"Ya Allah, kok sampai basah kuyup begitu, mbok ya tadi nunggu hujan reda. Kalau kamu masuk angin kasian Zahra Nduk," ucap Simbok sambil mengambilkan handuk untuk mengeringkan badan anak perempuannya.
"Aku khawatir Zahra rewel Mbok, kemarin badannya anget setelah imunisasi, makanya tadi aku langsung pulang," jawab Maryam.
"Ya sudah, sana ganti baju dulu Nduk, Simbok siapkan wedang jahe panas supaya kamu ndak masuk angin," ucap Simbok sambil berjalan menuju dapur.
Maryam pergi ke kamar dan mengganti bajunya. Kemudian ia pergi ke pancuran di belakang rumah untuk mengambil wudhu. Lalu sambil mengeringkan rambut, ia berjalan mendekat ke tempat Zahra yang tengah tidur pulas. Pelan-pelan tangannya menyentuh dahi putrinya.
"Alhamdulillah, sudah ndak panas lagi," gumamnya lirih.
"Mbok, Simbok istirahat saja dulu, Zahra biar aku yang jagain," ucap Maryam sambil memegang segelas wedang jahe panas buatan Simbok. Maryam paham akan kondisi kesehatan Simbok, usianya sudah mendekati 65 tahun. Selama Maryam pergi mengajar, Simboklah yang merawat Zahra di rumah.
Maryam dipercaya untuk menjadi guru PAUD di desanya. Meskipun hanya lulusan SMA, tapi akhlak dan budi pekertinya dinilai baik untuk mendidik anak-anak usia dini di desanya. Ia tak pernah memperhitungkan gajinya yang kecil. Ia hanya ingin anak-anak usia dini di desanya mendapatkan pendidikan yang baik di usia emas mereka. Sore haripun ia masih sempat mengajar di TPQ At Taqwa. Kondisi ekonomi yang kurang baik, memaksa Mas Tarjo, suaminya bekerja menjadi TKI di luar negeri.
Simbok sudah kembali ke kamarnya untuk shalat isya dan tarawih. Usai memastikan Zahra tidur pulas, Maryam berjalan pelan. Ia tak ingin putrinya terbangun. Tangannya meraih jilbab yang tergeletak di sisi tempat tidurnya dan memakainya. Saat ia mengganti bajunya yang basah, Maryam sekalian berwudhu. Ia sudah terbiasa tidur dalam keadaan suci. Diraihnya sebuah mushaf tua, peninggalan ayahnya. Lalu tangannya bergerak membuka lembar demi lembar mushafnya. Tiap kamis malam, ia selalu menyempatkan diri untuk membaca Surat Al Kahfi. Walau sebetulnya tadarusnya sudah nyaris menyelesaikan Surat Al-'Ankabut di bulan Ramadan ini.
Sepuluh ayat pertama Al Kahfi selalu menyentuh hatinya,
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْٓ اَنْزَلَ عَلٰى عَبْدِهِ الْكِتٰبَ وَلَمْ يَجْعَلْ لَّهٗ عِوَجًا
Ayat 1: "Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan Kitab (Al-Qur'an) kepada hamba-Nya dan Dia tidak menjadikannya bengkok."