Mohon tunggu...
joshuaak
joshuaak Mohon Tunggu... Mahasiswa - edukasi dan cerita pendek

cuma iseng dan gabut tapi semoga jadi edukasi buat kalian pembaca

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Novel Percintaan : Lupa Jarak (Part 1)

18 Maret 2019   13:26 Diperbarui: 2 April 2019   18:26 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

( Perjalanan Panjang )

Mencoba menjalani semua yang berawal dari sebuah rintangan besar, dengan harapan yang rasio tercapainya kecil. Semua terlihat tidak terasa mudah bermula dari seorang yang bertemu denganku di sebuah acara bersama mantan kekasihku. Sejak itu tidak ada tanda akan kelansungan cerita ini akan bermula dari pertemuan tak sengaja itu.

Setelah acara selesai, aku bergegas melangkahkan kaki untuk meninggalkan tempat itu. Dering handphone ku berbunyi, terlihat di layar hpku pesan masuk dengan bertulisan " Hallo" , sentak aku langsung merespon dan membalas pesan tersebut " siapa ya ?". Chat itupun terus berlanjut sampai ku mengetahui bahwa yang menghubungiku tadi ternyata seorang yang tadi bertemu di acara, pergi bersama mantan kekasihku.

Waktu terus berjalan setiap hari aku mengetik kata-kata, untuk membalas pesan seorang yang terus mendekatiku, sehingga aku merasa jenuh dan tidak nyaman. Didalam pikiranku telah tumbuh rasa percaya diri besar setelah aku yakin bahwa dia menyukaiku, hingga beberapa waktu kemudian rasa percaya diri tersebut semakin yakin setelah melihat kata-kata yang memberikan "kode keras" kata anak zaman sekarang hehe...

Namun perasaanku tak kunjung bertumbuh terhadapnya, sehingga aku pun mulai mengabaikannya. Sehingga tiba saatnya dia pun berada dalam titik jenuh tak kunjung di tembak dan terus di abaikan. Bukan karena kebetulan teman dekatnya sedang dalam rasa depresi berat sehingga dia menawarkan aku untuk berkenalan dengan temannya tersebut. Kontak nya pun di berikan kepada aku agar aku mulai menghubungi temannya tersebut melalui media sosial " Facebook " dan melalui nomor telpon pribadinya.

Berawal dengan rasa iseng, sebelumnya aku yang sudah berjanji  pada diriku sendiri untuk tidak mau menjalin cinta dengan wanita manapun dulu. Setelah timbul rasa penasaran besar, hingga aku memberanikan diri mengirim pesan melalui "facebook" kepadanya. Tak ada respon sedikitpun dalam bentuk balasan pesan, sehingga timbul perasaan semakin penasaran hingga aku mulai menyukai semua foto di media sosial " facebook" nya dan mengetik komentar di setiap status media sosialnya.

Sehingga sesekali dia juga mulai menyadari bahwa saya ingin lebih kenal lagi dengannya dan sesekali menyukai fotoku maupun membalas komentar aku di papan komentar facebooknya. Beberapa minggu kemudian aku memberanikan diri untuk mengirimkan sms kepadanya dan kadang- kadang di balas dengan nada yang cuek. Aku terus bersabar dan tetap optimis sehingga tiba pada bulan desember, saat perayaan hari raya natal, aku mencoba kembali menghubunginya menanyakan alamat rumahnya, akhirnya aku menemukan jawaban dengan respons yang baik juga.

Aku datang bersama temanku dirumahnya untuk pertama kalinya, melihat keindahan dunia secara nyata yang terpancar dari senyumannya yang penuh arti di mataku. Sesampai aku dirumah masih terbayang wajahnya tetapi aku belum merasakan tanda-tanda kesukaanku padanya. Kembali dering hpku menandakan pesan masuk, melihat kata-kata yang membuat aku tercengang dan kaget. "kamu pacarnya anakku ya, jaga dia baik-baik yaa, mama tidak mau dia sakit lagi", aku tidak tau mau membalas pesannya gimana lagi dan hanya mengatakan Aku akan jaga baik-baik anak Ibu kok....

Setelah itu masuk kembali pesan di hpku, dengan kata "maaf ya tadi mamaku yang sms kamu, mamaku kira kamu pacarku hehe..." . Semenjak kejadian itu hubungan ku semakin membaik dengannya, aku merasa semakin nyaman dan ingin terus mengenalnya lebih jauh. Sehingga mulai terbuka hatiku untuk mulai memperjuangkan dirinya, aku sering datang dirumahnya walaupun jaraknya cukup jauh dari rumahku dengan niat untuk membahagiakan dia. Tidak ada rasa peduli apakah ada rasa atau tidak dia kepadaku, semuanya aku jalani seperti air yang mengalir dengan perasaanku yang mulai bertumbuh perlahan-perlahan terhadapnya.

Hingga tiba saatnya mulai timbuh rasa ingin tau status yang ada pada dirinya apakah sudah mempunyai kekasih atau belum. Mencari tau dan mulai memberanikan diri untuk menanyakan kapada dia, sehingga aku telah menemukan jawaban bahwa dia sudah kembali menjalin cinta dengan mantan kakasihnya dulu. Hatiku bagaikan remuk dan hancur merasa menyesal karena menahan rasa begitu lama, tak ada rasa semangat untuk melanjutkan rasa ini lagi.

Kekuatan yang membuatku kembali bangkit dengan rasa optimis sehingga rela menunggu hampir setengah tahun untuk kembali, selama setengah tahun yang sangat sulit dengan proses yang tidak mudah tentunya dengan status bukan siapa-siapa tidak menyurutkan semangatku untuk terus memperjuangkan semua perasaan ku yang terus membara. Setiap hari harus menahan rasa pahit dan perih dengan respon yang sangat minim.

Tuhan membuka jalan bagiku dengan kandasnya hubungan dia dengan kekasihnya, sehingga aku berada di jalur yang tepat untuk memberikan pundakku demi menguatkan perasaannya. Tidak hanya sampai disitu perjuanganku, karena kedepan masih banyak rintangan yang harus aku lewati, dari ancaman dari mantan kekasihnya dan harus membantu memulihkan hati yang sedang hancur, perlahan-lahan semua bisa dilalui dengan rasa darinya yang mulai tumbuh jadi motivasi bagiku untuk terus membahagiakannya.

Didalam menjalani hubungan awalnya sangat membahagiakan ditahun pertama terus berjalan lancar, sehingga jarak pun mulai kami terobos dengan komitmen besar dan rasa percaya satu sama lain. Keluarga semakin dekat dan kamipun merasakan telah masuk dalam keluarga besar kami berdua, dengan orang tua yang terus mendukung kami jadikan motivasi menghadapi masalah yang terus menghujani hubungan kami. Timbul wacana besar antara kami bedua tentang masa depan semua terasa sudah pasti, apa yang aku dan dia impikan semua sudah terwujud dari menginap di rumahku dan rumahnya, menginap dirumah abang dan kakakku, mendatangi desa ayahku dimana dia disana merasakan banyak hal dan membuatnya merasa bahagia.

Aku juga siap untuk menjadi pendengar yang baik dalam setiap apa yang dia akan ceritakan kepadaku dalam hal sekecil apapun, semua terasa kini terbungkus dalam sebuah kenangan yang terjadi dikarenakan kesalahanku yang mungkin sudah lama tidak dia sukai sehingga membuatnya menjadi bosan mengingatkanku lagi, dua tahun lebih telah di jalani. Telah kandas dengan rasa keegoisan ku, kini rasa penyesalan terus berputar dalam pikiranku, perasaan ku yang harus menerima bahwa dia bukan lagi milikku.

Teringat terus di pikiranku semua kenangan yang tak mungkin terhitung lagi adanya, semua terus menghantui dan terus menekan diriku akan kesalahan fatalku. Semua cara telah aku upayakan untuk memperbaiki diri sehingga dia semakin tidak nyaman denganku. Aku bingung harus bagaimana sehingga menggangu konsentrasiku, yang awalnya aku seorang yang sangat ceria menjadi seorang yang sangat murung, walaupun aku berupaya terus untuk menutup sedih di raut mukaku tetap saja aku tidak bisa membohongi perasaanku.

Upaya yang aku coba dari menanyakan kepada teman-temanku yang mempelajari ilmu di jurusan psikologi, berupaya menanyakan upaya untuk merubah diri. Menanyakan kabarnya melalui orang-orang dekatnya sahabat, teman, dan keluarganya. Awalnya kedua orang tuaku tidak pernah memberikan saran tentang percintaan kepadaku akhirnya turut menguatkan ku dan mencoba memberikanku jalan keluar, sehingga pada hari kelima " lama kami berpisah " aku terus berusaha kuat dan sabar menunggu agar di beri kesempatan kedua kalinya.

Tidak pernah ada dalam diriku untuk berhenti berjuang karena sebelum kami benar-benar berakhir aku mendapatkan mimpi sangat indah, kami  bersama mengucapkan janji di atas mimbar gereja dan akan terus setia sampai akhir hayat memisahkan. Aku percaya melalui mimpi itu aku di beri kekuatan lagi agar terus optimis karena aku percaya itu semua adalah tanda dari Sang Pencipta.

Masih banyak lagi sebenarnya yang tidak dapat aku jelaskan dalam sebuah kata diketikan ini, mungkin ini gambaran besar yang telah aku rasakan dari upaya mendekatinya hingga akhir berupaya memperbaiki kesalahanku. Aku juga tidak bisa menutup rasa kekesalan karena yang aku lakukan murni karena rasa egois ku yang tidak peka akan kecemburuannya kepadaku. Semua penjelasanku tentang sahabatku akan aku kembali ingatkan dalam teks ini, bahwa aku tidak mungkin menyamakan rasa sayang dan cintaku kepada dia sama rasa sayang ku kepada teman-temanku. Semuanya memang beda porsinya, aku sayang sama dia murni karena aku melihat masa depan kepadanya karena apa yang sudah aku lalui selama ini bersama dia telah membuat aku yakin atas apa yang aku rencanakan untuk masa depanku.

Aku juga mengerti kami diawal karena di persatukan oleh Tuhan dengan cerita yang sangat rumit itu, sehingga sebelum aku menjadikan dia pacar, aku dihadiahi oleh Tuhan melalui mimpi yang menandakan bahwa aku tepat memilih dia untuk jadi pacar dan teman hidupku. Sebelum kami berakhir juga dua minggu sebelumnya dia mendapatkan mimpi yang sangat buruk dan dia menceritakan kepadaku walaupun aku tidak percaya atas mimpi itu hingga aku tenang-tenang saja. Sehingga terjadilah kenyataan pahit buah dari mimpi itu, walaupun menurut orang-orang yang mengeluti ilmu psikologi mimpi adalah alam bawah sadar sehingga terus di pikirkan akan menjadi kenyataan.

Dengan ini aku telah berjanji pada diriku akan berubah dan tidak akan mengulang kesalahan yang sama, karena aku percaya dari semua perjuangan kita semua akan ada jalan terang untuk kita lebih baik kedepannya dan mencoba lebih menghargai apa yang telah Tuhan percayakan untuk menjaga dan membahagiakan dia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun