Mohon tunggu...
Yossy Suparyo
Yossy Suparyo Mohon Tunggu... -

Tinggal di Desa Wiradadi, Sokaraja, Banyumas. Alumnus Jurusan Teknik Mesin Universitas Negeri Yogyakarta dan Ilmu Informasi Universitas Islam Negeri Yogyakarta.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Gedhe Foundation Kembangkan Dashboard Desa Peduli Buruh Migran

7 November 2015   22:44 Diperbarui: 8 November 2015   11:17 50
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Akhirnya Gedhe Foundation mengembangkan dasboard desa peduli buruh migran (desbumi) dalam sistem informasi desa. Dasboard ini mendukung kerja pendataan dan perlindungan buruh migran yang sebagian besar berasal dari desa. Dasboard ini memungkinkan publik mengakses informasi tentang buruh migran dalam satu halaman antarmuka.

Inisiatif pengembangan dasboard lahir dari langkanya informasi buruh migran di tingkat desa. Minimnya informasi tentang buruh migran di desa menyebabkan para calon buruh migran hanya menerima informasi dari perusahaan dan calo. Kedua sumber ini acapkali tak memberikan informasi secara objektif karena tujuan mereka adalah mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya dari aktivitas migrasi para calon buruh migran.

Data SARI (2014) menyebutkan dominasi informasi dari perusahaan dan calon terjadi akibat lembaga-lembaga pemerintah tidak memiliki layanan informasi migrasi secara lengkap, bahkan dapat dikatakan tidak ada. Kemampuan lembaga pemerintah dalam mengelola informasi tertinggal jauh dibanding perusahaan dan calo. Karena itu, munculnya dasbord desbumi mendorong pemerintah desa melakukan pengelolaan data secara mudah, bahkan melakukan perlindungan di tingkat hulu.

Desa Kuripan menjadi desa model yang menerapkan dasboard ini. Dasboard Desbumi berisi lima fasilitas utama. Pertama, informasi negara tujuan migrasi. Fasilitas ini menyajikan data tentang negara, deskripsi negara, standar gaji, kantor imigrasi, kantor kedutaan RI, dan foto. Lewat fasilitas ini, para calon buruh migran dapat mengetahui gambaran umum tentang negara yang akan menjadi tujuan migrasi mereka.

Kedua, tata cara pengurusan dokumen pendukung migrasi. Minimnya informasi atas prosedur pengurusan dokumen membuat para calon buruh migran menggunakan jasa perusahaan atau calo dalam mendapatkan dokumen yang dibutuhkan. Pemalsuan identitas acapkali terjadi untuk memuluskan pengurusan dokumen.

Ketiga, laporan statistik aktivitas migrasi yang dilakukan warga desa. Dasboard ini menampilkan grafik dan statistik aktivitas warga desa yang memilih melakukan aktivitas migrasi.

Keempat, layanan penerimaan pengaduan warga. Ada fasilitas pengaduan melalui formulir dan telepon bagi warga yang membutuhkan dukungan dari desa.

Kelima, laporan penanganan kasus-kasus buruh migran yang ditangani oleh desa. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun