Dalam sepak bola, kita mengenal dua macam tipe pemain; Si Setia, dan Si Petualang. Si Setia adalah mereka, yang memulai dan mengakhiri karier bermain di klub yang sama tanpa pernah berpindah klub. Contohnya; Paolo Maldini (Milan, Italia), dan Carles Puyol (Barcelona, Spanyol). Kedua pemain bertahan ini sama-sama menjadi kapten tim, dan tetap loyal pada klub, apapun kondisinya, sampai mereka pensiun. Pada kasus Maldini, nomor punggungnya selama bermain dipensiunkan tahun 2009, tepatnya saat Maldini pensiun. Nantinya, nomor punggung 3 di AC Milan hanya boleh dipakai anak, dan turunan berikutnya, dari keluarga Maldini. Ini dilakukan Milan sebagai bentuk penghargaan atas pengabdian dan dedikasi Maldini selama 24 tahun bermain di Milan (1985-2009).
Berbeda dengan Si Setia, Si Petualang, adalah mereka yang gemar berganti klub, karena berbagai alasan; mulai dari menambah menit bermain, sampai iming-iming gaji besar. Tapi, awal perjalanan mereka, mungkin tidak seberuntung Bojan Krkic Perez, alias Bojan (26). Pemain blasteran Spanyol-Serbia ini memulai petualangannya di akademi La Masia, dan mencatat debut di tim senior Barcelona era kepelatihan Frank Rijkaard tahun 2007 (musim 2007/2008), saat ia berusia 17 tahun. Dengan tinggi 170 cm, pemain berposisi penyerang sayap/striker ini, langsung dianggap sebagai bintang masa depan klub, seperti Messi saat pertama kali muncul. Perbandingannya dengan Messi tak terelakkan, karena postur, gaya, dan posisi bermain mereka mirip. Ditambah lagi, Bojan juga amat produktif di tim junior Barca.
Di level antarnegara, ketajamannya di level timnas junior, terlihat jelas, saat membela timnas Spanyol U-17 (2006-2007), dengan mencetak 16 gol, dari 20 laga. Performa ini, membuat timnas Spanyol bergerak cepat mengungguli timnas Serbia. Mereka lalu memanggil Bojan ke timnas senior, dan memberinya debut, saat Kualifikasi Piala Dunia 2010 melawan Armenia. Itulah penampilan pertama, dan terakhirnya, di timnas Spanyol sejauh ini.
Saat Pep Guardiola mulai melatih Barca, musim panas 2008, menggantikan Rijkaard, Bojan menjadi bagian, dari tim, meski hanya sebagai spesialis pemain pengganti. Karena, Barca saat itu selalu mempunyai trisula lini depan maut; Henry-Eto'o-Messi (2008/2009), Messi-Ibrahimovic-Pedro (2009/2010), dan Messi-Villa-Pedro (2010/2011). Praktis, Bojan hanya menjadi pemain figuran di Barca. Tapi, ia beruntung, karena berada di tim yang sedang panen gelar juara. Ia di antaranya meraih 3 gelar La Liga (2008/2009, 2009/2010, 2010/2011), 2 gelar Liga Champions Eropa (2008/2009, 2010/2011), dan 1 gelar Piala Raja Spanyol (2008/2009). Total, Bojan mencetak 41 gol dalam 162 laga di semua ajang bersama Barca.
Menyadari karirnya di Barca kurang berkembang, pada musim panas 2011, Bojan pindah dari Barca ke AS Roma (Italia). Ia pindah, tak lama setelah Luis Enrique (kini pelatih Barca) menjadi pelatih Roma. Kepindahan ini, disertai klausul transfer yang rumit, sehingga statusnya terlihat seperti kepemilikan bersama, pola transfer yang lazim terjadi di Italia. Awalnya, ini tampak menjanjikan. Tapi, cedera, inkonsistensi performa, dan pemecatan Luis Enrique, membuat segalanya menjadi sulit. Bojan pun pindah ke AC Milan, sebagai pemain pinjaman. Tapi ia tetap saja sulit berkembang. Petualangannya di Italia pun berakhir mengecewakan. Total, ia hanya mencetak 10 gol dari 54 laga, selama membela Roma, dan Milan, antara tahun 2011-2013.
Pada awal musim 2013/2014, Bojan kembali ke Barca, setelah Roma memutuskan tidak ingin mempertahankan Bojan. Barca lalu meminjamkannya ke Ajax (Belanda). Meski kembali menjadi spesialis pengganti, ia turut berkontribusi mengantar Ajax juara Piala Super Belanda 2013, dan Liga Belanda 2013/2014. Total, ia mencetak 5 gol dari 32 laga bersama Ajax.
Pada musim 2014/2015, Bojan akhirnya benar-benar dilepas Barca. Adalah Stoke City (Inggris), klub yang menjadi pembelinya. Kali ini, Bojan dilepas permanen dengan harga 1,8 juta euro, tanpa klausul apapun. Bersama Stoke, Bojan mampu tampil cukup baik. Total, ia mencetak 15 gol dari 60 laga. Tapi, serangkaian cedera, termasuk cedera lutut parah di awal tahun 2015, membuat menit bermainnya terbatas. Akhirnya, pada Minggu (29/1) silam, ia pun dipinjamkan sampai akhir musim 2016/2017, ke FSV Mainz (Jerman), klub Bundesliga.
Dari wonderkid menjadi petualang Liga-Liga Eropa. Dalam usia masih 26 tahun Bojan sudah berpengalaman main di lima liga papan atas Eropa; La Liga (Barcelona), Serie A (Roma dan Milan), Eredivisie Belanda (Ajax), EPL (Stoke), dan Bundesliga (Mainz). Mengingat usianya sekarang, mungkin daftar ini masih akan bertambah.
Tapi, pada saat yang sama, ini menjadi cerminan, bahwa selain dilatih, seorang pemain muda harus diberi kepercayaan, dan dibina dengan baik. Supaya ia tetap mempunyai cukup ruang untuk mengembangkan potensinya secara optimal. Sehingga, ia dapat menjadi pemain berkualitas.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H