Inner child adalah sifat kekanak-kanakan dari setiap diri manusia yang tidak ikut tumbuh dewasa. Umumnya, inner child dikenal sebagai luka batin yang menyakitkan di masa kecil, tapi ada nggak sih inner child yang positif?Â
Ada dong! Hal ini tergantung bagaimana lingkungan kita dapat memberikan support yang baik, yang nantinya individu itu akan tumbuh menjadi pribadi yang sehat dan bahagia. Karena apa yang kita dapatkan pada masa kecil, menentukan bagaimana nanti saat kita tumbuh dewasa.
Nah, kalau gitu apa ya yang menyebabkan inner child yang terluka atau negatif bisa terbentuk? Salah satu penyebabnya adalah orang tua yang tidak hadir secara emosional dan fisik, kekerasan fisik dan verbal yang terjadi pada masa kecil, dan ketika kamu dilarang untuk menunjukkan emosimu seperti marah, sedih, ataupun kecewa.Â
Jika hal itu terjadi, dampaknya adalah seseorang merasa insecure dengan dirinya sendiri, menjadi sosok yang people pleaser, melihat sesuatu cenderung negatif, bahkan dapat memberikan luka yang sama terhadap anaknya nanti.
Tapi tenang, kalau kata Bondan Prakoso sih "cause everything's gonna be okay". Inner child yang terluka itu bisa diatasi lho, yaitu dengan cara:
Dengarkan sisi inner child kamu. Jangan mendengarkan orang lain terus ya YOTers, tapi kamu juga harus bisa mendengarkan diri kamu sendiri supaya luka lama bisa diatasi secara perlahan.
Cari tahu dan pahami sisi inner child kamu. Ada beberapa orang yang nggak tau penyebab dari masalah emosi yang sedang dihadapinya. Kalau kamu mengalami hal ini, kamu bisa meminta bantuan profesional untuk mencari tau penyebab inner child kamu terluka.
Sayangi sisi inner child kamu. Setiap orang layak dan berhak mendapatkan rasa sayang yang tulus. Jadi ingat ya YOTers, you're worthy of everything good!
Penulis : Rahmi Izati
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H