Yonatan adalah anak dari Saul, Pemimpin yang berkuasa saat itu, sehingga secara normal, seharusnya penerus kepemimpinan adalah Yonatan.Â
Namun ternyata dalam kenyataannya, karena Saul, sang ayah berbuat salah dan dosa yang fatal, maka tahta beralih ke Daud.Â
Bagaimana reaksi Yonatan terhadap hal ini?Â
Apakah ia lalu marah dan jengkel pada Daud yang seolah - olah "mengambil" tahta darinya?
Sangat luar biasa !!!!
Yonatan sama sekali tidak bersikap seperti itu, justru di suatu kesempatan pertemuan, ia dengan besar hati dan "gentle" mengakui Daud sebagai Pemimpin yang kelak akan menggantikan ayahnya.Â
Apa yang tercatat dari kisah Yonatan di jaman lampau dan Kloop di jaman modern ini, mengajarkan pada kita tentang kebesaran hati untuk mengakui keunggulan "lawan" kita.
Tidak perlu ada amarah, ada caci maki, ada dendam, ada kebencian jika kita belum sukses daripada lawan atau pesaing kita. Justru dengan kita memiliki sifat positif dan hati yang besar memberikan ucapan selamat pada "lawan" kita, hal itu akan membuat hati kita tenang, dan tiada dendam.Â
Dan seraya waktu berlalu, rasa sedih karena kekalahan pun akan terobati, berangsur - angsur membaik dan terlupakan....
" Marilah kita selalu berbesar hati menerima 'ke-belum berhasil-an' saat ini, karena bisa jadi itu adalah sukses yang tertunda. "
(@ Aloha; 15.05.19; by. JK)