Memasuki minggu pertama pasca bencana gempa dan tsunami di Palu, Sigi dan Donggala terlihat bahwa kondisi setiap rumah sakit yang ada di kota Palu, Donggala dan Sigi belum sepenuhnya mampu beroperasional dengan maksimal.Â
Hal ini jelas terlihat dari masih banyaknya pasien korban gempa (luka berat dan luka ringan) yang belum sepenuhnya mendapatkan perawatan yang optimal, bahkan banyak pasien korban gempa harus dirujuk (diminta) ke kota Makassar karena ketidakmampuan dan keterbatasan dari rumah sakit di Palu untuk melakukan penanganan. Syukurnya bantuan relawan tenaga medis dan rumah sakit terapung yang datang ke Palu boleh mengurangi kesulitan korban gempa untuk memperoleh pelayanan kesehatanÂ
Melihat kondisi semua rumah sakit di kota Palu pasca bencana, saya jadi bertanya apakah selama ini setiap rumah sakit, bukan hanya di kota Palu tapi juga di daerah lain telah memiliki perencanaan penanggulangan bencana ?
Kita perlu sadari pada saat setelah bencana terjadi, setiap rumah sakit yang ada di daerah terdampak bencana tentu akan menjadi tujuan akhir (tempat) untuk menangani korban bencana. Oleh karena itu, setiap rumah sakit (pemerintah/swasta) sudah seharusnya wajib melakukan persiapan yang cukup, apalagi mengingat setiap wilayah di Indonesia rawan akan bencana.Â
Persiapan rumah sakit di daerah-daerah rawan bencana dapat diwujudkan salah satunya dalam bentuk menyusun perencanaan penanggulangan bencana di rumah sakit atau dikenal dengan hospital disaster plan (HDP).
Kita tentu tahu bahwa adalah sebuah kewajaran ketika bencana terjadi, maka akan terjadi pula kondisi chaos atau keadaan yang kacau. Kondisi tersebut akan semakin mempersulit proses penanganan korban gempa dan pasien yang sudah dirawat sebelum gempa terjadi, sehingga selanjutnya berdampak pada penanganan pasien korban gempa menjadi tidak maksimal bahkan terabaikan.
Adanya hospital disaster plan yang baik, membuat rumah sakit siap menghadapi bencana yang akan datang kapan saja meskipun kondisi kacau terganggunya pelayanan tentu tetap terjadi, akan tetapi dengan adanya perencanaan penanggulangan bencana diharapkan kondisi tersebut dapat diatasi sehingga pelayanan rumah sakit tetap dapat dilakukan sesuai standar pelayanan dan pasien tidak terabaikan. Selain itu angka kematian korban luka pasca gempa dapat ditekan seminimal mungkin.
Tujuan utama dibuatnya Hospital disaster plan adalah supaya rumah sakit pasca bencana tetap beroperasional dan kembali berfungsi normal, serta secara optimal pasien atau korban gempa bisa ditangani secara individu dan berkelanjutan. Selain itu rumah sakit juga sudah siap ketika dalam waktu yang singkat harus menerima korban gempa yang jumlahnya melebihi kemampuan dan daya tampung rumah sakit. Apalagi kondisi rumah sakit umumnya diperparah ketika terjadi kekurangan logistik (obat dan bahan medis) dan SDM, serta kerusakan sarana prasarana di dalam rumah sakit.
Membuat hospital disaster plan (HDP) merupakan pekerjaan yang serius, karena dibutuhkan kemampuan melakukan analisis resiko berdasarkan dari jenis ancaman bencananya, analisis data jumlah dan distribusi populasi serta analisis data fasilitas yang ada di wilayah kerja rumah sakit tersebut. Selain itu dalam proses penyusunan HDP diperlukan kerjasama lintas unit di dalam rumah sakit dan juga kerjasama lintas sektor di luar rumah sakit yang terkait dengan penanganan bencana, agar dapat dihasilkan HDP sesuai dengan yang diharapkan ketika nantinya bencana yang sesungguhnya terjadi di daerah tersebut.
Banyak rumah sakit selama ini mengabaikan perencanaan penanggulangan bencana, sehingga ketika bencana datang maka petugas di rumah sakit pun terlihat bingung dan panik menghadapi situasi yang ada. Saat ini hospital disaster plan sudah dimasukkan dalam elemen penilaian akreditasi rumah sakit, oleh karena itu semua hal yang dimasukkan dalam penyusunan HDP harus dibuat tertulis dan diketahui oleh semua petugas/karyawan (minimal seperempat).Â
Hal penting lainnya adalah perlunya dilakukan pelatihan-pelatihan HDP secara periodik agar HDP yang telah dibuat menjadi bermanfaat, bahkan menjadi budaya dalam setiap karyawan di rumah sakit. Pembuatan HDP bagi rumah sakit di daerah bukan hanya untuk memenuhi akreditasi rumah sakit, namun lebih kepada persiapan rumah sakit dalam rangka menghadapi bencana yang dapat datang kapan saja.