Mohon tunggu...
Yosua Sibarani
Yosua Sibarani Mohon Tunggu... Lainnya - Penulis

Manusia biasa yang menjadi luar biasa oleh anugerah Tuhan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Penolakan Gereja di Cilegon: Renungkan 3 Hal Ini!

10 September 2022   18:10 Diperbarui: 10 September 2022   18:46 1986
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Baru-baru ini kita mendengar kabar tentang penolakan pembangunan gereja di kota Cilegon. Bahkan beberapa video viral mempertontonkan walikota dan wakil walikota Cilegon turut menandatangani penolakan pembangunan gereja di atas sebuah kain kafan sepanjang 2 meter. Dalam hal ini, kita tidak mengetahui secara pasti apakah gereja yang terlibat (baca: HKBP) telah memenuhi seluruh persyaratan yang diperlukan untuk mendirikan sebuah bangunan gereja yang dapat digunakan umat beribadah kepada Tuhan.

Kalau seluruh persyaratan mendirikan sebuah gereja telah terpenuhi dan ternyata masih ditolak, maka masyarakat yang ada di Cilegon telah mencoreng kebhinnekaan Indonesia yang berasaskan Pancasila. Indonesia bukanlah negara agama tertentu, apakah Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu; tetapi negara keenam agama tersebut. Negara Kesatuan Republik Indonesia pun menjamin kebebasan seluruh umat beragama untuk menunaikan tugas agamanya masing-masing. Tentu kita berharap agar pemerintah pusat dapat turun tangan dan memberikan atensi bagi permasalahan ini.

Sebagai seorang Kristen, saya merasa sedih mendengar penolakan tersebut. Saya sendiri tinggal di kantong Kristen dan di sini terdapat masyarakat Muslim yang juga memiliki Mesjid untuk beribadah. Masyarakat di sini dapat hidup berdampingan dengan tenang dan memiliki toleransi. Melalui tulisan ini, saya rindu menuangkan isi hati dan harapan saya bagi umat Kristen (anak Tuhan) agar kita semua benar-benar menjunjung toleransi dalam hidup beragama di negeri tercinta ini.


Tuhan Mengizinkan Penderitaan

Sejarah gereja menunjukkan bahwa gereja selalu mendapat pertentangan dari berbagai pihak di luar gereja. Jemaat mula-mula mengalami penganiayaan bahkan persekusi dari pemerintahan Romawi di bawah komando Kaisar Nero. Namun gereja tidak mati, melainkan berdiri tegak. Hal itu membuktikan bahwa Tuhan memelihara gereja-Nya sampai kedatangan-Nya kelak. Semakin dihambat, semakin merambat. Itulah istilah yang baik bagi gereja Tuhan. 

Ketika Yesus mengutus murid-murid-Nya untuk melayani, berkata: “Barangsiapa mendengarkan kamu, ia mendengarkan Aku; dan barangsiapa menolak kamu, ia menolak Aku; dan barangsiapa menolak Aku, ia menolak Dia yang mengutus Aku” (Luk. 10:16). Alkitab mengajarkan bahwa setiap orang yang menolak gereja-Nya, sama saja menolak Yesus dan Allah Bapa yang mengutus-Nya. Tuhan Yesus sudah memberitahukan kepada kita melalui firman-Nya bahwa kita akan dibenci oleh dunia karena Dia (Yoh. 15:18).

Rasul Petrus  juga menuliskan dalam 1 Petrus 2:20, “Sebab dapatkah disebut pujian, jika kamu menderita pukulan karena kamu berbuat dosa? Tetapi jika kamu berbuat baik dan karena itu kamu harus menderita, maka itu adalah kasih karunia pada Allah.” Penderitaan yang dialami oleh orang Kristen merupakan kasih karunia Allah yang membuat kita menjadi lebih kuat, bertumbuh, dan bergantung kepada Tuhan. 

Dalam ayat 21 Petrus menulis, “Sebab untuk itulah kamu dipanggil, karena Kristuspun telah menderita untuk kamu dan telah meninggalkan teladan bagimu, supaya kamu mengikut jejak-Nya.” Tuhan Yesus Kristus telah mengalami penderitaan ketika ia menjadi Manusia yang tidak berdosa. Tuhan Yesus lebih dulu mengalami penderitaan yang dahsyat bahkan sampai mati di kayu salib. Jadilah orang Kristen yang kuat dan tahan uji dalam menghadapi penderitaan badani saat ini (Rm. 5:4)!

Kita Harus Tetap Mengasihi

Situasi saat ini justru kesempatan bagi kita untuk mengimplementasikan kasih yang telah kita terima dari Tuhan. Kekristenan dikenal sebagai komunitas yang penuh dengan kasih, karena demikianlah Tuhan Yesus mengajarkan kepada kita. Dalam Matius 5:44, Tuhan Yesus mengatakan, “Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu.” Inilah hukum agung yang Tuhan Yesus lakukan dan ajarkan kepada kita. Tentu mudah bagi kita untuk mengasihi orang yang mengasihi kita, bukan? Mencintai orang yang mencintai kita. Berkorban bagi orang yang telah berkorban bagi kita. Tetapi semua itu dilakukan oleh orang yang tidak mengenal Dia.

Inilah standar yang ditetapkan oleh Tuhan bagi anak-anak-Nya di dunia ini. Dalam situasi ini, mari kita tidak membenci orang-orang yang menghalangi umat Tuhan beribadah. Sebaliknya, kita berdoa bagi mereka agar hati mereka dijamah oleh Tuhan. Jangan sampai kita mengutuk orang lain yang “diizinkan” oleh Tuhan untuk menguatkan iman kita. Bersihkan hati kita dari kebencian dan amarah lalu ucapkan berkat bagi mereka.

Mari Kita Berdoa Bagi Indonesia, khususnya Cilegon

Kita menjadi warga negera Indonesia oleh kehendak Tuhan. Tentu Tuhan memiliki rencana bagi kita umat-Nya yang berada di Indonesia. Kita harus berdoa bagi Indonesia agar Tuhan yang menuntun dan memberkati Indonesia. Firman Tuhan berkata, “Usahakanlah kesejahteraan kota  ke mana kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kota itu kepada TUHAN, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu.” Kita memiliki tanggung jawab untuk mengusahakan kesejahteraan kota (juga negara) kita. Untuk itu, minimal kita dapat berdoa bagi kota dan negara kita.

Demikian juga umat Tuhan yang ada di kota Cilegon, inilah waktunya bagi kita untuk bersatu hati berdoa bagi kota Cilegon agar tetap damai dan penuh toleransi. Biarlah Tuhan memberikan hikmat dan kebijaksanaan bagi pemimpin bangsa kita (dalam hal ini Presiden) untuk menyelesaikan permasalahan ini. Kita juga berdoa agar tidak ada oknum-oknum yang menunggangi masalah ini untuk memecah belah bangsa kita. Mari kita menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia tercinta ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun