Mohon tunggu...
Yohanis Stephen
Yohanis Stephen Mohon Tunggu... Pegawai Swasta -

Anyone who has never made a mistake has never tried anything new - Albert Einstein

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kehidupan Penulis yang Normal

15 Agustus 2015   22:22 Diperbarui: 15 Agustus 2015   22:22 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.


Riuhnya kesibukan memang membuat kita mudah terjerumus ke dalam keadaan yang tidak normal. Pekerjaan yang melelahkan, pikiran mengenai keperluan sandang-pangan keluarga, dan berbagai macam undangan bergantian datang menggoda kita. Kegiatan menulis sendiri seperti hilang ditelan badai. Jangankan menulis lima belas menit setiap hari, kadang malah seminggu sekali pun tidak menulis. Atau kadang sekali menulis langsung bisa ribuan kata, setelah itu seakan tidak punya kekuatan untuk menulis lagi. Terus kembalilah kita kepada rutinitas kita: Terlempar ke dalam badai kesibukan.  

Tapi itu tidak normal!

Oleh karena itu hari ini saya akan share lima langkah bagaimana mendapatkan kembali status kita sebagai penulis yang normal.

  1. Utamakan untuk menyelesaikan kewajiban kita lebih dulu. 

    Dengan lebih dulu melakukan kewajiban kita, kita membebaskan diri kita dari "utang” sehingga waktu duduk untuk menulis, pikiran kita sudah jernih. Saran saya, di pagi hari sebelum mulai melakukan rutinitas, menulislah. Itu pun jika tidak  terlambat bangun. Saya sering merasa tulisan saya jauh lebih bertenaga apabila saya menulis dalam keadaan fresh, karena otak saya belum sempat stres.

  2. Buat target yang kecil dulu. 

    Daripada begadang hanya untuk menulis, tulislah sedikit demi sedikit setiap hari. Target saya sehari-hari sebenarnya hanya 15 menit atau 200 kata saja. Memang sedikit, tapi kan lama-lama menjadi bukit juga.

  3. Jadikan kegiatan menulis sebagai rutinitas. 

    Buatlah jadwal menulis yang cocok untuk Anda. Kalau tidak bisa menulis setiap hari, cobalah menulis tiga kali seminggu. Selain itu, tulislah di waktu dan tempat yang sama. Setelah kebiasaan ini terbentuk, nantinya fokus Anda akan muncul sendiri tepat setelah Anda duduk untuk menulis.

  4. Cari waktu untuk diri sendiri.

    Kadang kita terjebak dalam pola 'kerja-pulang-menulis', dan itu sangat-sangat melelahkan, padahal kan menulis harusnya menjadi kegiatan yang menyenangkan, bukan? Daripada stres, cobalah relaks sedikit, misalnya dengan menonton acara favorit, bermain video game, jalan-jalan sebentar untuk hirup udara segar, pokoknya lakukan apapun yang membuat Anda bahagia.

  5. Jangan lupa merawat tubuh.

    Sebagai penulis kadang kita tidak sadar telah menjadi zombie laptop. Beberapa minggu yang lalu, saya mulai belajar betapa berharganya kesehatan. Saya benar-benar lelah dan tidak ada pekerjaan yang beres. Saya tahu keadaan ini tidak bisa begini terus, saya harus melakukan perubahan, jadi saya mulai lagi berolahraga, minimal setengah jam setiap hari. Saya sekarang berolahraga dua kali sehari. Pagi workout, sore pernapasan. Ajaib sekali, tidak lama kemudian, sakit pada punggung saya hilang dan saya benar-benar bisa bekerja lagi.

    Mantaaapp...

    Maksud saya bagaimana? Luangkan waktu untuk berolahraga. Olahraga sanggup membuat kita menjadi penulis yang lebih baik lagi. Dijamin!

     

     

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun