Mohon tunggu...
Yose Revela
Yose Revela Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance

YNWA. Wonosobo, 14 Juli 1992 yoserevela@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Saat Kopi Bertemu Seni

5 November 2024   21:01 Diperbarui: 5 November 2024   21:03 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kebetulan, selain menjadi salah satu negara produsen kopi terbesar di dunia, Indonesia punya banyak kopi khas daerah dengan beragam karakteristik. Sebaran wilayah penghasil kopinya pun luas, karena membentang dari Aceh sampai Papua.

Jika proses pertunjukan karya seni "coffee art" dan fungsi edukasi dapat berjalan lancar, warung kopi kekinian dan kopi kekinian (sebagai produk utamanya) akan sangat layak dihargai sangat mahal sekalipun. Ada satu paket lengkap dengan kualitas dan manfaat terbaik yang memang dihadirkan di sini.

Bukan hanya karena tempatnya yang trendi, lokasinya yang strategis atau punya fasilitas pendukung seperti WiFi gratis, tapi juga karena kualitas produk, dan manfaat edukatif yang dihadirkan benar-benar maksimal, karena dikemas dalam obrolan ringan khas warung kopi.

Jadi, warung kopi ini tak hanya menjual suasana, lokasi, atau fasilitas, tapi sudah melengkapinya dengan produk berkualitas, tenaga ahli, dan manfaat tambahan (khususnya secara edukatif) bagi konsumen.

Meski hal-hal yang dibahas dalam "edukasi kopi" ini terbilang teknis, nilainya akan sangat mahal, jika mampu disampaikan secara sederhana, karena dibutuhkan satu kecerdasan tersendiri, untuk membuat hal-hal teknis dapat disampaikan dengan bahasa yang mudah dicerna.

Inilah tantangan terbesar barista dalam mengedukasi konsumen, dan karena itulah  "coffee art" dapat berperan sebagai pembuka jalan dalam proses edukasi seputar perkopian kepada konsumen.

Menariknya, di sini kita menemukan bersama, sebuah informasi yang bagus bukan dibangun dari seberapa banyak istilah rumit yang digunakan, tapi dari seberapa simpel itu disampaikan, sehingga dapat dipahami dan diterima dengan baik.

Mungkin, perpaduan elemen ini tidak selalu sesuai dengan arus tren kekinian atau kebutuhan aktualisasi diri sebagian orang, tapi inilah pilar-pilar yang harus dimiliki warung kopi kekinian, supaya dapat tetap eksis di tengah berbagai dinamika tren yang berkembang.

Referensi Jurnal:

Amani, A. F., & Ihsaniyati, H. (2020). Barista Art: Coffee Education Strategy to The Community. Mudra Jurnal Seni Budaya, 35(2), 127-132.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun