Mohon tunggu...
Lusia Gayatri Y
Lusia Gayatri Y Mohon Tunggu... -

pemerhati pendidikan anak. blog:lusiagayatriyosef.wordpress.com contact:ms.lusiagayatriyosef@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Saya Ingin Memimpin Pengikut yang…

6 Mei 2014   08:04 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:49 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Halo pembaca,

Apa kabar?

Semoga kita semua masih dalam semangat untuk membuat keadaan lebih baik dan semakin baik.

Pada kesempatan ini saya ingin membagikan pengalaman dalam kesabaran untuk memimpin. Ternyata, kita perlu menyadari bahwa perilaku sabar dalam memimpin sangat dibutuhkan. Pemimpin ibarat seorang guru, pengikut ibarat seorang murid. Apabila kita beranjak dari ibarat tersbut maka sebagai pemimpin harus siap untuk menemui anekaragam pribadi pengikut.

Pertanyaannya adalah bagaimana kalau saya menyukai pengikut yang rajin sementara yang sedang saya hadapi adalah pengikut yang masih membutuhkan bimbingan untuk menjadi pengikut yang rajin?

Saya membayangkan, sungguh, bagaikan menemukan sumber air yang segar saat menemui pengikut yang rajin, insiatif, mau bekerja keras, tidak pantang menyerah, berani mengambil keputusan, memiliki kesabaran, serta mau membantu dalam proses kepemimpinan berjalan. Tetapi dalam kegiatan memimpin, seorang pemimpin akan menemui berbagai macam pribadi pengikut. Saya mengumpamakan kegiatan memimpin seperti seseorang yang senang memasak. Dalam perumpamaan tersebut, seorang yang senang mencoba berbagai aneka resep makanan terus menerus hingga sampai menemukan rasa makanan yang diinginkan.

Berdasarkan perumpamaan sederhana tersebut, marilah kita membayangkan atau memvisualisasikan diri sebagai Individu yang senang memasak. Seorang individu yang senang memasak begitu menikmati bahkan mencari berbagai resep makanan yang menantang mulai dari berdiskusi dengan teman, mencari dari majalah, koran, internet, hingga memodifikasi resep-resep masakan tersebut. Semakin ia mampu menciptakan cita rasa makanan yang lezat maka level professional sebagai Individu yang senang memasak semakin meningkat. Singkatnya, awal mula ia sebagai Individu yang senang memasak pemula, kemudian amatir, hingga mampu memiliki title Individu yang senang memasak profesional.

Saya mengibaratkan proses mempersiapkan bahan makanan- belajar memasak hingga mencapai cita rasa masakan yang diinginkan adalah sesuatu proses yang telah/sedang/akan dipimpin, peralatan memasak adalah media yang mendukung untuk proses kepemimpinan, keterampilan dalam memperlakukan berbagai jenis bahan makanan dan bumbu dapur adalah keterampilan memimpin,  individu yang senang memasak adalah pemimpin. Jadi, ketika pemimpin dapat menggunakan media baik internal (sumber daya yang ada pada dirinya) dan eksternal (sumber daya dilingkungan sekitar seperti buku, internet, pelatihan dan lain sebagainya) dengan baik maka harapannya ia mampu memberikan bimbingan yang terbaik terhadap sesuatu yang dipimpin. Dalam proses waktu berjalan, rasa tanggung jawab akan muncul diiringi dengan rasa sabar.

Sama seperti seorang Individu yang senang memasak, ia memiliki keterampilan unik, artinya ada Individu yang senang memasak yang dapat menaklukkan berbagai macam resep makanan namun ada juga yang hanya mampu memasak resep makanan tertentu saja. Hal tersebut dilatarbelakangi oleh aneka ragam sumber daya yang ada pada diri pemimpin. Dalam hal ini, fokus atau keterampilan pemimpin dalam memusatkan perhatian akan diuji. Jadi, singkat kata, pemimpin perlu memiliki keterampilan memasang target sederhana secara bertahap tetapi stabil dan konsisten sebagai landasan yang kuat untuk target yang jauh ke depan. Landasan inilah yang sebaiknya disampaikan kepada pengikut. Sehingga harapannya, pengikutpun memiliki komitmen untuk memelihara perilaku rajin bekerja dan semangat belajar untuk memimpin juga.

Seperti pada konsep interaksi sosial yakni kemungkinan individu dapat menyesuaikan dengan yang lain, atau sebaliknya (Walgito, 1994). Pengertian penyesuaian di sini dalam arti yang luas, yaitu bahwa individu dapat meleburkan diri dengan keadaan di sekitarnya, atau sebaliknya individu dapat mengubah lingkungan sesuai dengan keadaan dalam diri individu, sesuai dengan apa yang diinginkan oleh individu yang bersangkutan (Walgito, 1994).

Baiklah, para pembaca, Semoga semangat menjadi lebih baik selalu menyertai hati kita dimanapun dan apapun yang sedang kita lakukan. Pada akhirnya, masa depan sudah menunggu untuk diisi perubahan-perubahan sederhana hingga perubahan yang mengagumkan dari pemimpin dan dari yang dipimpin. Selamat menjaga semangat berkooperasi!

Salam hangat & Salam sukses selalu!

Daftar Pustaka:

Walgito, B. (1994). Psikologi sosial: Suatu Pengantar. Yogyakarta: Penerbit Andi Offset.

Daftar Kata:

ber·ko·o·pe·ra·si v bekerja sama; menjalin kerja sama

be·ra·ni a mempunyai hati yg mantap dan rasa percaya diri yg besar dl menghadapi bahaya, kesulitan, dsb; tidak takut (gentar).

ra·jin a 1 suka bekerja (belajar dsb); getol; sungguh-sungguh bekerja; selalu berusaha giat.

ini·si·a·tif n prakarsa.

ma·las a 1 tidak mau bekerja atau mengerjakan sesuatu.2 segan; tidak suka; tidak bernafsu.

pra·kar·sa n upaya, tindakan mula-mula yg dimunculkan oleh seseorang; inisiatif; ikhtiar.

pro·fe·si·o·nal /profésional/ a 1 bersangkutan dng profesi; 2 memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya.

sa·bar a 1 tahan menghadapi cobaan (tidak lekas marah, tidak lekas putus asa, tidak lekas patah hati); tabah. 2 tenang; tidak tergesa-gesa; tidak terburu nafsu.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun