Apabila seseorang menulis dengan keinginan agar kalimat yang dibuatnya menjadi quote, menjadi kalimat yang excellent, maka itu adalah hasrat orang yang tidak waras. Itulah menyebabkan writer’s block. Setiap pagi dua jam waktu saya terbuang percuma hanya karena saya kepengen menulis artikel yang top habis, yang sekaligus juga merupakan artikel dalam format tertutup – menolak kritikan. Tentu saja tidak mungkin. Lebih baik menulis sesuatu yang bisa diterima, dan apabila mungkin: Bersedia diserang.
Â
Anda tidak bisa menginspirasi diri sendiri
Inspirasi tidak keluar dari dalam Anda. Inspirasi adalah karunia dari sesuatu yang ada di luar Anda, jadi jika artikel Anda payah, itu bukan salah Anda.
Jika Anda sadar bahwa tanggung jawab untuk menulis sesuatu yang lebih dalam, lebih dahsyat, lebih hebat itu berada di luar Anda, maka Anda akan bebas dari rasa ingin sempurna, yang menyebabkan writer’s block.
Â
Sebab hal itu tidak mungkin
Menulis kalimat yang norak, payah, atau kacau sebenarnya sama sulitnya dengan menulis kalimat yang hebat, dengan alasan: Sengajalah membidik pola kalimat atau tata bahasa yang mengerikan, buruk, jelek, pasti tidak lama kemudian Anda akan bebas dan terciptalah karya terbaik Anda.
Jika Anda membiarkan diri sendiri menjadi penulis yang payah, Anda sebenarnya sedang mengizinkan diri sendiri menjadi penulis besar.
Salam.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H