Sejak lama, Indonesia dikenal punya budaya minum kopi di sejumlah. Budaya ini tak lepas dari melimpahnya bahan baku kopi di Indonesia, yang wilayah produsennya tersebar dari Aceh sampai Papua.
Kopi sendiri merupakan satu komoditas unggulan dari Indonesia, dan menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara produsen kopi terkemuka di dunia. Marsilani & Sukartiko (2020) menyatakan, Indonesia merupakan salah satu negara produsen kopi terbesar di dunia, selain Vietnam, Brasil dan Kolombia.
Berangkat dari sinilah, bahasan tentang cara meningkatkan kuantitas produksi kopi, informasi jenis-jenis kopi, sampai tren kopi kekinian terus bermunculan di Indonesia.
Meski begitu, ternyata belum banyak yang melihat potensi kopi lokal Indonesia sebagai satu medium diplomasi gastronomi potensial.
Diplomasi gastronomi, atau yang disebut juga gastro diplomasi merupakan satu medium paling umum dalam diplomasi, dengan memanfaatkan kuliner lokal suatu negara (Yusuf, A. M. 2024).
Di level Asia Tenggara, gastro diplomasi mulai dijalankan pemerintah Thailand tahun 2002, dengan membuka resto makanan khas Thailand di berbagai negara, dengan Tom Yam sebagai menu utama. Alhasil, Tom Yam menjelma menjadi satu ikon kuliner khas Thailand.
Belakangan, di wilayah Asia Tenggara, metode gastro diplomasi Thailand juga mulai diterapkan Malaysia, dengan nasi Kandar sebagai jagoannya, dan Vietnam, yang kopi Vietnam drip-nya ikut hadir di sejumlah warung kopi lokal kekinian di Indonesia.
Di level Asia, ada juga Korea Selatan yang mempopulerkan kimchi, dan berbagai produk kuliner khas Korsel lainnya, termasuk mie instan pedas. Di Indonesia, produk kuliner khas Negeri Ginseng tak hanya hadir di restoran, tapi juga merambah ke toko ritel.
Hanya saja, tidak seperti Thailand, gastro diplomasi ala Korea Selatan cukup banyak terbantu oleh meroketnya popularitas global drama Korea (drakor) dan musik KPop, yang merupakan produk budaya populer dari Korsel, khususnya dalam dua dekade terakhir.
Selain drakor dan KPop, ada juga produk kreatif seperti webtoon, yang ikut mempopulerkan kuliner Korea Selatan. Situasinya kurang lebih sama dengan Jepang, ketika manga, anime, musik jejepangan, dan dorama masih berada di masa puncak kejayaan.