Mohon tunggu...
Yosi Prastiwi
Yosi Prastiwi Mohon Tunggu... Freelancer - Ibu rumah tangga

Hobi nulis

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

Keluarga Berkah Bukan Berati Tanpa Masalah

14 Februari 2021   10:43 Diperbarui: 18 Februari 2021   20:59 208
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Getty Images oleh Sam Edwards

Apa saya akan lebih bahagia jika dulu menikahnya dengan si A? 

Suami ini tentu kaget. Mereka berumah tangga sekian tahun tanpa konflik yang berarti. Anak keempat mereka masih merah. Kenapa tiba-tiba istrinya mengungkapkan hal seperti ini? 

Mengingat orang yang pernah kita cintai tentu manusiawi. Apalagi jika kondisi saat ini tidak lebih baik daripada sebelumnya. Baik secara ekonomi maupun aspek sosial lainnya. Orang cenderung berandai-andai yang tidak pasti.

Namun, tidak logis membandingkan kehidupan sekarang dengan perasaan di masa lalu. Boleh baper sesaat selebihnya gunakan akal sehat.Kita sibuk membayangkan mantan, belum tentu juga dia mikirin kita. Jatuhnya pada angan-angan kosong.

Penulis kisah ini menyebut perandaian semacam itu sebagai ujian. Godaan berupa bisikan setan. Hadir menghembuskan perasaan was-was pada hati manusia. Si suami sendiri bukannya tidak pernah tergoda. Ia pria biasa yang kadang pernah mengingat perempuan lain pula dari masa lalunya.

Untungnya suami-istri pada kisah ini lantas saling mengevaluasi diri. Mengkomunikasikan hubungan keduanya. Memilih jeda. Menjaga jarak sepekan untuk memupuk rindu. Saat buku ini ditulis, mereka langgeng hidup bersama. Semoga till jannah seperti ungkapan para milenials.

Saya menyelesaikan buku MKCK ini tidak lama kemudian. Kisah-kisah dalam buku ini memang menguatkan dan menghangatkan. Bagi pasangan muda yang baru sembilan tahun menikah, tidak ada salahnya saya belajar pengalaman orang lain. 

Konon pengalaman adalah guru yang terbaik. Masalahnya tidak semua pengalaman itu positif. Ada pula pengalaman berisi cerita negatif. Tapi muslim punya filter untuk semua takdir. Hikmah bagi orang-orang yang berfikir. 

Memang, seseorang pernah menyampaikan pada saya, tidak penting membaca buku-buku pernikahan. Setiap rumah tangga memiliki permasalahan yang berbeda. Tidak semua buku pernikahan punya solusinya. Tentu saja pernyataan ini benar versi laki-laki. Sebab misi laki-laki adalah mendapatkan jalan keluar setiap mereka menemukan masalah.

Berbeda dengan perempuan. Perempuan membaca buku semacam ini bukan mencari solusi. Mereka hanya butuh penguatan. Cerita yang mengandung hikmah selalu bisa menghangatkan hati. 

Apalagi nuansa yang dibangun buku ini mirip seri buku jadul yang sempat populer, chicken soup for love. Bedanya ini versi keluarga muslim. Buku ini digagas Cahyadi Takariawan, seorang konselor keluarga dan teman-teman Jogja bersama Rumah Keluarga Indonesia (RKI). Menariknya, beberapa nama pria tercantum sebagai kontributor buku ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun