Kita ingin mengasuh anak dengan cinta dan iman. Menyusui adalah waktu terbaik melakukannya. Sebab, kamulah orang terdekat sebagai representasi kasih sayang Tuhan yang bisa ia rasakan.
Dear aku di 2021.
Halo Yosi, aku menuliskan ini sambil menyusui bayi. Kuharap kamu akan mengurangi kebiasaan buruk ini 2021.
Aku tahu kadang menyusui bayi terasa begitu membosankan bagimu. Kamu hampir tak bisa bergerak leluasa demi si bayi nyaman menyusu.
 Lebih baik lagi jika proses menyusui ini berakhir dengan bayu tidur pulas. Jika tidak? Tenaga bayi menjadi dua kali lipat sementara energimu terserap habis. Kamu harus makan agar sanggup melanjutkan petualangan bersamanya.
Menyusui juga berarti kamu bisa rebahan sejenak dari kejaran tiga kakak si bayi. Meluruskan pinggang meski pada posisi miring. Dan mengusap layar ponselmu. Persis seperti saat kutulis surat ini.
Kupikir, kita perlu menyusun ulang cara menyusui bayi yang baik dan benar demi efektivitas pengasuhan di masa depan. Ya ampun, berat banget kalimatku. Apa kita perlu bikin penelitiannya dulu?
Aku tahu kamu sudah berpengalaman menyusui tiga kakak bayi lainnya. Masing-masing dua tahun. Tujuh dari sembilan tahun usia pernikahan kamu habiskan dengan hamil-menyusui-melahirkan-mengasuh. Apa kamu tidak capek?
Ah, mari kembali ke perkara menyusui dulu. Soal berapa jumlah anakmu nanti, tolong sampaikan pada suamimu agar mendukung program pemerintah. Slogan dua anak lebih itu baik, masih berlaku ga sih?