Tuhan membuka jalan bagiku dengan kandasnya hubungan dia dengan kekasihnya, sehingga aku berada di jalur yang tepat untuk memberikan pundakku demi menguatkan perasaannya. Tidak hanya sampai disitu perjuanganku, karena kedepan masih banyak rintangan yang harus aku lewati, dari ancaman dari mantan kekasihnya dan harus membantu memulihkan hati yang sedang hancur, perlahan-lahan semua bisa dilalui dengan rasa darinya yang mulai tumbuh jadi motivasi bagiku untuk terus membahagiakannya.
Didalam menjalani hubungan awalnya sangat membahagiakan ditahun pertama terus berjalan lancar, sehingga jarak pun mulai kami terobos dengan komitmen besar dan rasa percaya satu sama lain. Keluarga semakin dekat dan kamipun merasakan telah masuk dalam keluarga besar kami berdua, dengan orang tua yang terus mendukung kami jadikan motivasi menghadapi masalah yang terus menghujani hubungan kami. Timbul wacana besar antara kami bedua tentang masa depan semua terasa sudah pasti, apa yang aku dan dia impikan semua sudah terwujud dari menginap di rumahku dan rumahnya, menginap dirumah abang dan kakakku, mendatangi desa ayahku dimana dia disana merasakan banyak hal dan membuatnya merasa bahagia.
Aku juga siap untuk menjadi pendengar yang baik dalam setiap apa yang dia akan ceritakan kepadaku dalam hal sekecil apapun, semua terasa kini terbungkus dalam sebuah kenangan yang terjadi dikarenakan kesalahanku yang mungkin sudah lama tidak dia sukai sehingga membuatnya menjadi bosan mengingatkanku lagi, dua tahun lebih telah di jalani. Telah kandas dengan rasa keegoisan ku, kini rasa penyesalan terus berputar dalam pikiranku, perasaan ku yang harus menerima bahwa dia bukan lagi milikku.
Teringat terus di pikiranku semua kenangan yang tak mungkin terhitung lagi adanya, semua terus menghantui dan terus menekan diriku akan kesalahan fatalku. Semua cara telah aku upayakan untuk memperbaiki diri sehingga dia semakin tidak nyaman denganku. Aku bingung harus bagaimana sehingga menggangu konsentrasiku, yang awalnya aku seorang yang sangat ceria menjadi seorang yang sangat murung, walaupun aku berupaya terus untuk menutup sedih di raut mukaku tetap saja aku tidak bisa membohongi perasaanku.
Upaya yang aku coba dari menanyakan kepada teman-temanku yang mempelajari ilmu di jurusan psikologi, berupaya menanyakan upaya untuk merubah diri. Menanyakan kabarnya melalui orang-orang dekatnya sahabat, teman, dan keluarganya. Awalnya kedua orang tuaku tidak pernah memberikan saran tentang percintaan kepadaku akhirnya turut menguatkan ku dan mencoba memberikanku jalan keluar, sehingga pada hari kelima " lama kami berpisah " aku terus berusaha kuat dan sabar menunggu agar di beri kesempatan kedua kalinya.
Tidak pernah ada dalam diriku untuk berhenti berjuang karena sebelum kami benar-benar berakhir aku mendapatkan mimpi sangat indah, kami  bersama mengucapkan janji di atas mimbar gereja dan akan terus setia sampai akhir hayat memisahkan. Aku percaya melalui mimpi itu aku di beri kekuatan lagi agar terus optimis karena aku percaya itu semua adalah tanda dari Sang Pencipta.
Masih banyak lagi sebenarnya yang tidak dapat aku jelaskan dalam sebuah kata diketikan ini, mungkin ini gambaran besar yang telah aku rasakan dari upaya mendekatinya hingga akhir berupaya memperbaiki kesalahanku. Aku juga tidak bisa menutup rasa kekesalan karena yang aku lakukan murni karena rasa egois ku yang tidak peka akan kecemburuannya kepadaku. Semua penjelasanku tentang sahabatku akan aku kembali ingatkan dalam teks ini, bahwa aku tidak mungkin menyamakan rasa sayang dan cintaku kepada dia sama rasa sayang ku kepada teman-temanku. Semuanya memang beda porsinya, aku sayang sama dia murni karena aku melihat masa depan kepadanya karena apa yang sudah aku lalui selama ini bersama dia telah membuat aku yakin atas apa yang aku rencanakan untuk masa depanku.
Aku juga mengerti kami diawal karena di persatukan oleh Tuhan dengan cerita yang sangat rumit itu, sehingga sebelum aku menjadikan dia pacar, aku dihadiahi oleh Tuhan melalui mimpi yang menandakan bahwa aku tepat memilih dia untuk jadi pacar dan teman hidupku. Sebelum kami berakhir juga dua minggu sebelumnya dia mendapatkan mimpi yang sangat buruk dan dia menceritakan kepadaku walaupun aku tidak percaya atas mimpi itu hingga aku tenang-tenang saja. Sehingga terjadilah kenyataan pahit buah dari mimpi itu, walaupun menurut orang-orang yang mengeluti ilmu psikologi mimpi adalah alam bawah sadar sehingga terus di pikirkan akan menjadi kenyataan.
Dengan ini aku telah berjanji pada diriku akan berubah dan tidak akan mengulang kesalahan yang sama, karena aku percaya dari semua perjuangan kita semua akan ada jalan terang untuk kita lebih baik kedepannya dan mencoba lebih menghargai apa yang telah Tuhan percayakan untuk menjaga dan membahagiakan dia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H