Mohon tunggu...
Zefan Golo
Zefan Golo Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

With heart to God n hand to man

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Kecil-Kecil Pembunuh

10 September 2014   16:32 Diperbarui: 18 Juni 2015   01:07 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Pagi ini sebenarnya saya sedikit emosi, karena air PDAM di rumah tidak mengalir alias mati. Padahal jam 12 saya punya janji dengan seseorang yang saya sayangi. Sambil menunggu kapan air mengalir, saya membuka facebook sekedar melihat jenis dan perkembangan status teman-teman saya.. hehehe

Hal yang menarik bagi saya ketika melihat status seorang teman lama saya pagi ini, adalah ketika teman saya itu menuliskan status yang begitu merendahkan dan menghina suku tertentu. Saya merasa teman saya ini mungkin sedang mengikuti trend yang akhir-akhir ini sedang marak di kalangan sosial media. Trend yang saya maksud adalah trend menghina suku atau daerah orang lain.  Trend ini sebenarnya tanpa disadari sudah lama ada, namun mulai lagi muncul ke permukaan ketika seorang mahasiswa UGM yang bernama Florence membuat sakit hati warga Jogja karena kata-katanya yang terasa begitu menghina masyarakat Jogja, sehingga dia dilaporkan ke polisi. Terakhir beberapa hari ini muncul lagi sebuah akun yang bernama @Kemalsept juga menuliskan kata-kata cacian dan hinaan buat kota Bandung, dan hal ini membuat walikota Bandung (Ridwan Kamil) melaporkan pemilik akun tersebut ke polisi.

Saudaraku, jikalau ditanyakan kepada kita bagian tubuh kita yang mana yang paling sangat berbahaya tetapi sangat kecil (namun juga mempunyai pengaruh luar biasa terhadap seseorang), apakah itu? Tidak lain dan tidak bukan adalah lidah. Saya jadi ingat kata-kata sebuah lagu lawas yang mengatakan bahwa memang lidah tak bertulang. Memang lidah itu kecil dan tak bertulang, namun disadari atau tidak lidah adalah bagian tubuh yang sulit untuk dikendalikan. Sebuah kapal yang besar walaupun diterpa oleh angin yang keras tetap dapat dikendalikan dengan kemudi dari juru mudi, tapi lidah walaupun dia kecil sangat sulit dikemudikan.

Mungkin kita dapat menggambarkan lidah itu seperti api. Sebuah rumah yang besar dapat terbakar dan hangus hanya karena adanya api yang kecil. Lidah pun seperti itu, yang walaupun hanya kecil tapi dia dapat mematikan kita.

Mana yang lebih baik, pikir dahulu sebelum bicara atau langsung bicara tanpa pikir panjang? Pasti yang lebih baik adalah pikir dulu baru bicara. Akan tetapi sayang umumnya kita sering tanpa berpikir panjang langsung berbicara tanpa banyak memikirkan akibatnya. Betul bukan? Dan apa dampaknya? Dampaknya adalah sakit hati, kekesalan, emosi bahkan dendam karena perkataan yang menyakitkan.

Kita harus sadari bahwa dari satu lidah yang sama bisa keluar dua hal yang berbeda, bisa berkat dan juga bisa jadi kutuk. Lidah bisa mengeluarkan kata-kata yang positif tetapi lidah pun dapat mengeluarkan kata-kata negatif. Kecil-kecil pembunuh adalah sebuah pernyataan yang tepat untuk mengingatkan kita agar mempergunakan lidah dengan bijak. Keluarkanlah dari lidah kita kata-kata yang membangun dan jangan keluarkan dari lidah kita kata-kata yang menghancurkan dan membunuh orang lain dan bahkan diri kita sendiri.  ZAG

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun