Mohon tunggu...
Inovasi

Mengolah Sisa Tandan Kosong Kelapa Sawit menjadi Pupuk

4 Maret 2018   15:22 Diperbarui: 5 Maret 2018   17:12 2403
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 SISA TANDAN KOSONG KELAPA SAWIT ( STKKS )

Salah satu permasalahan yang terjadi di daerah- daerah yang menjadi penghasil kelapa sawit di Indonesia seperti Pulau Kalimantan, Pulau Sumatera, maupun beberapa daerah di Provinsi Papua. Yaitu semakin banyak nya pabrik pengolahan buah kelapa sawit  juga semakin banyak sampah/ limbah yang menumpuk ( STKKS), karena belum diolah kembali untuk menjadi suatu hal yang bermanfaat bagi tanaman lainnya.

STKKS merupakan salah satu jenis limbah padat yang dihasilkan dalam industri minyak sawit, melihat fenomena yang terjadi di daerah tanah kelahiran saya, Kecamatan Ngabang, Kabupaten Landak, Provinsi Kalimantan Barat, sudah ada upaya untuk memanfaatkan STKKS menjadi sebuah pupuk yang membantu kesuburan tanah dengan cara pengomposan terlebih dahulu.

Limbah pabrik kelapa sawit dapat digolongkan dalam tiga jenis yaitu limbah padat, limbah cair, dan limbah gas. Salah satu jenis limbah padat yang paling banyak dihasilkan oleh pabrik kelapa sawit adalah sisa tandan kosong kelapa sawit yaitu sekitar 22 -- 23% dari total tandan buah segar (TBS) yang diolah. Total jumlah limbah sisa tandan kelapa sawit seluruh Indonesia pada tahun 2009 diperkirakan mencapai 4,2 juta ton. Agar limbah berupa yang jumlahnya sangat besar ini tidak menimbulkan permasalahan, maka diperlukan manajemen yang baik untuk mengelolanya salah satunya digunakan menjadi pupuk organik.

STKKS yang masih segar harus dilakukan pengomposan terlebih dahulu dengan jangka waktu 3-4 minggu dengan cara membiarkan saja STKKS di tempat terbuka dengan menumpuk STKKS membentuk gunungan. Kandungan yang terkandung pada kompos kelapa sawit yaitu selulosa (40-60 %), disamping komponen lain yang jumlahnya lebih kecil seperti hemiselulosa (20-30 %), dan lignin (15-30 %).

Pengomposan adalah proses biologis dimana mikroorganisme mengkonversi material organik menjadi kompos. Pengomposan dinominasi oleh proses aerob atau proses yang membutuhkan oksigen. Mikroorganisme memakai O2 untuk mendapatkan energi dan nutrisi dari material organik. Dalam proses tersebut mereka menghasilkan karbon dioksida (CO2), air, panas, kompos dan bermacam-macam gas sebagai produk dari dekomposisi material organik. Berbagai macam transformasi biologis dan produk terjadi dalam proses pengomposan. Dilakukan oleh berbagai macam mikroorganisme, yang menghuni bermacam-macam lingkungan mikro. Meskipun mikroorganisme mendekomposisi beberapa material organik, mereka terus menciptakan senyawa organik baru dari produk hasil dekomposisi ( Fauzi, 2008 ).

Keunggulan kompos sisa tandan kosong kelapa sawit meliputi: kandungan kalium yang tinggi, tanpa penambahan starter dan bahan kimia, memperkaya unsur hara yang ada di dalam tanah, dan mampu memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi.  Kadar hara kompos tandan kosong kelapa sawit mengandung N total (1,91%), K (1,51%), Ca (0,83 %), P (0,54 %), Mg (0,09%), C- organik (51,23%), C/N ratio 26,82 %, dan pH 7,13 . Hasil analisis kadar hara kompos tandan kosong kelapa sawit yang dilakukan dalam penelitian ini adalah N (3,62%), P (0,94%) dan K (0,62%) ( Fauzi, 2008 ).

Sisa tandan kosong kelapa sawit merupakan sumber bahan organik yang kaya unsur hara N, P, K, dan Mg. jumlah tandan kosong kelapa sawit diperkirakan sebanyak 23% dari jumlah tandan buah segar yang di olah. Dalam setiap ton tandan kosong kelapa sawit mengandung hara N 1,5%, P 0,5%, K 7,3%, dan Mg 0,9% yang dapat digunakan sebagai substitusi pupuk pada tanaman kelapa sawit.

Biasanya masyarakat setempat memanfaatkan  STKKS sebagai alternatif pupuk kimia yang sudah diolah atau dikemas degan harga yang mahal, salah satu alasan masyarakat di daerah saya memilih STKKS untuk tanamannya dikarenakan faktor ekonomi, biaya yang  cukup terjangkau, dikarenakan hanya cukup mengeluarkan uang untuk penyewaan kendaraan ( pick-up ) atau Truck untuk mengangkut STKKS dari area pabrik pengolahan kelapa sawit menuju lokasi tanaman yang akan dipupuk.

Untuk meminta STKKS yang sudah menjadi kompos kepada pabrik biasanya hanya perlu meminta izin kepada penjaga pabrik ataupun mengajukan surat permintaaan kalau ingin menggunakan STKKS dalam jumlah yang banyak, salah satu cara menggunakan kompos STKKS untuk tanaman,  biasanya  tanaman yang berbentuk pohon yang besar lebih banyak memerlukan STKKS dan juga lebih perlu menggunakan tandan yang masih berbentuk bulat dan besar, kemudian cara menggunakannya dengan cara mengelilingi sisi tanaman dengen kompos STKKS dan biarkan tanaman tumbuh lebih subur dan besar beserta tanah yang lebih subur dari sebelumnya. Bagi tanaman yang berukuran kecil tidak perlu banyak menggunakan kompos STKKS cukup memotong bagian- bagian dari bentuk utuh STKKS menjadi beberapa bagian kemudian dilakukan cara yang sama dengan tanaman yang berbentuk pohon besar sebelumnya.

Terima kasih telah membaca artikel saya semoga dapat bermanfaat dan lebih bisa melihat peluang sekecil apapun untuk dijadikan hal yang berguna bagi kehidupan sehari- hari. Gbu

 Daftar Pustaka : Fauzi, Yan, dkk. 2008. "Kelapa Sawit". Jakarta: Penebar Swadaya.

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun