Di tengah keindahan Kampung Saung, Desa Talaga, Kecamatan Mancak, terdapat sebuah agro wisata yang memikat hati, Saung Durian, milik Ahmad Safrudin.Â
Keberhasilan usaha ini tak lepas dari sejarah panjangnya yang dimulai sejak orang tuanya sudah terlibat dalam dunia pertanian durian. Sayangnya, bapak Ahmad menjual durian ke pasar.Â
Namun, sejak Ahmad Safrudin terlibat langsung, ia memutuskan mengubah takdir tersebut. Dengan tekad dan semangat yang kuat, ia mengembangkan kebun durian secara ekstensifikasi maupun intensifikasi.
Berpindah dari pasar konvensional, Ahmad Safrudin menciptakan pengalaman berbeda dalam memasarkan Saung Durian. Melalui media sosial, ia mengajak konsumen datang langsung ke lokasi kebunnya di Kampung Saung, atau bahkan menyediakan layanan antar ke alamat konsumen. "KEPUASAN KONSUMEN ADALAH KEBAHAGIAAN KAMI," demikian motto yang menjadi pilar utama pengembangan usaha Ahmad.
Peningkatan kualitas menjadi prioritas Ahmad Safrudin, yang memberikan garansi kepada konsumen bahwa durian yang tidak sesuai dengan standar kelezatan akan diganti. Strategi pengembangan pasar ditekankan melalui media sosial sebagai saluran utama pemasaran.
Mengangkat konsep agro wisata, Ahmad Safrudin menawarkan lebih dari sekadar durian lezat. Saung-saung yang disiapkan di lokasi kebun memberikan sensasi makan durian yang berbeda. Air mineral dan kopi disediakan gratis untuk menambah kenyamanan konsumen. Bahkan, konsumen diberi kesempatan untuk mengunjungi kebunnya dan menikmati wisata alam di sekitar.
Dalam cahaya kunang-kunang yang lembut, konsumen Saung Durian tengah menikmati momen istimewa: makan durian di saung yang nyaman dan penuh kehangatan. Suasana damai dan desir angin membuat setiap gigitan durian semakin mengesankan. Konsumen dengan senyum puas melintas di wajahnya, membuktikan kelezatan durian di Saung Durian memang tak terlupakan.
Foto-foto tak henti diabadikan oleh konsumen yang ingin merayakan momen bersantap durian ini. Saung Durian memberikan latar belakang yang sempurna, dengan deretan durian yang tersusun rapi dan kehijauan kebun yang menenangkan. Beberapa konsumen juga memilih untuk berpose di tengah kebun durian yang hijau, menunjukkan bahwa Saung Durian bukan hanya destinasi kuliner, tetapi juga sebagai tempat yang cocok untuk melarikan diri dari kesibukan perkotaan. Foto-foto spontan ini menjadi kenang-kenangan indah yang selalu mengingatkan mereka pada rasa lezat dan keunikan Saung Durian.
Dalam upaya mendapatkan sumber daya manusia yang handal, Ahmad Safrudin berhasil merekrut 12 orang untuk bergabung dalam timnya. Meskipun pekerjaan ini tidak membutuhkan keterampilan khusus, tetapi Ahmad Safrudin tetap memastikan bahwa timnya mampu memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan.
Alat pertanian konvensional menjadi andalan Ahmad Safrudin dalam menjalankan usaha ini. Namun, tantangan besar muncul dari kendala di lokasi kebun yang tidak memiliki sumber air, hanya mengandalkan tadah hujan, dan ketiadaan listrik yang memaksa mereka untuk menjalankan usaha ini tanpa pasokan listrik di sekitar kebun. Meskipun demikian, semangat Ahmad tidak padam, dan Saung Durian terus menjadi destinasi yang menggiurkan bagi para penikmat durian dan pecinta agro wisata.