Mohon tunggu...
Badariah Yosiyana
Badariah Yosiyana Mohon Tunggu... karyawan swasta -

part time student. full time traveler. amateur photographer. lousy writer. music eater. currently living in rainless city, Tainan, Taiwan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Apa kabar Program Desa Mandiri Energi (DME)? (#1)

26 Mei 2011   14:22 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:11 556
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mungkin banyak yang belum tahu tentang program pemerintah yang satu ini. Saya juga tidak sengaja 'berkenalan' dengan program Desa Mandiri Energi atau lebih dikenal dengan DME. Saat ini saya sedang berjuang untuk menyelesaikan studi master saya di National Cheng Kung University, Taiwan. Dari awal diskusi saya dengan Professor pembimbing, beliau sudah memberi isyarat bahwa saya harus memilih topik yang berkaitan dengan negara saya, Indonesia. Beliau berkata bahwa paling tidak, setelah studi saya selesai, ada yang bisa saya berikan untuk Indonesia. Setelah diskusi yang cukup panjang, ditolak beberapa kali, akhirnya tema penelitian saya adalah tentang pengembangan energi terbarukan di Indonesia.  Setelah browsing sana-sini, tanya sana-sini, saya akhirnya saya sampai pada program Desa Mandiri Energi (DME) yang mulai dicanangkan pemerintah pada tahun 2007. Latar belakang Program Desa Mandiri Energi Menurut data pemerintah yang dimuat di website presidenri.go.id, disini disebutkan bahwa

Di Indonesia, terdapat sekitar 70 ribu desa, dimana 45 persen diantaranya adalah desa tertinggal.

Selain itu, menurut Dekrit Presiden No. 5/2006, Pada tahun 2025, energi terbarukan akan mengambil porsi sebesar 17 % dari energi total. [caption id="attachment_110592" align="alignnone" width="614" caption="Dekrit Presiden No.5/2006 tentang kebijakan energi terbarukan (Legowo et al, 2007)"][/caption] Atas dasar itulah Pemerintah Indonesia menetapkan Program Desa Mandiri Energi. Desa yang dicanangkan sebagai DME diharapkan mampu memnuhi sebagian atau seluruh kebutuhan energinya secara mandiri menggunakan energi terbarukan, seperti biofuel terutama jarak pagar, energi matahari, mikrohidro, biogas dan lain sebagainya. Tujuan Desa Mandiri Energi Tujuan program ini adalah untuk mengurangi ketergantungan masyarakat desa terhadap bahan bakar minyak, terutama minyak tanah. Melalui program ini pula, diharapkan mampu mendorong kegiatan ekonomi masyarakat desa, yang pada akhirnya diharapkan mampu mengurangi kemiskinan dan menciptakan kegiatan-kegiatan yang produktif. Program ini menjadi tanggung jawab 7 departemen yaitu Departemen Energi dan Sumberdaya Alam, Departemen Pertanian, Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Departemen Dalam Negeri, Kementrian Negara Pembangunan Daerah Tertinggal, Kementrian Negara BUMN, dan Departemen Kelautan dan Perikanan. Lalu, bagaimana nasib program ini? Sekitar bulan Juli tahun lalu dan Febuari lalu, saya berkesempatan mengunjungi beberapa desa yang dicanangkan sebagai Desa Mandiri Energi, diantaranya adalah Desa Haurngombong di Jawa Barat dengan biogasnya, Desa Cinta Mekar di Jawa Barat dengan mikrohidronya, dan Desa Piyungan, Bantul dengan Biogasnya. Dua desa pertama memang paling banyak muncul ketika saya mencari tahu tentang program DME di mesin pencari. Desa Cinta Mekar Desa Cinta Mekar dibantu dengan yayasan IBEKA, UN-ESCAP dan PLN cukup sukses menggunakan mikrohidro sebagai sumber energi. Dengan menjual listrik yang dihasilkan ke pihak PLN, koperasi mikro hidro cinta mekar sukses memberi perubahan di desa ini. Bantuan pemasangan listrik kepada masyarakat, bantuan kesehatan, beasiswa juga simpan pinjam. [caption id="attachment_110600" align="alignnone" width="502" caption="Desa Cinta Mekar"][/caption] Desa Haurngombong Gerbang ini menyambut saya ketika tiba di Desa Haurngombong. Program biogas memang cukup sukses di sini, bekerja sama dengan PLN dan Universitas Padjadjaran, pengembangan biogas menggunakan plastik banyak dilakukan oleh peternak. [caption id="attachment_110601" align="alignnone" width="502" caption="Desa Haurngombong"][/caption] Ketika saya berbincang-bincang dengan salah satu peternak, yang saya lupa namanya, beliau berkata bahwa pada awal pengembangan, memang banyak masyarakat yang bersemangat untuk menggunakan biogas. Selain bisa menghemat pengeluaran untuk membeli LPG/ minyak tanah, lingkungan sekitar juga menjadi cukup bersih karena kotoran sapi tidak lagi dibuang begitu saja bahkan bisa menjadi pupuk setelah keluar dari reaktor biogas. [caption id="attachment_110604" align="alignnone" width="482" caption="Biogas di Desa Haurngombong"][/caption] Namun, saat ini ada beberapa reaktor yang rusak dan tidak lagi dirawat oleh para peternak. Reaktor dari plastik ini memang gampang rusak, bahkan oleh cakar ayam, gas penampung juga rentan bocor. Selain itu, minyak tanah dengan harga murah juga masih mudah dibeli oleh para peternak, sehingga kebutuhan akan biogas dirasa tidak cukup mendesak. Peternak yang saya temui merupakan salah satu pioner dalam pengembangan biogas di Desa Haurngombong. Jika diantara warga ada yang mengalami masalah terhadap biogas, biasanya beliau yang akan menangani.

"Sebenarnya warga yang lain sudah saya ajarkan cara-cara memperbaiki biogas jika ada kebocoran, Neng. Cuma ya itu, banyak yang pada males ngebenerin sendiri. Jadi tetep we manggil saya umpami aya nu rusak reaktorna."

Demikian jawab beliau ketika saya tanya tentang reaksi masyarakat terhadap penanganan reaktor jika ada yang rusak. Beliau juga menambahkan, jika bantuan dari pemerintah justru membuat para peternak malas jika ada kerusakan terhadap reaktor.

"Da gratis ini Neng, ngapain repot-repot"

Begitu pikiran hampir sebagian besar para peternak.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun