Mohon tunggu...
Abang Buyung
Abang Buyung Mohon Tunggu... -

A Super hero who is disguising to be an ordinary man just to know what normal life is.

Selanjutnya

Tutup

Money

Peran Pemuda Sebagai Laskar Peduli Pertanian dalam Ketahanan Pangan

28 Juni 2011   06:49 Diperbarui: 26 Juni 2015   04:06 1594
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Pembangunan ketahanan pangan merupakan salah satu faktor kunci dalam pembangunan suatu bangsa. Ketahanan pangan merupakan subsistem dengan sub sistem utama ketersediaan pangan, distribusi, dan konsumsi. Komitmen pemerintah sangat besar terhadap aspek ketahanan pangan bagi pembangunan bangsa dan ketahanan nasional. Bahwa ketahanan pangan merupakan suatu sistem yang sangat kompleks mencakup fungsi penyediaan, distribusi dan konsumsi, maka satu hal ini berarti bahwa ketahanan pangan merupakan suatu sistem yang dibangun secara lintas sektoral, lintas pelaku, dan lintas daerah.

Pemuda sebagai agen penerus bangsa mampu mengambil peran penting dalam memantapkan ketahanan pangan. Fungsi-fungsi berupa proses memampukan, melibatkan, dan memberikan kewenangan pada masyarakat dapat menjadi sumber pemberdayaan pemuda untuk pemberdayaan masyarakat yang lebih luas.

Modern ini, banyak aspek yang melibatkan pemuda dalam pergerakannya dengan didasari bahwa potensi pemberdayaan pemuda merupakan cara yang efektif dan tepat mengingat perannya yang tidak hanya berhenti pada penyelesaian masalah di masa sekarang, tetapi juga jauh ke depan sehingga bersifat jangka panjang.

Permasalahan strategis dalam pembangunan ketahanan pangan dapat dilihat dari ketiga aspek (ketersediaan, distribusi, dan konsumsi), yaitu:

1.Produksi, terutama ketersediaan dan kecukupan di tingkat rumah tangga, daerah dan nasional.

2.Distribusi berupa pemerataan pangan antar wilayah, antar waktu, dan antar golongan pendapatan masyarakat, termasuk kerterjangkauan harga pangan strategis.

3.Konsumsi yang meliputi peningkatan kualitas konsumsi gizi, penganekaragaman pangan, serta sistem kewaspadaan pangan dan gizi.

Berdasarkan permasalahan ketahanan pangan di atas maka dapat diambil celah dimana para pemuda mampu berperan dalam upaya pemecahan masalahnya bahkan dapat berperan sebagai mitra sosial masyarakat demi mencapai cita-cita ketahanan pangan dan kesejahteraan petani.

Pemuda dapat berperan pada aspek produksi dengan sangat baik dan terarah dengan melaksanakan kegiatan bermanfaat berikut:

1.Kajian Pertanian dan Pengembangan IPTEK

Mengadakan kajian pertanian dengan mengundang para pakar, mahasiswa, siswa serta masyarakat umum lainnya mengenai penanggulangan permasalahan hama, permasalahan alih fungsi lahan, varietas baru serta pada bidang lainnya dengan bimbingan khusus para ahli bidang pertanian.

2.Melakukan Upaya Advokasi Terhadap Isu Ketahanan Pangan

Pemuda dapat bergabung dalam suatu kelompok kemudian mengaji permasalahan sehingga dihasilkan rekomendasi serta membantu usaha advokasi jika memang diperlukan. Misalnya terhadap kasus alih fungsi lahan.

3.Pengawas Kebijakan Pemerintah

Beberapa kebijakan pemerintahan mengenai ketahanan pangan sudah diatur dalam undang-undang. Namun kenyataan di lapangan seringkali terjadi penyalahgunaan atau pelanggaran kebijakan tersebut oleh masyarakat. Pemuda mampu bertindak sebagai lembaga pengawasan independen yang aktif terhadap isu tersebut.

4.Penggagas Inovasi Mikro untuk Motivasi Pelaku Pertanian

Ide-ide brilliant pemuda sangatlah tidak terbatas termasuk dalam inovasi sistem yang memungkinkan untuk meningkatkan semangat petani dalam kegiatannya. Misalnya pemberiaan reward pada petani yang mampu mengembangkan dan memproduksi serta berhasil memasarkan padi unggul sehingga menarik perhatian petani lain untuk ikut andil dalam kegiatan berprestasi yang erat kaintannya dengan peningkatan ketahanan pangan.

Pada aspek distribusi ada banyak hal yang dapat dilakukan para pemuda demi menjaga kestabilan ketahanan pangan, usaha-usaha tersebut antara lain:

1.Kontrol Ekonomi Petani

Kontrol Ekonomi Petani merupakan sistem yang menganalisa cash flow rumah tangga petani sehingga didapat data mengenai perekonomian mikro rumah tangga. Berdasarkan pada data tersebut kemudian dibuat sistem tabungan rutin yang sewaktu-waktu bisa diambil oleh petani untuk pemenuhan kebutuhannya sehingga petani tidak perlu menjual dengan cepat hasil panennya demi memenuhi kebutuhan rumah tangga.

2.Bank Gabah

Pengelolaan buffer stock berupa bank gabah merupakan solusi menarik pada aspek distribusi ini. Pengaturan periode penjualan gabah adalah salah satu sistem yang mampu menstabilkan harga pangan serta ketersediaan pangan di pasaran.

3.Pendidikan Rutin Agribisnis

Kelompok pemuda dapat berperan dengan memfasilitasi pendidikan agribisnis ini dengan mengundang pakar dalam bidang agribisnis dan kemudian memberikan ilmu-ilmu keagribisnisan ke masyarakat.

Selain aspek poduksi dan distribusi, aspek konsumsi memainkan peranan penting dikarenakan selera masyarakat terhadap beras lokal yang tak tergantikan dengan beras unggul. Upaya yang bisa dilakukan kelompok pemuda ialah:

1.Memberikan pemahaman tentang pentingnya diversifikasi pangan kepada masyarakat.

2.Melakukan consuming test bekerjasama dengan pemerintahan dengan cara membagikan beras unggul dalam jumlah tertentu kepada masyarakat secara rutin sehingga masyarakat akan terbiasa.

Pemuda merupakan agen kreatif yang mampu menghasilkan ide-ide baru serta mampu membawa isu yang dianggap tradisional menjadi perhatian public modern dan menjadi sangat penting. Kepedulian terhadap pertanian sejauh ini hanya dilakukan oleh lembaga-lembaga pemerintahan, para ahli, pelaku pertanian, pelajar serta gapoktan, kelompok tani dan perangkat desa. Youth Empowerment belum pernah dicoba dimanfaatkan secara maksimal dikarenakan isu tentang pertanian dianggap tabu bagi sebagian besar masyarakat terutama pemuda-pemuda modern yang terpegaruh banyak oleh globalisasi.

Gerakan pemuda peduli pertanian haruslah dibentuk mengingat potensi yang dimilikinya bersifat jangka panjang. Faktor pengaruh modernisasi atau karena kurangnya pengetahuan di bidang ilmu pertanian pada pemuda dapat menjadi alas an utama keengganan mereka untuk membuat kelompok tersebut. Namun hal itu dapat diatasi dengan peran serta mahasiswa pertanian, kelompok ahli dan lembaga pemerintahan yang perduli terhadap pemberdayaan pemuda untuk ketahanan pangan masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun