Mohon tunggu...
Yoss Prabu
Yoss Prabu Mohon Tunggu... Novelis - Novelis

Bukan siapa-siapa. Hanya seseorang yang hobby menulis tapi tak pernah dipublikasikan. Aktivis teater, tapi jarang-jarang kumpul dengan insan teater. Agak aneh, memang. Ya, begitu. Biarkan saja.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Refleksi Diri di Akhir Tahun

2 Desember 2024   10:33 Diperbarui: 2 Desember 2024   11:31 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Refleksi Diri di Akhir Tahun

Mari sejenak kita merenung. Akhir tahun selalu membawa suasana yang khas. Lampu-lampu yang menghias sudut-sudut kota, alunan musik yang mengiringi langkah kaki di pusat perbelanjaan, hingga berbagai resolusi yang mulai tersusun dalam pikiran. Pun tidak ketinggalan, akhir tahun juga selalu dimeriahkan banjir dan longsor di mana-mana, gunung yang erupsi di berbagai wilayah. 

Tentunya bagi sebagian orang, ini adalah waktu yang tepat untuk merayakan pencapaian. Namun bagi yang lainnya lagi, ini adalah momen yang tepat untuk mengevaluasi diri, merangkum, dan merenungkan perjalanan yang telah dilalui.

Refleksi diri di akhir tahun menjadi semacam ritual yang tak terucap. Tanpa perlu banyak upacara, kita mulai menengok ke belakang, menyusuri jejak-jejak yang telah tertinggal selama 12 bulan terakhir. Mungkin ada kenangan manis yang ingin kita ulang, atau justru luka yang ingin kita tutupi dengan perban waktu.

"Sudah sejauh mana aku berjalan?" Barangkali menjadi pertanyaan pertama yang terlintas. Tahun ini mungkin terasa seperti perjalanan panjang yang penuh liku. Ada momen-momen di mana kita merasa berada di puncak dunia -- mendapatkan promosi yang diimpikan, menjalin hubungan baru, atau meraih pencapaian akademik yang diusahakan selama bertahun-tahun.

Tapi ada pula saat-saat ketika semuanya terasa runtuh. Mungkin ada kegagalan yang membuat kita meragukan diri sendiri, kehilangan yang meninggalkan lubang dalam hati, atau keputusan yang ternyata salah arah. Semua ini adalah bagian dari perjalanan hidup yang tak terpisahkan.

Dalam refleksi diri, kita belajar untuk menerima bahwa hidup bukanlah garis lurus. Ada kalanya kita harus tersesat untuk menemukan jalan baru. Seperti pepatah mengatakan, "Terkadang, kita harus kehilangan sesuatu untuk menemukan hal yang lebih berharga."

Setiap pengalaman, baik atau buruk, selalu membawa pelajaran. Refleksi diri bukan hanya tentang mengingat apa yang telah terjadi, tetapi juga memahami makna di baliknya.

Kadang pula, kita perlu memberi waktu bagi diri sendiri untuk tumbuh dan berkembang. Ada hal-hal yang berada di luar kendali kita. Belajar menerima dan berdamai dengan kenyataan adalah bentuk kedewasaan yang sulit, tetapi sangat berarti. Di balik kesibukan dan masalah, selalu ada hal-hal kecil yang patut disyukuri. Seulas senyuman dari orang-orang sekitar, dukungan dari teman dekat, atau bahkan waktu luang untuk diri sendiri.

Setelah mengevaluasi, langkah berikutnya adalah menyusun harapan. Resolusi tahun berikutnya bukanlah sekadar daftar target yang harus dicapai, melainkan kompas yang memberikan arah dalam perjalanan hidup kita.

Cobalah bertanya pada diri sendiri. Apa yang ingin aku perbaiki dari diriku? Apa kebiasaan baru yang ingin aku kembangkan? Bagaimana aku bisa lebih berkontribusi bagi orang-orang di sekitarku?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun