Hari ulang tahun, adalah hari spesial bagi tiap orang. Pada peringatan hari jadinya, baik itu dirayakan pada hari H, maupun tak lama setelahnya, tiap orang pasti mengharapkan kado spesial, atau hal-hal lain, yang sifatnya positif. Tapi, kadang apa yang diharapkan itu, tidak menjadi kenyataan. Bahkan, kadang seseorang harus mendapat hal yang tak mengenakkan, di hari spesialnya.
Situasi tidak mengenakkan itu, baru saja dialami Jorge Sampaoli, pelatih Sevilla (Spanyol) asal Argentina. Sehari (waktu GMT) setelah hari ulang tahunnya yang ke 57, yang jatuh pada 13 Maret lalu, Sampaoli memimpin Sevilla menghadapi tuan rumah Leicester (Inggris), pada leg ke 2 babak 16 besar Liga Champions Eropa. Pada leg pertama, Sevilla meraih kemenangan 2-1 di kandang. Ini menjadi modal mereka, untuk dapat mencetak sejarah lolos ke babak 8 besar. Sebelumnya, prestasi tertinggi mereka adalah mencapai babak 16 besar pada tahun 2008. Ketika itu, Sevilla harus tersingkir, setelah kalah dari Fenerbahce (Turki), yang dilatih Zico, legenda Brasil.
Meski bermain di kandang lawan, Sevilla tetap memainkan sepakbola menyerang. Setelah mengawali laga, dengan positif, Sevilla justru kebobolan, oleh gol Wes Morgan pada menit ke 27, memanfaatkan umpan Riyad Mahrez. Setelahnya, Sevilla terus menyerang pertahanan Leicester, untuk membalas gol itu. Tapi, Leicester justru menambah gol, lewat Marc Albrighton di menit ke 54.
Kesialan itu bertambah, setelah pada menit ke 74, Samir Nasri mendapat kartu kuning keduanya, alias kartu merah, setelah menyundul Jamie Vardy. Sampaoli yang memprotes keras keputusan itu, lalu diberi kartu merah oleh wasit. Karena protesnya dinilai terlalu keras. Akibatnya, Sampaoli harus pindah ke tribun penonton.
Secercah harapan bagi Sevilla, muncul pada menit ke 78. Pelanggaran Kasper Schmeichel terhadap Vitolo membuat wasit menghadiahkan penalti kepada Sevilla. Sialnya, eksekusi penalti N'Zonzi diblok Schmeichel. Setelahnya, Sevilla tak mampu menembus pertahanan Leicester, dan harus tersingkir, karena kalah agregat 3-2. Leicester pun maju ke babak 8 besar, dalam debutnya di Liga Champions.
Serangkaian kesialan Sevilla, saat menghadapi Leicester, menjadi paket lengkap kado pahit, untuk ulang tahun ke 57 Sampaoli. Dengan kegagalan ini, praktis fokus Sevilla tinggal di La Liga, dengan lolos ke Liga Champions (peringkat 4 besar klasemen), sebagai target realistis. Mampukah mereka mewujudkannya?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H