Mohon tunggu...
joshuaak
joshuaak Mohon Tunggu... Mahasiswa - edukasi dan cerita pendek

cuma iseng dan gabut tapi semoga jadi edukasi buat kalian pembaca

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Novel Percintaan : Lupa Jarak Part 3, 4, dan 5

20 Maret 2019   11:46 Diperbarui: 2 April 2019   18:29 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

( Rindu ) Sering dia bertanya kenapa aku begini, aku berusaha untuk kuat menjawabnya dengan penuh keyakinan bahwa aku sudah berjanji pada diriku akan terus menjaga segenap hati ini untuknya. Banyak berkata cinta itu buta, memang buta, tetapi mengerti tujuan utama dari arti mencintai tersebut. Semua ungkapanku selalu salah dimatanya semua tindakanku tak direspon baik. Banyak yang terus menguatkanku maupun ada juga yang membuatku berfikir lagi untuk menyerah, tetapi semua harus terus diberi pembuktian, agar dia sadar yang dilakukan ini bukan hanya sewaktu menyesal saja tetapi akan terus abadi untuk terus membahagiakannya.

Rasa tidak nyaman mungkin salah satu penyebab aku tidak bisa bersamanya lagi, mungkin aku tidak bisa mengembalikan rasa nyaman itu secepatnya. Aku tidak akan menyerah, sampai setiap jalur kuning melengkung, aku akan terus berusaha walaupun memang sakit, karena aku ingat komitmen kami berdua dulu " siap mencintai siap juga di sakiti".

Komitmen mudah saja diingkari, tetapi semua rasa ini tidak pernah bisa dibohongi. Terlihat dari semua kata-katanya yang aku coba gali, ketidak yakinan untuk jauh dariku semakin menjadi pemicu semangat untukku. Semua kata-kata dirimu akan melupakanku, semakin membuatku kuat. Karena masih terlihat perhatian yang datang darinya walaupun diselimuti dengan kata-kata singkat.

Hati yang terus membeku, kata yang pedas dari mulutnya, belum cukup untukku berhenti mentintai dia, saat ku ingat kami bersatu bukan karena perbedaan saja tetapi karena rasa kesamaan, kesamaan ku dengannya memang tidak begitu disadarinya, tetapi aku merasa banyak yang sama dari kami. Berawal dari rasa egois, seiman, rasa tidak pernah bosan sebelumnya, adalah rasa yang kuanggap sama. Dimana itu adalah sebuah kekurangan maupun kelebihan dari kami berdua.

Aku tunggu saatnya menimati hari-hari ini bersamanya lagi, mungkin ini masih awal tetapi semua terasa berat saat dia tak bersamaku, rasa takut karena dia ingin melupakanku, pikiran terus tertuju kepadanya semua terasa sulit menjalani aktifitasku, tetapi rasa rindu ini perlahan membunuhku, dengan semua angan-angan yang kami rajut dulu.

Berserah kepada yang Maha Kuasa kini coba, memancarkan semua doa untuk kelanjutan hubungan, mendapatkan jalan keluar guna membuat hati tenang. Berpura-pura kuat memang tidak mudah, tetapi demi kebaikan agar dia tetap percaya kepadaku untuk menjaga diriku tetap baik-baik saja, dan mengembalikan semua kepercayaannya bahwa aku bisa menjaga dan membahagiakannya nanti.

( Pergi ) 

Tepat seminggu kami berpisah, Mencobaku untuk terus bertahan, memang tidak mudah, aku harus siap disakiti demi kesadarannya nanti. Aku terus mencoba menjelaskan alasanku melakukan yang dia tidak sukai dulu, bukan karena aku ingin membela diri, karena aku ingin dia sadar keputusan yang aku dan dia ambil memang semua ada alasannya.

Hati yang terus membeku disetiap harinya semakin memperburuk keadaan, aku merasa semakin dikejar, dia akan semakin jauh. Aku harus mengambil keputusan terberat dalam hidupku, untuk sementara waktu menjauhi dia. Semua penjelasan ku telah aku berikan, bukan seakan ingin menyerah, tetapi aku ingin memberi waktu banyak agar dia menyadari, mencoba melupakan itu memang bisa tetapi melupakan kenangan tidak akan bisa.

Setiap janji yang telah terucap pada diriku sendiri begitu juga kepada orang tuanya, akan menjadikan motivasi ku untuk terus kuat, karena setiap doa yang terucap dari orangtua kuyakini akan terkabulkan suatu saat nanti. Waktu Memang terus berputar, mungkin waktu nanti yang akan menjawab semua keraguan dihatinya, karena semua rasa yang aku beri tidak akan pergi. Cinta bukan tentang harga diri tetapi bagaimana cara kalian memperjuangkannya, apakah cinta itu bisa membuat kalian lebih baik atau malah membuat kalian semakin sakit.

Fokus pada satu tujuan, memikirkan cara untuk bisa mendapatkan kepercayaannya kembali memang harus siap menanggung resiko, kini aku harus siap menghadapi semua keputusan yang telah aku ambil. Berkat yang Maha Pencipta semakin membuka jalanku untuk terus optimis melangkah kedepan, tanpa mengingat kembali kesalahan yang membuatku semakin tertekan.

( Berbeda Karena Special ) 

Kelemahan bukan jadi alasan menjadi tidak sempurna, perbedaan tidak menjamin ketidakcocokkan. Walaupun aku harus memulai menjadi lahir baru, melupakan semua kesalahan yang aku perbuat untuk dijadikan pelajaran kedepan guna menghapus luka dihatinya.

Kini aku semakin tidak mengenal dirinya yang dulu, tetapi aku akan berusaha untuk menjadi yang baru dan ingin lebih mengenalnya kembali. Mengerti semua yang dia inginkan, mengerti semua ketidak pedulianku yang mengabaikan semua perhatiannya dulu.

 Menjalani hari-hari semakin berat, walaupun pikiran sudah mulai tenang, tetapi tetap terasa ada yang hilang dalam hidupku. Setiap kata-kata yang terucap dulu selalu membangunku, selalu membuatku ingin merubah diri. Aku tidak pernah menganggap semua masukan yang dia ajarkan kepadaku tidak berarti, tetapi semua kata-kata yang di katakannya selalu terserap dipikiranku,  memotivasiku untuk lebih baik lagi kedepan.

Banyak yang mengatakan dia wanita yang sangat berbeda, tetapi bagiku dia sangat spesial, bukan tentang semua yang melukai hati tetapi tentang yang telah dia lakukan selama ini untuk hidupku, itu sungguh berarti. Aku tidak pernah bisa membencinya, karena setiap mengingat dirinya lebih banyak kepikiran yang positif dari pada negatif.

Semua pengaruh yang telah dia beri mempunyai arti yang berbeda disetiap porsinya, aku tidak tau sampai kapan dia terus berlari menjauhiku, mencoba melupakanku dan kenangan yang indah dulu. Bukan melihat dari luarnya saja, bukan melihat dari fisiknya saja, semua yang dari dalam hati dan pikirannya membuatku semakin kagum terhadapnya. Tepat satu minggu aku berpisah dengannya, aku mencoba terus berjuang dan menyerahkan semua kepada Sang Pencipta, mengantarkan semua melalui doa.

Sungguh teramat baik Sang Pencipta langsung membalas doaku melalui bunga tidurku, didalam mimpi yang selalu indah tentangnya. Semakin membuatku optimis untuk terus maju dan terus memperjuangkannya. Walaupun masih belum ada tanda respon yang baik darinya, aku akan terus menunggu sampai tak kenal lelah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun