Mohon tunggu...
Nina
Nina Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu Satu Anak

Ibu satu anak yang senang berpetualang keliling kota dan menulis cerita di andrewandme.blogspot.com. Join our dates at IG @DateWithDudu / #DateWithDudu. Sherlockian. ELF. My heart draws a dream.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Case Closed: Sunflowers of Inferno

10 Agustus 2015   15:54 Diperbarui: 10 Agustus 2015   15:54 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Movie ke-19 Detektif Conan ini kembali memberikan Kaitou Kid spotlight. Bahkan bisa dibilang mencuri posisi Conan/Shinichi sebagai pemeran utama. Here goes Meitantei Conan: Goka No Himawari

Ketika Jirokichi Suzuki memenangkan lelang lukisan seri Sunflower karya van Gogh di New York, Kid mengirimkan pemberitahuan bahwa dia akan mencurinya. Konglomerat Suzuki yang juga paman Sonoko ini sudah mempersiapkan pengamanan tingkat tinggi dengan menyewa 7 samurai untuk memastikan bahwa lukisannya selamat sampai di tempat pameran. Suzuki berniat mengumpulkan ke-7 lukisan bunga matahari karya van Gogh dalam satu pameran tertutup.

Namun sejak lukisan tersebut berpindah tangan ke pemilik barunya, banyak yang terjadi dan sebagian membahayakan nyawa. Mesin pesawat yang meledak dalam perjalanan pulang, pencurian di hotel dengan tebusan milyaran dan terakhir gedung pameran yang terbakar oleh api. Salah satu samurai, Detective Charlie dari NYPD meyakini bahwa Kaitou Kid sudah berubah haluan karena dibutakan oleh harga lukisan. Namun Sonoko tetap percaya bahwa Kid tidak akan mencelakakan orang lain. Apakah benar Kid sudah beralih dari permata ataukah semua percobaan pencurian ini dilakukan oleh Kaitou Kid palsu?

Entah kenapa, film ini berbeda dengan film Conan lainnya yang pernah ditonton. Mungkin karena "korban"nya tidak berupa manusia tapi lebih kepada lukisan yang diincar. Ada beberapa "pembunuhan" masa lalu yang ikut memperumit keadaan di masa kini, namun tidak cukup kuat untuk memotivasi kita mencari "pembunuh" bunga matahari itu. Bahkan di akhir cerita, klimaksnya bukanlah menemukan pelaku, tapi lebih kepada bagaimana para pemeran utama bisa meloloskan diri dari gedung pameran yang berubah menjadi arena Sunflower of Inferno.

Masih worth it untuk ditonton kok. Banyak adegan actionnya juga jadi 112 menit tidak akan terasa lama. Oh ya, kalau nonton, jangan pergi di tengah end credit ya. Ada adegan terakhir yang menyegarkan. Plus, lagu soundtracknya (Oh! Rival) juga enak didengar. So, sit down, relax and enjoy the sunflowers field in the end.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun