Untuk klub yang terbiasa punya target tinggi dan pemain bintang seperti Barca, situasi sekarang mungkin terlihat aneh. Ini bukan Barcelona seperti yang dulu dikenal banyak orang.
Mereka adalah tim dipaksa berada dalam satu situasi "survival mode" tingkat ekstrem, dan harus berjuang, sebatas untuk bisa mendaftarkan pemain. Apa boleh buat, prestasi menjadi satu mimpi yang masih jauh dari jangkauan.
Untuk saat ini, satu hal yang bisa dibilang menjadi penyelamat Tim Catalan ini adalah akademi La Masia yang masih mampu mencetak pemain muda berbakat, dengan Lamine Yamal sebagai bintang generasi terkini. Tanpa akademi tersohor mereka, entah apa jadinya nasib klub di periode krisis ini.
Dengan situasi sulit yang belakangan ada, rasanya musim 2024-2025 akan terasa sangat panjang buat tim kesayangan Barcelonistas. Kecuali ada peningkatan performa signifikan (terlepas dari kondisi finansial klub) rasanya lolos ke Liga Champions musim depan saja sudah menjadi satu kesuksesan tersendiri.
Inilah satu penanda satu masa transisi nan rumit bagi El Barca, setidaknya sampai proyek renovasi dan perluasan Stadion Nou Camp tuntas musim panas 2026 mendatang. Sampai saat itu tiba, kesulitan demi kesulitan keuangan masih akan datang. Otomatis, jika ada trofi datang di periode sulit ini, berarti ada upaya dan talenta luar biasa di sana, mengingat kondisi sulit yang ada.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H