Mohon tunggu...
Yoshinta PujayaWalukow
Yoshinta PujayaWalukow Mohon Tunggu... Freelancer - i am a student

Hi, my name is Yoshinta. I am here for my assignment.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Analisis Pengaruh Media terhadap Kenakalan Remaja dengan Teori Model Rangsangan-Reaksi

10 Desember 2021   18:06 Diperbarui: 10 Desember 2021   18:08 730
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

(STIMULUS-RESPONSE MODEL)

Menurut Burhan Bungin (2009, dalam Wardani 2013) media massa merupakan media komunikasi dan informasi secara massal dan dapat diakses oleh masyarakat secara massal juga. Oleh karena itu media massa dapat berbentuk apa saja seperti televisi, radio, internet, surat kabar, majalah dan lain-lain. Semakin canggih teknologi komunikasi juga informasi, maka perkembangan media massa akan semakin sulit terkontrol. Segala macam informasi dan budaya baik itu dalam negeri atau pun yang berasal dari asing dapat dilihat dari layar kaca. Hal ini membuat media massa sangat erat kaitannya dengan kenakalan remaja yang terjadi.

Kenakalan remaja adalah seuatu perbuatan anak di usia remaja yang melanggar hukum atau norma dalam masyarakat. Usia remaja merupakan usia yang mengalami transisi dari usia anak ke usia dewasa. Kenakalan remaja atau bisa disebut juvenile delinquency yang artinya anak remaja adalah suatu proses dari anak-anak yang berubah menjadi dewasa yang memiliki rasa ingin tahu (Risdalina, 2017). Hakikatnya manusia mempunyai hak untuk hidup dan mencari kebahagiaan, tetapi setiap individu tentu akan mengalami proses yang berbeda dalam mencari dan menilai kebahagiaan itu sendiri.

Hubungan media massa dengan kenakalan remaja tidak dapat terhindari. Keduanya pasti memiliki suatu hubungan walaupun hanya sedikit. Rasdalina (2017) menjelaskan bahwa dampak negatif media massa dapat membawa pengaruh yang buruk terhadap perilaku remaja melalui 2 hal yaitu sebagai rangsangan yang membangkitkan emosi untuk melakukan suatu perbuatan dan dapat menjadi sasaran pendidikan kejahatan. Hal ini disebabkan karena unsur psikologis anak remaja yang belum dapat mengambil pilihan dan berdasarkan kriteria untung atau ruginya.

Usia remaja yang tidak lepas dari tingkah lakunya, menyebabkan masa peraliham menjadi dewasa ini sangat rentan terhadap media massa. Media massa akan mempengaruhi kepribadian anak usia remaja dengan memberikan stimulus atau rangsangan melalui tontonan, sehingga anak usia remaja akan bereaksi (response) sesuai dengan apa yang mereka lihat. Banyak kasus pemerkosaan yang terjadi dilakukan oleh remaja akibat dari tontonan yang tidak selayaknya mereka tonton. Usia remaja tidak akan bisa mengolah pilihan baik atau buruk yang mereka dapat dari tontonan mereka ditambah semangat remaja yang begitu membara mengakibatkan pengambilan keputusan yang tidak matang sehingga terjadilah perbuatan tersebut.

Hal sama terjadi pada tontonan kekerasan yang ditayangkan melalui media. Kumparan.com menjelaskan bahwa tayangan kekerasan merupakan racun bagi anak. Anak berusia 15 tahun dapat membunuh seorang anak 5 tahun karena terinspirasi dari film yang menampilkan adegan pembunuhan dan kekerasan. Hal ini membuktikan bahwa film sebagai media yang menjadi suatu rangsangan (stimulus) yang mengakibatkan reaksi (resoponse) negatif yang dilakukan oleh anak remaja.

Kenakalan remaja terburuk yang dapat terjadi adalah bullying karena dampak terhadap korban yang langsung menyerang psikologinya dan sulit untuk melacak pelakunya. Tidak hanya pelaku yang melakukan kenakalan berupa bullying, tetapi korban dari bullying pun beresiko untuk melakukan kenakalan lainnya untuk menekan depresi yang diterima seperti dengan cara penyalahgunaan narkoba. Dengan perkembangan media, sekarang kejahatan tersebut dapat dilakukan di dunia maya atau disebut dengan cyberbullying. Meski kebanyakan kasus cyberbullying umumnya menimpa kaum remaja, tetapi dampak yang akan dihasilkan dapat terus berlanjut hingga korban mencapai usia dewasa. Korban dapat menerima efek samping penyakit mental lainnya seperti depresi, social anxiety, bahkan sampai dengan dorongan untuk melakukan bunuh diri.

Kenakalan-kenakalan tersebut dapat dicegah dengan bantuan orang tua yang lebih mengawasi anaknya dengan lebih mengintensifkan komunikasi dalam keluarga. Jangan sampai anak merasa terabaikan karena orang tua terlalu sibuk mencari nafkah di luar rumah. Selain itu, orang tua dapat lebih mengawasi anaknya dalam penggunaan ponsel dengan cara membatasi penggunaannya.

DAFTAR PUSTAKA

Rusdalina, 2017,'Pengaruh Mass Media terhadap Kenakalan Remaja Ditinjadu dari Psikologi Kriminal', Jurnal Ilmiah "Advokasi", Vol. 05, No. 2, hh.  94-109

Wardani A. D. K., 2013, 'Kontribusi Media Massa dalam Perubahan Perilaku Remaja di Dusun Bawang, Kaloran, Temanggung', Yogyakarta

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun