung.
Empat. Jangan menyerah. Ini seriusan karena kalau foto pake DSLR kan enak, shutter-nya cepat, lalu sekali foto bisa langsung dapat banyak frame. Nah, kalau kamera ponsel? Ada sih fitur beberapa kali foto, terutama kalau mau selfie. Tapi ya, untuk mengambil gambar yang tepat kita harus bisa menangkap momen. Untungnya kamera ponsel adalah kita selalu bawa ke mana-mana. Jadi siapa tahu kita lagi jalan-jalan sama anak ke mal, lalu di mal ada taman. Eh pas foto-foto mataharinya pas, hasilnya bagus. Nah, bisa dong kita lanjutin sampai dapat yang sekualitas juara lomba foto ceria? Hanya saja, jangan sampai pas mau foto, baterai kamera habis karena kita sibuk main instagram dan cari Pokemon.
Lima. Jangan kebanyakan properti. Bukannya keren, malah kelihatan berantakan dan mengalihkan fokus dari anak kita. Kalau kamera DSLR bisa diatur untuk memburamkan background dan benda-benda tidak perlu, kamera ponsel lebih jujur dan apa-adanya. Jadi hindari benda-benda tidak mendukung, apalagi jika ikutan lomba foto yang harus ada produk sponsor/penyelenggara di fotonya. Waduh, bisa-bisa produknya tenggelam nanti.
Saya lupa apa saya pernah menang lomba dengan foto hasil jepretan kamera ponsel. Jadi finalis pernah, lomba foto anak ceria yang hanya membutuhkan seorang anak yang tertawa sebagai modelnya. Kalau kamera pocket, pernah. Tapi dengan ukuran megapiksel kamera ponsel sekarang, yang sudah setara dengan kamera pocket, saya rasa hasilnya juga bisa sepadan. Jadi jangan kalah duluan dengan yang pakai DSLR, terutama kalau soal momen. Soalnya kalau dari segi foto anak, terkadang kita baru memasang lensa, anaknya sudah berhenti tertawa dan berubah moodnya (ini pernah terjadi sama saya).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H