Bersyukur akhirnya usai sudah sengketa pemilu presiden 2014, proses yang menurut saya pribadi adalah proses yang cukup menguras tenaga maupun emosi bagi pihak pemohon, termohon, terkait dan apalagi para hakim MK.
Tadi malam setelah MK memutuskan bahwa seluruh dalil dari pihak pemohon ditolak dan secara tidak langsung mengukuhkan Jokowi-JK sebagai presiden terpilih, saya kembali mengingat perjalan proses pemilu presiden selama ini, khususnya sejak tanggal 9 Juli sampai tanggal 21 Agustus kemarin. Saya melihat ada begitu banyak hal yang bisa kita dapatkan sebagai pembelajaran untuk proses demokrasi di Indonesia kedepan. Namun, satu pertanyaan yang muncul dalam pikiran saya adalah bagaimana perasaan Prabowo ?
Jujur saya sebenarnya diawal sangat menghormati dan sedikit mengagumi Prabowo sebagai sosok negarawan yang baik. Akan tetapi setelah melihat bagaimana sikap Prabowo semenjak tanggal 9 Juli, sikap hormat dan sedikit kagum saya kepada beliau sedikit mulai berkurang karena melihat bagaimana beliau menyikapi hasil pemilu. Memang benar hasil pemilu harus jujur dan adil, namun juga diperlukan sikap sadar diri dan rendah hati dalam menyikapi hasil pemilu. Saya heran dengan beliau yang pada awalnya mengatakan akan menerima hasil pemilu apabila itu adalah kehendak rakyat, tetapi pada akhirnya beliau sangat sulit menerima kekalahan.
Saya rasa dengan sikap yang seperti itu sebenarnya Prabowo secara tidak langsung telah membuat dirinya menjadi bahan tertawaan oleh banyak orang. Beliau sangat menunjukkan bahwa dirinya sangat ingin jadi presiden, namun kenyataannya lebih banyak rakyat Indonesia yang tidak menginginkan beliau untuk menjadi presiden, dan hal itu mungkin tidak disadari oleh beliau.
Secara pribadi saya menilai kekalahan Prabowo dalam pemilu presiden 2014 adalah tiga 3 kali, yaitu pada saat hasil quick count, hasil real count KPU dan hasil keputusan MK. Sebenarnya jika dari awal yaitu pada saat hasil quick count diumumkan Prabowo sudah mengakui kekalahannya, maka kekalahan itu hanya ada 1 kali, namun sayang dia menolak hasil quick count (tidak menerima kekalahan) dan kemudian meminta menunggu hasil dari KPU. Akan tetapi sebelum hasil KPU dibacakan beliau kembali secara tidak langsung tidak menerima kekalahan dan memutuskan untuk menarik diri dari perhitungan KPU dan akan membawanya ke MK. Namun apa yang terjadi ? MK juga memutuskan bahwa beliau memang kalah dan ini adalah kekalahan ke 3 Prabowo. Bayangkanlah seperti apakah perasaan Prabowo setelah beliau kalah 3 kali dalam pemilu 2014 ini ? jawaban singkat dari saya adalah malu 3 kali. ZAG
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H