Mulai 14 Januari, sampai 5 Februari 2017 mendatang, akan berlangsung turnamen Piala Afrika di Gabon. Dilihat dari waktu pelaksanaannya, turnamen tingkat benua satu ini cukup eksentrik. Karena digelar tiap dua tahun sekali, di awal tahun kalender, sejak edisi 1957, dijadwal ulang tahun 1968, dan 2013. Memang, selain Piala Afrika, turnamen tingkat benua lain, yang digelar tiap 2 tahun adalah Piala Emas CONCACAF (Amerika Utara). Tapi, Piala Emas CONCACAF digelar pada pertengahan tahun kalender (bulan Juni-Juli).Â
Piala Afrika digelar pada awal tahun kalender, dengan pertimbangan; pada waktu ini, kebanyakan kompetisi liga, atau turnamen antarklub, baik tingkat domestik, maupun benua, di Afrika, sudah berakhir menjelang akhir tahun, dan sedang dalam masa libur kompetisi. Tapi, belakangan, pemilihan waktu penyelenggaraan turnamen ini, diprotes klub-klub Eropa, terutama oleh klub-klub Liga Inggris, yang diperkuat bintang-bintang asal Afrika. Karena fase persiapan akhir, dan turnamen Piala Afrka berlangsung di tengah periode sibuk kompetisi di sana.
Berbeda dengan CONCACAF, yang rutin didominasi timnas Amerika Serikat dan Meksiko, atau Piala  Asia, yang rutin didominasi timnas negara Timur Tengah, dan Asia Timur, Piala Afrika tergolong dinamis, karena, negara yang langganan juara, dan bertabur bintang pun belum tentu bisa selalu lolos. Seperti dialami timnas Nigeria (juara edisi 2013), yang gagal lolos di edisi kali ini.Â
Meski tanpa timnas Nigeria, bukan berarti Piala Afrika sepi pemain bintang. Masih ada sejumlah bintang yang akan unjuk gigi di turnamen ini; Pierre Emerick Aubameyang (timnas Gabon/Borussia Dortmund), Sadio Mane (Senegal/Liverpool), Riyad Mahrez (Aljazair/Leicester City), Baba Rahman (Ghana/Schalke 04), Mohammed Salah (Mesir/AS Roma), Eric Bailly (Pantai Gading/Manchester United), dan masih banyak lagi.
Jika melihat kekuatan tim saat ini, juara bertahan Pantai Gading menjadi unggulan terdepan, bersama Aljazair, dan Senegal. Tim yang berpotensi menjadi kuda hitam adalah Kamerun, Ghana, Gabon, dan Mesir. Bagi timnas Pantai Gading, ini adalah uji kapabilitas generasi baru mereka. Karena, pemain dari generasi senior mereka, seperti Yaya Toure, sudah pensiun dari timnas, usai mengantar Si Gajah juara Piala Afrika 2015 lalu, sedangkan, bagi Senegal dan Aljazair, ini adalah ujian sesungguhnya, untuk generasi pemain kali ini, yang diisi pemain-pemain berkualitas. Sementara, bagi tim-tim lainnya, ini adalah kontes unjuk kemampuan generasi baru timnas sepakbola mereka, atau membuat suatu kejutan. Tekanan psikologis terberat ada pada timnas Gabon. Mereka dituntut berprestasi setinggi mungkin, karena Piala Afrika edisi kali ini digelar di kandang sendiri.
Piala Afrika 2017, akan segera dimulai, siapakah yang akan menjadi raja Benua Hitam kali ini?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H