Petang tadi saat pulang dari kantor menuju rumah, di sepanjang perjalanan, seperti biasa saya mendengarkan stasiun radio yang memiliki ciri khas selalu menyiarkan situasi terbaru di sekeliling kota tempat saya tinggal.
Hari ini, topik yang menjadi tren adalah mengenai kemacetan di sekitar stadion tempat pertandingan "big match" antara tuan rumah Persebaya v Persib.
Banyak pemirsa radio yang mengeluhkan bagaimana tingkah polah para supporter bola yang dengan seenaknya mengendarai kendaraan di jalanan, saling serobot, konvoi, sehingga jalanan menjadi kacau dan macet parah, bahkan banyak yang terjebak di jalanan selama berjam - jam.
Jalan tol pun ikutan macet, karena akses keluar terhambat.
Bahkan di beritakan bahwa para supporter tersebut ada yang masuk ke jalan tol, dan sudah begitu mereka banyak yang tidak menggunakan helm.
Aparat keamanan hanya mengarahkan agar mereka tidak berbuat anarkis.
Memang tidak semua supporter bola berbuat seperti itu, masih banyak supporter yang dewasa dan bertingkah laku baik, bahkan beberapa rekan kerja saya juga adalah supporter bola yang militan tapi tetap sportif dan bertingkah laku sopan.
Mendengar tingkah laku supporter yang negatif tersebut, seenaknya sendiri, kadang membuat saya trenyuh. Seandainya semua supporter bisa meniru supporter sepakbola Jepang di Piala Dunia 2018 lalu, yang sangat militan membela timnya, namun mereka bisa tertib dan setelah pertandingan malah mereka dengan teratur membersihkan sampah di sekitar stadion serta bersikap ramah dan sportif, tentulah situasinya akan enak dan menarik.
Surabaya memiliki keunikan yang luar biasa, fanatisme para pendukung Persebaya sangatlah luar biasa, ini sebetulnya adalah potensi wisata yang sangat luar biasa jika bisa dikelola dengan baik dan disiplin.
Bisa jadi tiap ada pertandingan Persebaya di Surabaya, akan bisa menarik turis datang untuk menyaksikan semacam festival khas pertandingan sepakbola.
Tidak semua kota di Indonesia bisa memiliki supporter yang fanatik dan unik seperti para pendukung Persebaya.