[caption id="attachment_171307" align="alignleft" width="300" caption="Praktik Instalasi Sistem Operasi Komputer"][/caption] Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) berbasis sumber terbuka (open source) telah menembus dunia perdesaan. Sejumlah desa, seperti Desa Mandalamekar dan Desa Melung, secara terbuka mengibarkan gerakan goes open source. Gerakan ini diikuti oleh puluhan desa lainnya di wilayah Sukabumi, Cilacap, Tasikmalaya, Banyumas, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat. Pada pertengahan Maret 2011, Desa Mandalamekar mencanangkan gerakan Mandalamekar Go Open Source (MGOS). Gerakan ini ditandai dengan pemanfaatan sistem operasi BlankOn di seluruh komputer di desa tersebut, seperti kantor desa, studio radio komunitas, mapun komputer-komputer jinjing milik warga. Selanjutnya, pada 11 November 2011, Desa Melung, Banyumas mengikuti langkah yang diambil oleh Mandalamekar. Pada awal 24 Desember 2011, para pegiat TIK Open Source, pemerintah desa, dan warga desa mendeklarasikan Gerakan Desa Membangun (GDM). GDM mendorong tiga prinsip besar, yaitu berdaulat secara politik, bermartabat secara budaya, dan mandiri secara ekonomi. Pilihan pemanfaatan BlankOn sebagai dukungan TIK perdesaan lahir dari kesadaran atas tiga prinsip di atas. Warga desa merasa bangga bisa menggunakan sistem operasi komputer yang dikembangkan oleh putra-putri terbaik bangsa Indonesia. Hal sebaliknya terjadi di kalangan pemerintah. Gerakan Indonesia Go Open Source (IGOS) yang dipelopori oleh lima kementerian sudah mulai rontok. Kegiatan migrasi ke piranti lunak open source dapat dikatakan gagal total. Bahkan Kementerian Pendidikan Nasional sebagai pelopor IGOS justru berbalik arah dengan menandatangani kesepakatan dengan Microsoft. Ibarat pepatah, pemerintah tak malu menelan air ludah sendiri. Alih-alih menjadi suri tauladan, mereka justru menjadi bagian dari akar permasalahan kemandirian teknologi di Indonesia. Mengapa bisa penerapan TIK berbasis open source berkembang cepat di dunia perdesaan? Salah satu kunci keberhasilan pengembangan piranti lunak sumber terbuka di dunia perdesaan adalah komunalisme. Dunia perdesaan digerakkan oleh jalinan kekerabatan yang kuat, termasuk dalam pengelolaan sumber daya. Hal itu tampak dalam pemanfaatan sumber daya secara kolektif, misalnya seorang warga bisa meminjamkan cangkul, ember, sepeda, tak terkecuali mebeler pada tetangganya. Warga desa percaya dalam hak kepemilikan selalu diikuti oleh hak sosial. Pandangan inilah yang melahirkan semangat gotong-royong. [caption id="attachment_171308" align="alignleft" width="300" caption="Pengembangan BlankOn Berbahasa Sunda di Desa Mandalamekar"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H