Mohon tunggu...
Yoshua Consuello
Yoshua Consuello Mohon Tunggu... Lainnya - Hello readers

Menulis itu seperti laut. Ketika kamu semakin menyelami, maka kamu akan semakin mencintai.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Generasi Muda sebagai Agen Perubahan Harus Tetap Mempertahankan Jati Diri Bangsa

2 Juli 2020   06:00 Diperbarui: 2 Juli 2020   06:28 501
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Seakan kejadian ini menunjukkan bahwa antara moral dan etis negara ini pun mulai merosot, walaupun pengunjung berdalih ingin merasakan untuk terakhir kalinya merasakan makan di tempat makan yang penuh kenangan tersebut.

Generasi sekarang yang seharusnya menjadi Agent Of Change atau agen perubahan harus mampu meningkatkan kemampuan penalaran, skill, dan manajemen dalam hal apapun. Hal ini dapat di optimalkan melalui bangku pendidikan dengan di berikan di bangku pendidikan. 

Namun, yang menjadi titik fokus sekarang bagi Pemerintah dan tenaga pendidik adalah bagaimana memberikan output terhadap murid-muridnya berupa hal yang sifatnya akademis, tetapi juga menanamkan kembali nilai-nilai hidup bangsa Indonesia yang mencerminkan jati diri bangsa. 

Sehingga bukan saja pengetahuan yang bertambah melainkan juga pemahaman akan kebudayaan di ibu pertiwi yang sangat kaya dan perlunya penerus-penerus untuk melestarikan yang sudah ada.

Bebeapa kasus claim kebudayaan yang di lakukan oleh negara tetangga yakni, Malaysia menunjukkan bagaimana lemahnya perlindungan Pemerintah, dan ini merupakan kosekuensi dari budaya yang sudah mulai ditinggalkan oleh masyarakat Indonesia sendiri. 

Sangat menyayat hati tentunya hal seperti ini jika terus menerus terjadi dan tidak ada kesadaran dari pemerintah dan masyarakat untuk menjaga peninggalan nenek moyang kita. 

Bangsa ini semakin tidak ada harga dirinya membiarkan satu per satu kebudayaan kita diambil oleh asing. Terkadang sikap Primordialisme ataupun etnosentris di perlukan namun perlu di tempatkan semestinya agar tidak merusak keutuhan negara Indonesia sendiri karena gesekan antar suku, dll.

Untuk itu penulis menawarkan beberapa gagasan kepada siapapun pembaca, syukur-syukur dapat dibaca oleh Pemerintah untuk tetap mempertahankan kebudayaan bangsa Indonesia.

Pertama, menggalakkan kembali kesenian tarian di tingkat dasar, menengah, hingga atas bahkan diadakan kompetisi yang diselenggarakan Kemendikbud agar para siswa mampu untuk mengenal kebudayaan yang ada di Indonesia.

Kedua menghidupkan kembali sanggar-sanggar di daerah-daerah hal ini dapat di lakukan dengan mengirim Mahasiswa yang bersinggungan dengan jurusan kesenian untuk mengajar agar selain mendapat pengetahuan yang berhubungan dengan kesenian tersebut, mereka juga mendapatkan bekal berbasis pengetahuan. 

Ketiga, memberikan perlindungan hukum yang lebih dan pemerintah harus melakukan upaya preventif dan upaya represid apabila ada claim kebudayaan oleh negara lain, langkah persuasif yang dapat dilakukan adalah mendaftarkan kebudayaan atau ciri khas yang kita miliki ke UNESCO. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun