Mohon tunggu...
yosua tan
yosua tan Mohon Tunggu... -

a man who loves joke

Selanjutnya

Tutup

Politik

Save Ceupopong

10 Oktober 2014   04:48 Diperbarui: 17 Juni 2015   21:39 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14128658431761240414

Masih inget kan sama sidang DPR hari kamis tanggal 2 bulan oktober 2014? Iya, yang rusuh itu. Sampe para anggota dewan maju-maju mengajukan protes walau lebih terlihat kayak orang lagi mau bagi sembako aja. Waktu rapat lagi berlangsung tiba-tiba ada kejadian yang lucu pas si ibu ceu popong pengen ketok palu, palunya ilang entah kemana seperti disulap oleh ki joko bodo. Eh ki joko bodo kan ga bisa..... ya udah lah ya.

Jadi ada dewan yang berteriak, "ketuk palu!!!", seakan untuk memaksa mengesahkan pimpinan DPR yang baru sekalian ngasih kode kalo palunya udah raib.

Tapi kemudian terdengar suara ibu Popong dalam bahasa Sunda, “Mana paluna, euweuh (mana palunya, nggak ada)." Mungkin orang di sebelahnya udah gondok sambil mikir "mana gua tau coy, daritadi lu yang maen ketok-ketok."

Nih, kejadian agak konyol ya menurut gua. Masa iya palu deket bisa ilang tiba-tiba, apa perlu kita adain acara tali kasih untuk mempertemukan ibu popong dengan palunya?

Selain adanya insiden The lost hammer masih banyak kejadian lucu yang dibuat oleh ibu popong. Salah satunya si ibu kadang pake bahasa sunda dalam nanggapin orang.

Seperti contohnya waktu Salah satunya saat microphone anggota DPR mati. "Oh mic-nya teu hurung, da udah hurung di die mah (Oh microphone-nya ga bersuara, kalau di sini bersuara)."
Menurut lu? ya iyalah disana nyala atuh kalo ditempatnya tuh anggota DPR nyala ya ga mungkin ngadu kan.

Sekian dari tulisan saya terima kasih.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun