Mohon tunggu...
Yoseph Mario Nepa
Yoseph Mario Nepa Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa Fakultas Filsafat UNIKA Widya Mandira Kupang

Sementara menjalani masa pendidkan S1 di Fakultas Filsafat Unika Widya Mandira Kupang.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pentingnya Sosialsasi Seksualitas Terhadap Perilaku Seks Remaja Seminaris

9 Desember 2023   21:07 Diperbarui: 9 Desember 2023   21:10 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pada umumnya manusia membutukan seks dalam hidup dan kehidupanya, tindakan seperti ini tidak dapat di pungkiri oleh siapa pun, baik itu orang tua maupun anak muda sekalipun. Seksualitas sendiri merupakan anugrah dari Tuhan sebagai pencipta yang lebih terarah pada suatu perkawinan yang sah. Namun masi ada orang yang salah dalam mentafsirka kata seksualitas ini, di mana mereka lebih menafsikan kata seksualitas itu sebagai suatu tindakan pemuasan atau kenikmatannya sendiri. Sesungguhnya Seksualitas itu lebih bererah pada suatu tindakan yang mencapai suatu kebahagian bersama bukan kebahagian egois. Tindakan seksual yang berara pada egoisme haruslah disingkirkan karena tindakan itu sendiri dapat menganggu hubungan intim kedua patner. Seksualitas akan menjadi sempurna apa bila adanya persetujuan dari pihak lawan, hal inilah yang di sebut dengan cinta atara dua insang yang berbeda.

Seksualitas memiliki dua bentuk yang berbeda yakni seks dan seksualitas. Banyak orang berangapan bahwa seks dan seksuaitas itu sama, tidak ada yang berbeda karena keduanya memiliki tujuan yang sama. Secara umum seks dan seksualitas itu berbeda. Kenapa di sebut berbeda? karena kata seks itu sendiri dipahami sebagi perbedaan badani atau perbedaan biologi antara laki-laki dan perempuan yang mana hal itu lebih berarah pada jenis kelami laki-laki dan jenis kelamin perempuan. Sedangkan seksualitas lebih memiliki ruang lingkup yang lebih luas dibandingkan dengan seks, artinya bahwa seksualitas ini sendiri memiliki beberapa dimensi yang membuatnya lebih luas dibandingkan dengan seks. Dimensi-dimensi yang terdapat pada seksualitas atara lain: dimensi sosial, dimensi biologis, dimensi kultur dan dimensi prilaku. Hal inilah yang membuat kata seks dan seksualitas itu berbeda.

Dalam mencegah adanya seksualitas yang liar atau tidak teratur, pemerita harus lebih cepat menyalurkan informasi seksualtitas ini pada semua remaja dengan cara memberikan sosialisasi disetiap sekolah-sekolah. Sosialisasi ini harus lebih berarah pada  anak-anak Sekolah Menegah Atas(SMA) dan para mahasiwa yang sementara ini sedang menjalani proses masa pubertas, hal ini juga tidak menutupi kemungkinan bagi orang-orang yang sudah berkerja. Dengan adanya sosialisasi seksual pada kaum remaja, dapat mencegah kehamilan di bawa umur dan menambah penggetahuan mengenai seksualitas yang baik dan benar.

Sosialisasi seksualitas pada dasarnya merupakan suatu bentuk aspek yang sangat penting dan berguna dalam membangun pemahaman yang sehat mengenai seksualitas bagi kaum remaja, termaksud para seminaris. Sebagai seminaris remaja, tentunya memerlukan pemahaman yang mendasar dan mendalam mengenai seksualitas yang sehat dan benar serta bertanggung jawab. Sosialisasi seksual bukan saja membahas mengenai fungsi produktif dan anatomi saja, melainkan sosialisasi seksual ini juga dapat menyoroti aspek-aspek penting lainnya, misalnya kesehatan mental, hubungan atarpersonal, nilai dan norma etis, serta norma-norma sosial lainnya yang berkaitan dengan seksualitas.

Berikut ini terdapat beberapa hal penting yang harus seminaris remaja ketahui yaitu pentingnya sosialisasi seksualitas bagi kaum remaja, dalam hal ini seminaris:

  • Emosional dan Kesehatan Mental: Pemahaman yang sehat dan terarah mengenai seksualitas dapat membantu setiap remaja menghadapi konflik internal terkait dorongan seksual dan meminimalkan perasaaan malu dan perasaan bersalah.
  • Pendidikan Kesehatan Reproduksi  Komprehensif: Para seminaris muda juga memerlukan pemahaman mendasar dan menyeluruh mengenai kesehatan reproduksi dan perlindungan diri dari infeksi menular seksual.
  • Mencegah Pelecehan Seksual: Interaksi seksual yang baik dapat  membantu mencegah pelecehan seksual, seperti pelecehan dan penyalahgunaan kekuasaan, dalam lingkungan keagamaan.
  • Memahami Tanggung Jawab: Para seminaris muda juga perlu memahami tanggung jawab yang timbul dalam menjunjung tinggi kewajiban agama dan moral dalam  hubungan antarpribadi.
  • Mengembangkan Keterampilan Komunikasi yang Sehat: Sosialisasi seksual membantu para seminaris muda mengembangkan keterampilan komunikasi yang sehat mengenai masalah seksual baik di lingkungan gereja maupun di masyarakat luas.

Tindakan sosialisasi seksualitas ini tentunya sangatlah penting dan berguna bagi setiap remaja, terutama bagi mereka yang memilih jalur untuk hidup selibat, seperti imam, frater dan seminaris. Melalui pendekatan yang bijaksana, holistik, dan berbasis nilai, para  kaum remaja (dalam hal ini seminaris remaja) dapat dibekali dengan pemahaman yang sehat dan bertanggung jawab mengenai seksualitas, dengan adanya sosialisai seksualitas di lembaga seminari dapat membantu seminaris menjalani kehidupan keagamaan yang seimbang dan bermakna.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun