Mohon tunggu...
Nina
Nina Mohon Tunggu... Lainnya - Ibu Satu Anak

Ibu satu anak yang senang berpetualang keliling kota dan menulis cerita di andrewandme.blogspot.com. Join our dates at IG @DateWithDudu / #DateWithDudu. Sherlockian. ELF. My heart draws a dream.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Belajar dari Masa Lalu Bersama Alice

26 Agustus 2016   18:30 Diperbarui: 26 Agustus 2016   18:37 20
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

I don't know if I can enjoy that movie. Begitu kata teman saya ketika saya bilang mau nonton Alice Through The Looking Glass kemarin. Filmnya sih sudah mau turun dari layar, tapi kemarin akhirnya menyempatkan masuk bioskop demi Mad Hatter.  

Berdurasi 113 menit, film ini bercerita tentang Alice yang kembali dari pelayaran keliling dunia lantas kecewa dengan dunia nyata yang meremehkan perempuan. Alice yang sudah menjadi kapten kapal berhadapan dengan dilema menjual kapal atau rumahnya demi sang ibu yang terjebak kerjasama dengan Hamish, laki-laki yang ditolaknya di akhir film pertama. Di tengah kegalauannya, cermin kembali membuka jalan ke Wonderland. Ternyata dunia yang satunya tidak lebih indah dari yang barusan ditinggalkan. Mad Hatter sakit karena kangen dengan keluarganya dan percaya bahwa mereka masih hidup. Untuk menolongnya, Alice harus meminjam Chronosphere milik sang waktu untuk kembali ke hari keluarga Mad Hatter dan menolong mereka. 

You cannot change the past but you can learn from them. 

Sambil menelusuri waktu, kita (bersama Alice) menyadari bahwa memang hal-hal di masa lalu tidak dapat dirubah, tapi dapat diperbaiki dengan hal-hal yang dilakukan di masa sekarang dan akan datang. Jangan ragu untuk meminta maaf dan memperbaiki sikap apabila diperlukan. Bahkan sang waktu pun banyak belajar dari kesalahan yang dilakukannya di masa lalu.  

Lalu, kalau saya bisa kembali ke masa lalu, mungkin saya tidak akan nonton film ini. Haha. Tapi kita tidak bisa merubah masa lalu, dan hanya bisa belajar dari apa yang sudah terjadi. Seperti kalau belajar sejarah di sekolah. Seperti trend fashion yang belajar dari potongan dan desain dekade lalu. Film ini mungkin juga perlu belajar banyak dari pendahulunya. Kehilangan Tim Burton yang namanya identik dengan dunia surreal membuat film ini jadi datar. Pertemuan Mad Hatter dan keluarganya tidak sedramatis itu. Kedua putri yang sibuk bertengkar juga tidak ada klimaksnya. Lalu Alice di dunianya sendiri pun, ya sudah tertebak kalau dia berhasil kembali menjadi seorang kapten kapal dan berangkat kembali keliling dunia. Bukan karena tidak bagus, tapi karena Alice di film ini lebih mirip dengan Superman daripada tokoh buku cerita yang kita kenal. Seorang superhero alien yang berjuang menyelamatkan dunia. 

Dan Johnny Depp? Well, aktingnya tidak pernah mengecewakan. Namun karena porsinya sedikit, dan karakter Mad Hatter di sini tampak seperti "numpang lewat," saya jadi bingung harus fokus ke siapa. Soalnya kan ya saya nonton karena ada Johnny Depp. Mungkin saya harus belajar mendengarkan review. Yang namanya "belajar sesuatu" tidak melulu bicara kesalahan. Sebuah keberhasilan pun ada kalanya menyumbang trik dan ilmu yang bisa ditiru. Film ini juga muncul karena (menurut saya) belajar dari masa lalu Alice yang menghasilkan remake yang sukses besar. Apalagi kabarnya, ada banyak remake menanti cerita dan film milk Disney.  

Let's hope Disney also learn from the past and not trying to make another Alice adventure.  

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun