Mohon tunggu...
Yosi Rusmawati
Yosi Rusmawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi

Hallo

Selanjutnya

Tutup

Film

Representasi Feminisme dalam Film Mulan

12 Januari 2022   21:03 Diperbarui: 16 Januari 2022   17:33 1214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Berbicara mengenai feminisme, saya mengingat salah satu film yang merepresentasikan feminisme. Salah satu film Hollywood dengan konsep princess produksi dari Walt Disney, "Mulan" judulnya. Film ini menceritakan, sosok perempuan yang berbeda dengan stereotip perempuan yang ada. Mulan digambarkan berbeda dengan stereotip perempuan pada film princess lainnya.

Film yang disutradarai oleh Niki Caro, mengisahkan tentang perempuan bernama Hua Mulan, putri tertua dari pasangan Hua Zhou dan Hua Li. Mulan tumbuh menjadi perempuan cantik, memiliki karakter yang kuat, dan kesukaannya pada bela diri. Tiba waktunya, Mulan harus melakukan perjodohan untuk memberi kehormatan bagi keluarganya, tetapi perjodohan tersebut gagal karena kekacauan yang ia buat. 

Bersamaan dengan itu, tentara Kaisar datang menyampaikan Dekrit, bahwa satu laki-laki pada setiap keluarga harus bergabung melawan penyerangan oleh Bori Khan. Di keluarga Hua, hanya ada satu laki-laki yaitu ayahnya, tetapi kondisinya tidak memungkinkan untuk berperang. Mulan diam-diam pergi meninggalkan rumah, menggantikan ayahnya dan menyamar menjadi seorang laki-laki.

Sesampainya di barak, tidak ada yang mengetahui Mulan adalah seorang perempuan. Selama menyamar, namanya menjadi Hua Jun, kemampuan bela dirinya setara dengan prajurit lainnya. Tiba waktunya, prajurit tentara harus berperang melawan musuh. Mulan pada akhirnya membuka identitasnya, setelah mengalahkan musuh. 

Ketidakjujurannya membuat Mulan harus dikeluarkan dari prajurit tentara. Mulan yang mengetahui suatu hal, kemudian kembali dan memberitahu tipu muslihat dari Bori Khan. Karena kesetian dan keberaniannya Mulan diberi kepercayaan untuk memimpin pasukan.

Sesampainya disana, pasukan Bori Khan sudah menyerang kekaisaran. Xian Lang, perempuan yang menjadi tangan kanan Bori Khan tidak percaya Mulan menjadi pemimpin di pasukannya. Selama ini Xian Lang tidak memiliki kesempatan yang sama untuknya, tetapi Mulan dapat membuktikannya. Mulan juga membuktikan bahwa ia mampu memberi kehormatan keluarganya kembali dengan menjadi diri sendiri.

Dapat disimpulkan bahwa film Mulan merepresentasikan tiga aliran feminisme, pertama feminisme radikal libertarian, dari kuatnya sistem patriarki dan diskriminasi perempuan yang ada dalam film ini, kedua feminisme liberal, karakter Mulan pada kenyataanya memiliki karakter seorang prajurit jika diberikan kesempatan yang sama dengan laki-laki, dan ketiga feminisme eksistensilisme yaitu bagaimana Mulan memilih untuk melakukan sesuatu yang diinginkan dan berhasil membuktikkan bahwa perempuan mampu memberikan kehormatan keluarganya dengan menjadi diri sendiri.

Yosi Rusmawati, Mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Ahmad Dahlan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun