“Yoyo!” terdengar suara memanggil.
Saya menengok ke arah suara tersebut dan melihat seorang perempuan cantik memandang dan tersenyum ke arah saya.
Saat itu saya sedang di apotik untuk membeli Aspirin dan test pack. Untuk kesekian kalinya saya ngetest kehamilan. Walaupun hasilnya selalu positif, saya terus mencoba dan mencoba lagi sambil berharap ada satu saja yang hasilnya negatif yang mungkin memberi saya sedikit harapan baru.
“Yoyo!” Perempuan itu memanggil lagi sambil menghampiri.
“Cindy? Kamu Cindy, kan?” sahut saya dengan suara tidak percaya.
“Iya aku Cindy.” sahut perempuan itu menghampiri saya dengan tangan terbuka.
“Haaaiiiiii….Cindy.” teriak saya seraya setengah berlari menyambutnya.
Kami pun berpelukan erat sekali. Saya bahagia sekali bisa bertemu dengan Cindy. Dia adalah teman saya semasa di SMP. Selama 3 tahun kami sekelas bahkan duduknya pun kami sebangku.
Saya suka banget sama Cindy ini. dia orangnya liar tapi baik hati. Dulu setiap kali ada cowo-cowo yang mengganggu saya, dia selalu tampil membela. Maklumlah, saya kan cina dan menuntut ilmu di sekolah negeri, sehingga tidak jarang saya diganggu oleh murid lain. Sehari-hari saya sering dikatain Cina dan tidak jarang pula dimintain duit dengan ancaman.
Dan Cindy adalah pahlawan saya. Dia bukan hanya mencegah supaya saya tidak diganggu, bahkan dia sampai menantang orang-orang itu berkelahi. Saya sering terpesona pada keberaniannya.
Cindy berasal dari Menado. Wajahnya cantik, tubuhnya langsing dan tingginya mungkin sekitar 170 Cm. Rambutnya hitam legam panjang sampai sepunggung. Di suka sekali menggelung rambutnya ke atas membentuk konde model konde cina jaman dulu.