Mohon tunggu...
Yossie Fadlila Susanti
Yossie Fadlila Susanti Mohon Tunggu... Guru - Pendidik PAUD

Travelling susur tempat bersejarah seperti candi-candi peninggalan nenek moyang, bangunan kuno, dan mengulik sejarahnya adalah hal yang sangat saya sukai disamping profesi sebagai pendidik anak usia dini.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Meraih Seberkas Cahaya

4 April 2023   21:15 Diperbarui: 9 April 2023   14:21 1531
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Ilustrasi: Freepik

          "Ya Allah, kok sampai basah kuyup begitu, mbok ya tadi nunggu hujan reda. Kalau kamu masuk angin kasian Zahra Nduk," ucap Simbok sambil mengambilkan handuk untuk mengeringkan badan anak perempuannya.

         "Aku khawatir Zahra rewel Mbok, kemarin badannya anget setelah imunisasi, makanya tadi aku langsung pulang," jawab Maryam.

          "Ya sudah, sana ganti baju dulu Nduk, Simbok siapkan wedang jahe panas supaya kamu ndak masuk angin," ucap Simbok sambil berjalan menuju dapur.

          Maryam pergi ke kamar dan mengganti bajunya. Kemudian ia pergi ke pancuran di belakang rumah untuk mengambil wudhu. Lalu sambil mengeringkan rambut, ia berjalan mendekat ke tempat Zahra yang tengah tidur pulas. Pelan-pelan tangannya menyentuh dahi putrinya.

           "Alhamdulillah, sudah ndak panas lagi," gumamnya lirih.

           "Mbok, Simbok istirahat saja dulu, Zahra biar aku yang jagain," ucap Maryam sambil memegang segelas wedang jahe panas buatan Simbok. Maryam paham akan kondisi kesehatan Simbok, usianya sudah mendekati 65 tahun. Selama Maryam pergi mengajar,  Simboklah yang merawat Zahra di rumah.

            Maryam dipercaya untuk menjadi guru PAUD   di desanya. Meskipun hanya lulusan SMA, tapi akhlak dan budi pekertinya dinilai baik untuk mendidik anak-anak usia dini di desanya. Ia tak pernah memperhitungkan gajinya yang kecil. Ia hanya ingin anak-anak usia dini di desanya mendapatkan pendidikan yang baik di usia emas mereka. Sore haripun ia masih sempat mengajar di TPQ  At Taqwa.                Kondisi ekonomi yang kurang baik, memaksa Mas Tarjo, suaminya bekerja menjadi TKI  di luar negeri.

             Simbok sudah kembali ke kamarnya untuk shalat isya dan tarawih.  Usai memastikan Zahra tidur pulas, Maryam berjalan pelan. Ia tak ingin putrinya terbangun. Tangannya meraih jilbab yang tergeletak di sisi tempat tidurnya dan memakainya. Saat ia mengganti bajunya yang basah, Maryam sekalian berwudhu. Ia sudah terbiasa tidur dalam keadaan suci.  Diraihnya sebuah mushaf tua, peninggalan ayahnya. Lalu tangannya bergerak membuka lembar demi lembar mushafnya. Tiap kamis malam, ia selalu menyempatkan diri untuk membaca Surat Al Kahfi. Walau sebetulnya tadarusnya  sudah nyaris menyelesaikan Surat Al-'Ankabut di bulan Ramadan ini.

Sepuluh ayat pertama Al Kahfi selalu menyentuh hatinya,

   
                                                          اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْٓ اَنْزَلَ عَلٰى عَبْدِهِ الْكِتٰبَ وَلَمْ يَجْعَلْ لَّهٗ عِوَجًا

Ayat 1: "Segala puji bagi Allah yang telah menurunkan Kitab (Al-Qur'an) kepada hamba-Nya dan Dia tidak menjadikannya bengkok."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun