Pemikiran ku semakin tak terkendali aku merasa kuat tetapi tak sekuat itu, aku merasa sanggup tapi tak semampu itu. Mencoba merubah kembali dan melupakan semua yang indah. Aku tak pernah memikirkan yang buruk tentang dirinya, semua terasa indah saat dirinya dulu bersama ku, dari hati paling dalam aku sepi dan detik demi detik sampai mataku terpejam tidur pun selalu memikirkannya. Hal yang terbalik dengan yang aku percayai, antara mempercayai apa yang aku percaya tentang jodoh dan Tuhan sudah sediakan itu atau terus dalam keraguan atas kepercayaan itu, yang membuat ketakutan apakah aku akan dapat yang lebih baik dari sebelumnya.Â
Setelah dirinya mulai melupakan ku dengan kekasih barunya, mencoba menjauh dengan memblokir semua media sosialku, aku merasa ada dua hal yang harus aku pikirkan, antara baik atau tidak. Baiknya aku bisa secepat itu melupakannya dengan tidak ada lagi melihat kenangannya melalui story maupun kontak whatappsnya. Salah satu yang terburuk adalah aku selalu memikirkan dirinya dan terkubur larut akan kesalahan ku dulu, sebuah penyesalan yang tak mungkin akan berputar. Hatiku masih bertanya-tanya apakah aku belum siap untuk membuka hati atau aku belum siap melihatnya bahagia sebelum aku bahagia. Walaupun aku coba mengubur semua dengan keoptimisan penuh bahwa Tuhan telah menyediakan yang terbaik untukku kedepan. Sebuah keraguan kadang muncul disaat aku mulai bangkit dan mulai bisa  membuka pintu hatiku untuk orang lain,aku bisa jatuh cinta dengan mudah dan bisa juga melupakannya dengan mudah. Begitu cepat hilang perasaan kepada wanita lain, tetapi yang berbeda dari perasaan ku padanya yang sampai saat ini antara ada dan kadang juga tiada. Mungkin  menjadi sebuah misteri yang belum terpecahkan dalam pikiran ku, apakah aku sudah move on atau belum. Tetapi kalau mengikuti kata hati saat dia akan kembali walaupun itu mustahil dan tinggal tunggu waktu keajaiban Tuhan atau juga tinggal menunggu waktu jodoh yang sebenarnya akan datang dengan sendirinya kepadaku dan bisa mengerti apa yang hatiku cari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H