Kampus Mengajar merupakan salah satu sub program dari Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) yang diusung oleh Kemendikbudristek. Menggandeng kampus-kampus di seluruh IndonesiaBertujuan untuk meningkatkan kemampuan literasi dan numerasi sekolah yang termasuk 3T (Terdepan, Tertinggal, Terluar), program yang diluncurkan oleh Nadiem Makarim ini menjadi salah satu upaya pemerintah dalam mewujudkan langkah SDGs yaitu "Quality Education". Quality Education merupakan salah satu Goals dalam SDGs yang bertujuan untuk memberikan pendidikan yang berkualitas serta merata kepada seluruh warga negara Indonesia.Â
Menggandeng kampus-kampus di seluruh Indonesia, program ini telah berjalan mulai dari bulan februari hingga juni. Salah satu kampus yang juga turut bekerjasama yakni Universitas Negeri Malang. Salah satu mahasiswa Universitas Negeri Malang yang menjadi narasumber ditempatkan di kabupaten Nganjuk, tepatnya di SD Negeri 3 Demangan Kecamatan Tanjunganom.
Pada pra penugasan mahasiswa melakukan pengamatan terhadap situasi di sekolah penempatan. Berdasarkan hasil pengamatan ternyata masih terdapat beberapa siswa yang belum fasih membaca, terdapat 3 siswa yang terdeteksi belum mampu membaca dengan lancar. Hal ini didukung oleh pernyataan guru wali kelas siswa yang bersangkutan "memang ada beberapa anak yang belum bisa membaca pada awal tahun ini, namun alhamdulillah sekarang salah satunya sudah bisa membaca." ucap guru wali kelas. Selain itu mahasiswa juga melaksanakan pre-test AKM Kelas khususnya bagi kelas 5 untuk memastikan kemampuan siswa dengan lebih akurat.
Sebagai langkah implementasi, dibuatlah program literasi dan numerasi bagi siswa di SD Negeri 3 Demangan. Beragam metode diterapkan pada program literasi sesuai dengan jenjang kelas sasaran, seperti mendongeng bagi kelas 1-3, menganalisis paragraf bagi kelas 4-6, serta menceritakan kembali isi buku pada kartu literasi. Beragam metode ini dilakukan untuk membiasakan siswa membaca buku selama 15 menit sebelum pembelajaran setiap harinya. "iya, kami pakai beberapa metode literasi agar siswa tidak bosan kalau pakai metode yang itu-itu aja." ujar yosi, mahasiswa kampus mengajar yang bertugas di SD Negeri 3 Demangan.
Selain program literasi, program numerasi juga dilaksanakan untuk mengasah kemampuan numerasi siswa. Program ini hanya dilakukan satu kali seminggu, setiap hari rabu. Program ini banyak menggunakan metode permainan untuk memancing siswa mengerjakan soal numerasi sesuai dengan jenjangnya.Â
Permainan yang digunakan juga beragam seperti bola bowling numerasi, peta numerasi, engklek numerasi dan masih banyak lagi. Contoh implementasi pada permainan peta numerasi, siswa diberikan perintah untuk mengumpulkan permen sebanyak mungkin, kemudian siswa diberikan peta yang menunjukkan rute pencarian yang akan mereka tempuh.Â
Pada setiap pos yang ada dalam peta mereka harus dapat menyelesaikan soal maupun pertanyaan yang terkait dengan numerasi untuk mendapatkan permen, kelompok yang paling banyak mendapatkan permen serta paling awal sampai di garis finish akan menjadi pemenang. "kita pakai permainan untuk memancing anak agar tertarik untuk mengikuti program ini, soalnya kan memang kalau di jenjang ini anak-anak banyak yang menganggap matematika itu sulit dan nggak asik jadinya kita ide buat pakai permainan biar seru di mata anak-anak." ujar yosi, jum'at (09/06).Â