Menjelang putaran final Piala Asia U-20 bulan Februari 2025 di Tiongkok, Timnas Indonesia U-20 melakukan beragam persiapan. Salah satunya, dengan mengadakan turnamen ujicoba di Sidoarjo, pada penghujung bulan Januari 2025.
Berformat turnamen segiempat, Jens Raven dkk sebenarnya mendapat lawan yang cukup pas, karena punya kemiripan karakteristik dengan lawan-lawan di fase grup Piala Asia U-20. Seperti diketahui, Garuda Nusantara mendapat kesempatan berujicoba dengan Jordania, Suriah, dan India.
Kebetulan, Jordania dan Suriah berasal dari Timur Tengah, atau masih satu kawasan dengan Iran dan Yaman, dua lawan di fase grup Piala Asia U-20. Satu lawan lagi adalah Uzbekistan, tim yang sedang berkembang pesat, dan beberapa kali menjadi wakil Asia di turnamen dunia level junior.
Sebenarnya, turnamen seperti ini adalah kesempatan bagus untuk mematangkan persiapan tim. Jadi, kalaupun hasilnya jelek, seharusnya itu bukan masalah besar. Ini bagian dari proses seleksi, dan seharusnya ada alasan untuk optimis, setidaknya karena tim sudah ada progres.
Tapi, jujur saja, dari performa yang ditampilkan Timnas U-20 di Sidoarjo tidak ditemukan alasan logis untuk (setidaknya terlihat) optimis. Kekalahan 0-1 atas Jordania dan 0-2 atas Suriah malah menunjukkan tim yang berangkat sebagai juara Piala AFF U-19 ini seperti sudah mentok di level Asia Tenggara.
Terbukti, meski sudah mulai terbiasa membangun serangan dari bawah dan melakukan umpan kombinasi satu-dua, Garuda Muda tampak sudah kalah mental, bahkan saat belum kebobolan.
Menghadapi Jordania dan Suriah, tim asuhan Indra Sjafri ini tampak panik, tiap kali lawan melakukan "pressing" ketat. Akibatnya, jangankan mencetak gol, membuat peluang gol saja kesulitan, karena  bertahan saja sudah keteteran.
Memang, racikan taktik Indra Sjafri mampu menghadirkan medali emas SEA Games dan Piala AFF U-19, tapi ketika lawan yang dihadapi berasal dari luar Asia Tenggara, situasinya sangat berbeda.
Dari penampilan tim Garuda Nusantara di Sidoarjo, perbedaan ini sudah terlihat. Tim yang bisa mencetak gol dan menang di level Asia Tenggara, langsung kena mental saat kebobolan menghadapi dua tim yang sebenarnya bukan raksasa Asia di level junior.
Masalah mental ini bahkan terjadi, saat Timnas U-20 menghadapi 10 pemain Jordania. Mereka tampak grogi, dan saking groginya, tak ada yang siap mental mengeksekusi hadiah penalti. Pada momen ini, Welber Jardim akhirnya juga gagal mencetak gol, karena eksekusinya mampu diamankan kiper.