Mohon tunggu...
Lusia Gayatri Y
Lusia Gayatri Y Mohon Tunggu... -

pemerhati pendidikan anak. blog:lusiagayatriyosef.wordpress.com contact:ms.lusiagayatriyosef@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Pemimpin yang Termimpi-mimpi

24 April 2014   18:04 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:15 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Halo Pembaca,

Apa kabar?

Semoga kita semua masih dalam semangat untuk membaca dan menambah pengetahuan.

Pada kesempatan ini, saya ingin membahas mengenai bahagia dalam memimpin. Bahagia dapat diartikan sebagai beruntung atau keadaan atau perasaan senang dan tentram (bebas dari segala yang menyusahkan). Sementara itu memimpin memiliki definisi memegang tangan seseorang sambil berjalan (untuk menuntun, menunjukkan jalan) atau melatih (mendidik, mengajar, dan sebagainya) supaya yang dipimpin dapat mengerjakan sendiri.

Apabila kita mengamati dari ilustrasi di atas maka kita dapat menemukan hubungan dari rasa bahagia dalam memimpin. Hubungan tersebut dapat berupa sebuah pertanyaan.

Pertanyaannya adalah bagaimana menghidupkan hubungan rasa bahagia dalam pemimpin?

Pemimpin perlu mengetahui apa yang membuat ia merasa senang. Terutama saat ia mendidik, mengajar, membimbing pribadi yang dipimpin. Hingga akhirnya, pribadi yang dipimpin mampu mandiri dan mengembangkan potensi atau hal-hal positif yang ada pada dirinya. Tentu, hal tersebut erat kaitannya dengan pengetahuan pemimpin akan dirinya sendiri. Terutama hal-hal positif yang ada pada dirinya.

Sudahkah hal-hal positif yang ada pada diri pemimpin berkembang maksimal atau terwujud dalam perilaku nyata?

Seperti yang kita ketahui bahwa manusia adalah makhluk yang dinamis. Definisi dinamis dalam hal ini penuh semangat sehingga cepat bergerak dan mudah menyesuaikan diri dengan keadaan dan sebagainya. Sehingga, perlu juga bagi pemimpin untuk mengadakan refleksi diri guna mempertahankan rasa percaya diri dalam memimpin. Seperti yang diungkapkan oleh Rogers (1961 dalam King, 2010) yang membedakan antara diri sebenarnya (real self) dan diri yang ingin kita capai (ideal self). Definisi diri yang sebenarnya (real self) yaitu diri yang berasal dari pengalaman kita. Definisi diri ideal (ideal self) yaitu diri yang ingin kita capai. Semakin besar selisih perbedaan antara diri sebenarnya (real self) dan diri yang ingin kita capai (ideal self) maka individu akan menemukan ketidakselarasan (incongruence),semakin ia tidak akan dapat menyesuaikan diri.

Pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana cara kita menghadapi ketidakselarasan dalam diri? Rogers memberi saran bahwa untuk meningkatkan penyesuaian dan menjadi “selaras”. Kita dapat mengembangkan lebih banyak mengenai pandangan-pandangan positif pada diri sebenarnya, kemudian mengurangi kekhawatiran mengenai apa yang orang lain inginkan, dan meningkatkan pengalaman positif dalam dunia (King, 2010).

Oleh karenanya, saya berpendapat bahwa para pemimpin memang sebaiknya perlu menjadi pemimpin yang termimpi-mimpi atau selalu bermimpi karena teringat akan sesuatu. Sesuatu dalam hal ini khususnya hal-hal yang ingin dicapai (ideal self). Ketika seorang individu berani menghadapi dirinya sendiri, terutama bersedia untuk menjadi pribadi yang tidak selaras (incongruence) maka pada saat itulah individu belajar keluar dari zona nyamannya dan menemukan lebih banyak diri yang sebenarnya (real self).

Terakhir, tidak ada salahnya kita menghitung keberhasilan-keberhasilan sederhana atas daya dan upaya yang telah dicapai/dimiliki dengan sangat kerja keras. Tidak ada salahnya, kita merayakan keberhasilan-keberhasilan sederhana tersebut. Karena keberhasilan yang mewah akan selamanya selalu dimulai dari keberhasilan sederhana, yang mana keterampilan menghitung berkah ini akan menjadi sahabat bagi kita saat menghadapi ketidakselarasan dalam diri.

Salam hangat & salam sukses selalu!

Selanjutnya, selamat menjadi pribadi yang berani tidak selaras (incongruence) guna menemukan keselarasan (congruence)!

Daftar Pustaka:

King, L. A. (2010). Psikologi umum: Sebuah pandangan apresiatif. Terj. Marswendy, B. Jakarta: Salemba Humanika.

Setiawan, E. (2013). KBBI Offline versi 1.5.1. Retrieved from: http://ebsoft.web.id/kbbi-offline-1-5-1-perbaikan-masalah-suara-beep-di-windows/

Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. (2008). Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional.

Definisi Kata:


  1. Bahagia adalah: 1. Beruntung; berbahagia; 2. Keadaan atau perasaan senang dan tenteram (bebas dari segala yang menyusahkan) (Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, 2008:115).
  2. di·na·mis a penuh semangat dan tenaga sehingga cepat bergerak dan mudah menyesuaikan diri dng keadaan dsb; mengandung dinamika (Setiawan, 2013).
  3. Pemimpin adalah: 1. Orang yang memimpin.; 2. Petunjuk; buku petunjuk (pedoman) (Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, 2008:1183).
  4. Memimpin adalah: 1. Memegang tangan seseorang sambil berjalan (untuk menuntun, menunjukkan jalan, dsb); 2. Mengetuai atau mengepalai (rapat, perkumpulan, dsb); 3. Memandu; 4. Menerangkan paling banyak; 5 melatih (mendidik, mengajar, dsb); supaya dapat mengerjakan sendiri (Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, 2008:1183)
  5. Mimpi adalah: 1. Sesuatu yang terlihat atau dialami pada saat tidur; 2. Angan-angan; khayalan (Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, 2008:1027).
  6. Termimpi-mimpi adalah bermimpi karena selalu teringat (terkenang) akan sesuatu (Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, 2008:1183).
  7. ke·pe·mim·pin·an n perihal pemimpin; cara memimpin (Setiawan, 2013).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun