Transisi permainan kurang mulus, dan belum ada skema serangan yang dibangun rapi dari bawah. Kerja sama tim juga kurang padu, karena salah umpan masih kerap terjadi.
Memang, ada rotasi pemain untuk mengakali jadwal pertandingan. Maklum, pada Minggu (15/12) mendatang, partai tandang ke markas Vietnam sudah menunggu.
Masalahnya, strategi rotasi ini malah menunjukkan, Tim Merah Putih punya kedalaman kualitas yang agak timpang. Terbukti, lini belakang yang tidak kebobolan di Myanmar langsung terlihat rapuh di Solo.
Dengan performa sekacau ini, ditambah Marselino Ferdinan dipastikan absen karena suspensi, mengharapkan kemenangan atas Vietnam, apalagi juara Piala ASEAN 2024 jelas masih jauh dari jangkauan.
Maka, ketika PSSI dan publik sepak bola nasional bisa kompak bersikap kalem, bahkan tak menganggap penting turnamen tingkat ASEAN ini, penampilan kacau melawan Laos seharusnya bisa menjadi satu ajang evaluasi.
Selain karena kedalaman kualitas yang kurang, keberadaan sejumlah pemain yang baru mencatat debut di turnamen level senior bersama tim nasional jelas menunjukkan, tim ini masih belum benar-benar menyatu sebagai sebuah unit.
Karena itulah, penampilan lawan Laos yang disikapi dan dimaklumi dengan relatif kalem, seharusnya bisa menjadi kesempatan baik buat tim, untuk tetap fokus di lapangan.
Dengan tidak ada tekanan besar seperti dulu, seharusnya ini jadi ruang untuk berkembang lebih bebas. Selebihnya, tinggal bagaimana tim merespon performa buruk di Solo, dengan menghadirkan perbaikan performa di pertandingan berikutnya.
Bisa?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H