Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Lemparan Jauh, Solusi Cerdik Tim Garuda

11 Desember 2024   08:35 Diperbarui: 11 Desember 2024   08:35 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Robi Darwis dan Pratama Arhan, dua jagoan lemparan jauh Timnas Indonesia(Tribunnews.com)

Timnas Indonesia mengawali perjalanan di fase grup Piala ASEAN 2024 dengan kemenangan 1-0 atas tuan rumah Myanmar, Senin (9/12) lalu. Gol tunggal Asnawi Mangkualam di babak kedua memastikan torehan tiga poin, sekaligus modal positif menuju partai-partai berikutnya.

Meski belum optimal dari segi performa, ada satu poin menarik, yang terlihat dari penampilan tim. Poin itu adalah kehadiran lemparan ke dalam, khususnya lemparan jauh, sebagai "senjata" tim dalam menciptakan peluang gol.

Hadirnya senjata lemparan jauh ini langsung terbukti ampuh, karena mampu merepotkan pertahanan Tim Singa Burma. Gol tunggal yang tercipta di pertandingan ini, bahkan berawal dari lemparan jauh Pratama Arhan, di sisi kanan serangan Indonesia.

Sebelumnya, peran Pratama Arhan sebagai pemain spesialis lemparan jauh memang sudah lama dikenal luas. Setiap kali pemain Suwon FC (Korea Selatan) ini tampil, pasti ada peluang gol yang berawal dari lemparan jauhnya.

Saking ampuhnya, lemparan jauh eks pemain PSIS Semarang ini bisa seberbahaya umpan silang dari situasi sepak pojok atau tendangan bebas. Satu kelebihan yang sebenarnya sudah dikenal luas.

Saking terkenalnya, warganet suporter Timnas Indonesia sampai menyematkan julukan "El Lembing" pada Arhan, karena teknik lemparan jauhnya mirip teknik lemparan pada olahraga lempar lembing.

Meski begitu, Timnas Indonesia punya satu lagi pemain spesialis lemparan jauh, yakni Robi Darwis. Pemain Persib Bandung yang tampil di babak kedua ini juga mampu menebar ancaman buat pertahanan Myanmar, juga lewat lemparan jauh, dengan teknik kurang lebih sama, yakni diawali dengan ancang-ancang cukup panjang, sebelum melempar bola ke jantung pertahanan tim lawan.

Kehadiran spesialis lemparan jauh di kedua sisi lapangan ini, menjadi sebuah fitur unik dalam rancangan taktik Shin Tae-yong. Dengan kelebihan Pratama Arhan dan Robi Darwis, ada satu ruang bebas dalam menyerang, yang justru datang dari situasi lemparan ke dalam.

Situasi lemparan ke dalam sekilas tidak segawat tendangan bebas atau sepak pojok. Hanya saja, jika sebuah tim punya ahli lemparan jauh di kedua sisi sayap, situasinya bisa sangat berbahaya.

Di Myanmar, lemparan jauh mampu menjadi solusi, ketika rencana serangan skematis tidak berjalan mulus. Seperti diketahui, skema serangan Timnas Indonesia sempat buntu, karena tim tuan rumah bermain keras menjurus kasar, dan akurasi umpan yang kurang optimal, antara lain karena kondisi lapangan yang kurang prima.

Di satu sisi, kemunculan lemparan jauh sebagai senjata dalam menyerang, bisa menjadi satu strategi aman sekaligus cerdik. Kebetulan, Myanmar bermain cukup keras, dan ini cukup menggambarkan, seperti apa gaya main cenderung keras, yang bisa saja diperagakan tim kontestan, khususnya selama Piala ASEAN 2024 berlangsung.

Tanpa harus dilanggar keras dan mendapat risiko cedera, kesempatan membuat peluang gol bisa didapat. Lagipula, sudah ada senjata lemparan jauh, di kedua sisi sayap Timnas Indonesia, yang bisa seberbahaya umpan sepak pojok atau tendangan bebas.

Dengan keampuhan dan potensi dampaknya tim-tim lawan jelas akan lebih waspada lagi, dan meminimalkan situasi lemparan jauh sebisa mungkin. Otomatis, Tim Garuda harus lebih efektif lagi dalam memanfaatkan situasi lemparan jauh di pertandingan berikutnya, karena Laos,  Vietnam dan Filipina pasti sudah mempelajari dan mengantisipasinya.

Jika situasi lemparan jauh mampu dimanfaatkan Timnas Indonesia dengan baik, gol ke gawang Myanmar sepertinya baru awal, dari gol-gol lain Timnas Indonesia, yang dimulai dari situasi lemparan jauh, dan kemenangan di Yangoon baru awal, dari rangkaian hasil positif, khususnya di laga-laga berikutnya.

Akankah?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun