Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Bayang-bayang "Dejavu" Mbappe dan Real Madrid

6 November 2024   22:57 Diperbarui: 7 November 2024   11:47 443
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada awal musim 2024-2025, Real Madrid membuat lini depan mereka terlihat mewah, setelah mendatangkan Kylian Mbappe secara gratis dari PSG. Dengan demikian, lengkap sudah kuartet Mbappe, Vinicius, Rodrygo, dan Jude Bellingham.

Jika ini permainan di konsol atau laptop, lini depan Los Blancos akan terlihat menyeramkan. Ada empat pemain bintang dengan kemampuan dan kecepatan di atas rata-rata, yang masih bisa lebih berkembang.

Masalahnya, sepak bola di dunia nyata bukan sebatas urusan data statistik atribut. Ada ego khas pemain bintang, yang harus bisa diredam, dan ada ekspektasi tinggi suporter yang rutin ada tiap musim.

Di Real Madrid, situasi ini sebenarnya sudah biasa. Tim raksasa Spanyol ini sudah terbiasa dengan keberadaan pemain bintang kelas satu. Apalagi, mereka masih dilatih Carlo Ancelotti, pelatih berpengalaman yang kenyang prestasi di level top Eropa.

Dengan keberhasilan Si Putih mengawinkan gelar La Liga Spanyol dan Liga Champions musim 2023-2024, kedatangan Mbappe seharusnya bisa membuat Los Merengues semakin kuat, karena tim yang sebenarnya sudah cukup mewah, mendapat tambahan seorang pemain top.

Itu logika sederhananya, apalagi yang datang ini adalah top skor Piala Dunia 2022, yang juga sempat mencetak tiga gol di partai puncak.

Pada masa lalu, El Real juga pernah kedatangan Ronaldo, top skor Piala Dunia 2002, yang mencetak dua gol di partai final. Dengan kedatangan Si Fenomena, tim berhasil meraih juara liga di musim 2002-2003, dan melangkah jauh di Liga Champions.

Masalahnya, di balik kemewahan yang hadir, ada keseimbangan yang harus dikorbankan. Apa boleh buat, tim yang tadinya sulit dibendung, akhirnya malah terlihat kacau balau.

Baca juga: Ballon D

Pada era Ronaldo dkk, alias Los Galacticos generasi pertama, situasi ini terlihat pada periode puasa gelar antara tahun 2003-2006. Ditandai dengan kedatangan David Beckham dan kepergian Claude Makelele, materi mewah tim ibukota Spanyol akhirnya hanya sukses di sektor bisnis, karena ketidakseimbangan membuat performa tim jauh dari harapan.

Situasi sulit di era 2000-an itu bisa kembali terjadi di era kekinian, karena kedatangan Mbappe justru berdampak negatif pada performa tim, khususnya di lini serang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun